Minggu, 29 November 2009

Cantik = Bodoh ?

Ditulis Ulang oleh : Imla W. Ilham

Anne Frank dalam The Diary of A Young Girl menulis tentang seorang temannya yang berinisial G.Z.: …….is the prettiest girl in our class. She has a nice face but is a kind of dumb. Membaca tulisannya ini saya jadi teringat lelucon yang menyangkut pautkan Einstein. Alkisah Einstein didatangi seorang wanita yang berminat menjadi istrinya dengan alasan agar ia bias mendapatkan keturunan yang secantik dirinya tapi memiliki kecerdasan sang jenius. Dijawab oleh Einstein: “Yang saya khawatirkan keturunan kita nanti memiliki wajah seperti saya dan mewarisi kebodohanmu”.

Apakah yang cantik itu selalu identik dengan kebodohan? Apakah sudah terbukti bahwa orang yang cerdas cenderung tidak memiliki kecantikan yang sempurna? Jangan berargumentasi dengan film – film James Bond yang bertaburan bintang – bintang cantik yang juga cerdas. Tapi ketika Anne Frank menuliskan diarynya di atas, ia masih berusia belasan. Mestinya ia menuliskannya secara jujur. Lalu, apakah benar jika kebodohan memiliki korelasi dengan kecantikan fisikal? Orang yang cantik, pasti tidak terlalu pintar?

Banyak yang berpendapat seperti itu. Tapi jika kita kaitkan dengan usaha untuk menjadi cerdas, nampaknya memang ada hubungan antara wajah yang cantik dengan kebodohan. Orang yang cantik atau tampan dan menyadari jika dirinya cantik atau tampan, terlebih jika mendapatkan sanjungan terus menerus dari orang – orang yang ada di sekelilingnya, merasa cukup dengan ketampanan atau kecantikannya lalu berhenti berusaha untuk mengembangkan dirinya. Maka, meskipun ia cerdas pada awalnya, karena kecerdasannya tidak mendapatkan perhatian yang serius, kecerdasan ini menjadi tumpul.

Source by : (c) guruindo.com

Jumat, 27 November 2009

Servern Suzuki : "Pidato Anak 12 Tahun yang Membungkam PBB"

Ditulis Ulang Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag (Tulisan ini adalah tulisan pencerahan - "warisan" buat anak-anakku terkasih)

Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yg bernama Severn Suzuki, seorang anak yg pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental Children's Organization ( ECO ). ECO sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak yg mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak" lain mengenai masalah lingkungan. Dan mereka pun diundang menghadiri Konfrensi Lingkungan hidup PBB, dimana pada saat itu Severn yg berusia 12 Tahun memberikan sebuah pidato kuat yg memberikan pengaruh besar ( dan membungkam ) beberapa pemimpin dunia terkemuka. Apa yg disampaikan oleh seorang anak kecil ber-usia 12 tahun hingga bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, lalu saat pidatonya selesai ruang sidang penuh dengan orang terkemuka yg berdiri dan memberikan tepuk tangan yg meriah kepada anak berusia 12 tahun.

Inilah Isi pidato tersebut: (Sumber: The Collage Foundation)

Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization Kami adalah kelompok dari Kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang kesini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja. Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan datang. Saya berada disini mewakili anak-anak yg kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar. Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan habitatnya. Kami tidak boleh tidak di dengar. Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara. Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker. Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya. Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang? Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya! Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita. Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya. Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah. Dan anda tidak dapat engembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Disini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi dan anda semua adalah anak dari seseorang. Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut. Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama. Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang. Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan. Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi. Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi. Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: " Aku berharap aku kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang " Jika seorang anak yang berada dijalanan dan tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah? Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia, seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India .

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini. Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk. Berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut? Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konperensi ini, mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan mengatakan, " Semuanya akan baik-baik saja , 'kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari segalanya.” Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua? Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu, bukan oleh kata-katamu”. Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari. Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut. Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.

Servern Cullis-Suzuki telah membungkam satu ruang sidang Konperensi PBB, membungkam seluruh orang-orang penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya. Setelah pidatonya selesai serempak seluruh orang yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun itu.


Senin, 16 November 2009

ADEK : "Ibunda, Adek Takut Sama Allah"

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag

Dalam tulisan terdahulu, saya dan suami perlu menghadirkan Allah Robbi Izzati dengan "ramah" pada IFA - Sulungku. Saya dan suami merasa tersentak dan harus belajar banyak dari IFA bahwa apa yang selama ini kami ajarkan tentang Allah, nyatanya ditangkap "berbeda" oleh IFA. Kalimat : "Ifa, jangan berbuat seperti itu nak, Allah akan marah bila berbuat tidak baik !" ..... ditangkap oleh IFA : "Allah lagi ... Allah lagi, pemarah betul Allah itu !". Akhirnya, mulai saat itu saya dan suami berusaha menghadirkan Allah yang "ramah" di matanya. Setelah disentakkan oleh IFA, kini kami disentakkan pula oleh ADEK - bungsu kami yang berusia 4 tahun. Bungsu kami ini orangnya agak pendiam, bertolak belakang dengan "tetanya" IFA yang suka bicara (maota). Badannya pun agak bontot. Belakangan ini, ADEK sudah mulai sering menanyakan pertanyaan kritis kepada saya.

