Rabu, 30 Mei 2012

Kantuk Kanak-Kanak


Kantuk yang turun ke mata kanak-kanak
Siapakah tahu dari mana datangnya
(Gitanyali)

si sulung, siang tadi, letih terjatuh dari sepeda.
pedih perih. tangispun ditahan.
si bungsu, sore tadi, letih bertengkar dengan teman sebayanya
ia lagi belajar berdiplomatika

malam ini, mereka berdua tidur .... mendengkur !!

(Selamat bobok nak !!)




Sumber : Muhammad Ilham Fadli FB (ayah Ifa dan Malika Ilham)
Sumber Foto (www.nakita.com)

Tuhan Maha Indah

Tuhan !!

Engkau Maha Indah dari semua yang indah
Beta juga ingin indah seperti dirimu

 Sumber foto : hening.rumahhati (cc : Muhammad Ilham Fadli FB)

Rabu, 23 Mei 2012

Air Bangis Punya Sejarah


Muara te Air Bangis
Tahun publish : 1910
Arsip KITLV Belanda


Properti Rumah Penjaga Mercusuar di Pulau Pangka Air Bangis.
Tanggal Foto : 31 Desember 1913/Old album 3 / 114. Album dari C.H. Para Goeje
 Arsip KITLV Leiden Belanda


Detasemen infanteri diperintahkan oleh Letnan Air Bangis H. Hartsman
Tahun Foto : 1912
Arsip KITLV Leiden Belanda

Mercusuar Pulau Pangka Air Bangis
Tanggal: 31/12/1913/Album dari C.H. Para Goeje
Arsip KITLV Belanda



Rumah kontroler C. Schultz untuk Airbangis
Tahun publish : 1900/Album dari asisten komisaris C. Schultz
Arsip KITLV Belanda

Jumat, 18 Mei 2012

Ifa dan Malika si Putri Bahari


Di kampung halaman
Pulau Tamiang di balik Pulau Panjang, Air Bangis beberapa bulan lalu
Mengajarkan pada anak, bahwa ia putri bahari

(Ifa dan Malika, belajar berenang, di asin dan birunya laut)



Jumat, 11 Mei 2012

Kritik Lampu Merah

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag

Pagi tadi, hari Sabtu, kami bertiga, saya dan suami serta si bungsu Malika (Adek), pergi ke Pasar Raya Padang. Sementara kakaknya, Iffa, tidak ikut karena sekolah hingga pukul 12 siang. Kami mengendarai sepeda motor revo dari rumah. Dalam perjalanan tersebut, terjadi beberapa dialog antara suami saya dengan Adek. Biasa, sepanjang jalan, banyak hal-hal aneh menurut si bungsu ini yang baginya harus dikonfirmasi pada ayahnya. Di antara dialog tersebut, ada satu yang membuat saya tersenyum, tentang "lampu merah". Begini :

Begitu mendekati Pasar Raya, ada perempatan jalan yang terdapat lampu merah. Kebetulan kami mau belok kiri. Biasanya kalau belok kiri, sebagaimana halnya aturan lalu lintas, si pengendara di perbolehkan untuk terus atau tidak berhenti. Inilah yang kami lakukan ketika dari kejauhan lampu merah masih terlihat menyala. Rupanya, ini menjadi perhatian serius bagi adek.

"Ayah, lampu merah, harusnya kan berhenti. Kok ayah terus saja", kata Adek pada ayahnya.
"Kita kan belok kiri, jadi boleh jalan terus", jawab ayahnya.
"Berarti guru adek di TK salah dong. Kalau lampu merah harus berhenti, tak pernah diterangkan, belok kiri boleh jalan terus", bantah Adek.

Saya dan suami tersenyum.

Kamis, 10 Mei 2012

Syukur Nikmat a-la Menteri Kesehatan : "Berdamai dengan Kanker"

Ditulis ulang : Imla Wifra Ilham 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi inspektur upacara pemakaman mantan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih. Saat memberi sambutan, SBY membacakan kata pengantar buku 'Berdamai dengan Kanker' yang ditulis Endang. SBY terkesan akan kata-kata Endang. "Hadirin, tadi pagi saya membaca kata-kata Almarhumah yang telah dipersiapkan medio April 2011 yang lalu, untuk Pengantar Buku yang berjudul "Berdamai dengan Kanker", yang sangat mengharukan dan penuh dengan kearifan," jelas Presiden SBY saat memberi sambutan dalam upacara pemakaman di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Kamis (3/5/2012). SBY lantas membacakan kata-kata Endang dalam Pengantar buku itu sebagai berikut :

"Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnose kanker paru stadium 4 baru ditegakkan lima bulan yang lalu. Dan sampai kata sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya. Tetapi saya tidak bertanya, "Why me?" "Saya menganggap ini adalah salah satu anugerah dari Allah SWT. 

Sudah begitu banyak anugerah yang saya terima dalam hidup ini: hidup di negara yang indah, tidak dalam peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan sosial ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati, dengan dua putera dan satu puteri yang alhamdulillah sehat, cerdas dan berbakti kepada orang tua. Hidup saya penuh dengan kebahagiaan." 

"So .... Why not? Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kanker paru? Tuhan pasti mempunyai rencanaNya, yang belum saya ketahui, tetapi saya merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisa memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik." 

Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para survivor, mari kita berbaik sangka kepada Allah. Kita terima semua anugerah-Nya dengan bersyukur. Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita lakukan dengan sepenuh hati.  Dan .... jangan lupa, nyatakan perasaan kita kepada orang-orang yang kita sayangi. Bersyukurlah, kita masih diberi kesempatan untuk itu."

:: Membaca kalimat-kalimat di atas, saya kembali memahami bahwa syukur ni'mat itu, tidak harus mengikuti ukuran kebahagian yang dipahami secara umum. "Ketika satu pintu ditutup oleh Tuhan, tanpa kita sadari, pintu-pintu lain banyak yang terbuka". Selamat jalan ke haribaan Allah Azza Wajalla bu Endang. Semoga bahagia selalu. Amin. 

Sumber tulisan (tulisan miring) dan foto : tempointeraktif.com

Membuat Alat Permainan Edukatif


Sumber Foto :
Koleksi Pribadi Imla W. Ilham, S.Ag 
(Kepala PAUD Citra Al Madina)










Citra Al Madina dalam Lanskap Fotografi




































Sumber Foto :
Koleksi Pribadi Imla W. Ilham, S.Ag 
(Kepala PAUD Citra Al Madina)