Senja itu, hujan sangat lebat mengguyur kota Padang. Kebetulan belakangan ini, kota Padang tak henti-hentinya hujan lebat setiap sore hingga malam. Biasanya, ADEK dan IFA paling suka melihat hujan itu turun. Tapi bukan untuk mandi-mandi hujan. Kebetulan saya agak kewalahan melarang mereka. Akhirnya saya antisipasi dengan rumus : "IFA-ADEK, hari sudah senja dan mulai kelam .... masuk ke dalam rumah nak !. Jangan diluar, Ibunda takut diluar karena senja nan kelam ini, hantu banyak berkeliaran".

Lantas ADEK bertanya, "Hantu itu apa buk ?".
Bingung saya sebentar, kemudian sekenanya saya jawab, "Hantu itu tak nampak, tapi ibunda takut".
"Ayah juga takut, bu", kata Adek lagi.
"Iyaa, apalagi ayah, ia sangat takut pada hantu".
Karena penasaran, ADEK bertanya lagi, "Tapi hantu itu tidak nampak bu ...... kok takut ?".
Saya bingung lagi, "Karena tidak nampak itulah maka ibu dan ayah takut ...... udah, ayo masuk", kata saya sambil menggendong ADEK dan IFA yang tidak protes lagi.
Dalam taraf ini, saya berkesimpulan ........... ada "senjata" ampuh bagi saya untuk melarang ADEK bermain-main di luar bila hari sudah sore atau senja.

Beberapa hari kemudian .............. !
Malam itu, di ruangan tengah, saya, suami, pengasuh anak, IFA dan ADEK sedang menonton TV. Kebetulan saya menonton sebuah sinetron Islami yang ditayangkan oleh TPI. Kami terlihat serius. Tanpa saya nyana ...... Adek bertanya pada saya, "Bu, kok sering orang di TV itu bilang-bilang Allah, tapi Adek tak lihat mana itu Allah?", katanya pada saya. Mungkin ia terinspirasi pada sinetron Islami yang sering mengeluarkan kata-kata Allah.
Saya jawab pula dengan sekenanya, "Allah itu tidak nampak, nak. Allah itu Tuhan kita"
Jawab ADEK, "Ihhhh, berarti Allah itu sama dengan hantu ya bu, hantu tidak terlihat, Allah juga ... berarti Adek harus takut sama Allah".
Saya dan Suami : "terkejut, melongo dan tersenyum.
Ya Allah Robbi Izzati ..... ADEK telah berikan pada kami pelajaran. Sebelum ini Allah harus kami "ramahkan" di depan IFA, maka di depan ADEK, Allah harus kami "familiarkan". Saya sayang dengan keluargaku.

Insert : Foto ADEK waktu berumur 8 bulan



Rabu, 11 November 2009

Ya Allah ....... Saya Bersumpah

Aku Letih
Dengan Semua Parodi Dunia
Hukum bukan lagi buat mereka yang berhak
Kuasa dan Uang telah bertahta

Ya Allah ........... !!!
Dengarlah Persumpahanku

Saya bersumpah tidak pernah
terima sejumlah dana reksa
penampar wajah keluarga tercinta
air mata di berita adalah penegasnya

Saya bersumpah tidak pernah
diberi sejumlah surga dunia
pencoreng iman dan ketaatan ibadah
ayat suci di udara adalah penegasnya

Saya bersumpah tidak pernah
dijejal sejumlah dana tak terduga
penyumbat mulut juga hati nurani
kurang bukti adalah penegasnya

Saya bersumpah tidak pernah
disodorkan sejumlah tuhan dunia
yang bentuk tunainya asing di mata
pengacara senyum adalah penegasnya

(inspirasi : suarakepala.com)

Ketika Malam Dingin

Dalam dekapan dingin
Empat Tangan Mungil
Dari .......
Dua Putri Terkasihku
Menjadi Penghangat
Pada Malam Itu

Dalam Dekapan Dingin
Tiga Perempuan
Aku ....
Dua Malaikat Kecilku ....
Berada dalam Dekapan "Lelaki-ku"

Tuhan .... Robbi Izzati
Akankah ini
Hanya dalam Dekapan Dunia ?

Aku Ingin Tuhan .... Robbi Izzati
Di "Alam Sana" Nanti
Ini Aku Alami dengan Abadi

Bila Engkau Beri Aku Sorga
Sementara Dekapan ini "Entah Dimana"
Biarlah Sorga Tak Kualami
Tapi ....
Tuhan ...... Robbi Izzati
Berikan Kepadaku Dekapan ini

(Malam Dingin, Awal September 2009 ..... Ketika aku bahagia dalam dekapan orang-orang yang aku cintai)