Rabu, 24 Agustus 2011

Selamat Idhul Fitri 1432 H./2011 M. : "Pulang Kampung"

Ditulis ulang : Imla W. Ilham
(c) Muhammad Ilham

Hamba Rindu Kampung. Tanah Tumpah Darah Ibunda, yang memasak LEMANG jelang Lebaran. Dengan lentik kasih, membedaki Hamba Subuh Takbir Syawal Menjelma. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H. (Muhammad Ilham FB)

" ...... Bila kita adalah burung yang terbang jauh di jagat kosmopolitan modern, tentu kita sadari dulunya kita pernah menjadi telur dalam cangkang. Kita sekarang adalah burung-burung rantau yang selalu rindu pada kehangatan sarang ... ! (YB. Mangunwidjaja)

Tradisi mudik berkait sebab akibat dengan fenomena merantau masyarakat urban, pastinya mudik merupakan "kerinduan primordial" terhadap kampung halaman. Tradisi ini bukan sesuatu tradisi yang kebetulan. Tradisi yang menyiratkan sekaligus makna religius dan sosiologis. Melalui ‘pulang kampung’ itu orang ingin kembali kepada keintiman diri melalui reuni kedekatannya dengan keluarga dan sanak saudara di kampung halaman. Pendeknya, fenomena sosial mudik merupakan cermin kerinduan untuk bersilaturahmi dalam kelekatan intim dengan Tuhan dan sesamanya. Semakin kita dibawa menjauh dari "titik awal" di mana kita berasal, bentangan dunia kita akan semakin luas, namun kehendak untuk kembali juga semakin besar. Di era gadget dan internet yang semakin memudahkan dan memanjakan kita untuk melakukan kontak melalui media-media jejaring sosial, bahkan untuk melakukan "komunikasi sekarang juga" dengan siapa pun di belahan dunia mana pun, justru akan membuat kita tambah memberi arti pada kerinduan pulang kampung. Perpindahan dan ruang jelajah kita hingga ke ujung-ujung pergaulan kosmopolitan, seperti meregang kita dalam sentrifugal emosi untuk kembali ke pusaran diri yang intim. Sejatinya setiap manusia selalu merindukan keintiman. Kerinduan pada yang intim itu semakin membesar manakala kita semakin jauh menjelajah atau pergi merantau.








للّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، وَلِلّهِ الْحَمْ

اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ اَللّه اَكْبَرُ،اَللّهُ اَكْبَرُ، وَلِلّهِ الْحَمْدِ

تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّ وَ مِنْكُمْتَقَبَّلْ يَا كَرِيْمُ

تقبل الله منا ومنكم صيا منا وصيا مكم من العا أدين والفا أزين




Photo's : www.infomudik.com/vivanews.com/detik.com

Kamis, 11 Agustus 2011

Al-Qur'an, Ramadhan dan Teknologi

Ditulis ulang : Imla W. Ilham

Sering kita menjumpai teman-teman yang mau berlama-lama memelototi Ponselnya. Di bulan Ramadhan ini, kebetahan memelototi ponsel tersebut berhubungan dengan content yang berbau ibadah. Bukan menelepon, mengetik sms juga tidak. Melalui Ponsel, sekarang orang bisa mengaji. Ya, ternyata memang teknologi sudah semakin dewasa. Al Qur’an yang aslinya dalam bentuk kitab suci sudah terkonversi dalam bentuk digital yang dapat dinikmati melalui ponsel atau komputer. Apakah bagus? Jelas bagus, karena membaca Al Qur’an menjadi semakin sederhana, kapan pun dan dimana pun. ‘Tak perlu berwudhu’ karena kita tidak sedang memegang Al Qur’an, hanya memegang ponsel. Al Qur’an juga semakin dekat dengan manusia, tinggal klik. Teknologi memudahkan bahkan memanjakan manusia.

Namun negatifnya, karena banyak hal-hal yang bernilai ibadah yang kita tinggalkan, termasuk berwudhu itu. Selain itu, muncul pula ketakutan, Al Qur’an berbentuk kitab akan semakin berkurang produksinya karena tergerus digitalisasi. Saya pribadi tidak khawatir karena saya yakin Allah akan menjaga kesucian dan keabadian kitab Al Qur’an. Kepada teman-teman Muslim, selamat membaca dan mengamalkan Al Qur’an di bulan Ramadhan ini, apapun medianya.

Inspired & Foto : (c) Fachrul K.

Selasa, 02 Agustus 2011

Survival of The Kindest : "Kacamata Kelembutan"

Ditulis ulang : Imla W. Ilham

Seorang guru yang pernah mengajar dari TK sampai SMU pernah bertutur, bila anak-anak TK berkelahi beberapa menit sudah berpelukan. Namun jika siswa tersinggung, diperlukan waktu lama untuk berpelukan kembali. Ini memberi pelajaran, semakin tua seseorang, semakin sulit ia memaafkan. Ini juga yang bertanggungjawab kenapa kerja sama antar orang menjadi tidak sederhana. Mengatur kerja sama antar perusahaan untuk menyelamatkan industri, itu lebih sulit lagi. Menandatangani kesepakatan perdamaian antar negara, itu yang paling sulit. Tentu terlalu dini bila disimpulkan kalau pendidikan dan pengalaman itu berbahaya. Ada memang pendidikan dan pengalaman yang membuat seseorang jadi fanatik, ada juga pendidikan dan pengalaman yang membuat manusia jadi rendah hati sekaligus open minded. Ini yang sulit dicari. Berpendidikan, berpengalaman sekaligus membuka diri pada orang lain. Ia menjadi sulit karena pengetahuan cenderung membangun kotak, kemudian membagi manusia ke dalam dua kelompok. Yang sesuai dengan kotak disebut teman, yang tidak sesuai menjadi lawan. Itu sebabnya banyak perang dan permusuhan di mana-mana.

Pusing dengan hal-hal seperti ini, seorang murid mencoba mengadu pada gurunya. Dengan lembut gurunya berpesan, sesakit apa pun tubuhmu, seberat apa pun beban jiwamu, berjanjilah bahwa manusia tidak pernah menjadi musuh kita. Musuh sesungguhnya adalah kesalahpahaman. Tersentuh oleh pesan-pesan seperti inilah, mereka yang memiliki kedewasaan kemudian menghentikan permusuhannya dengan semua orang. Kemudian pelan perlahan mengurai banyak sekali kesalahpahaman. Bukan dengan perdebatan, melainkan dengan kebaikan. Seperti pesan tetua di Jawa : “huruf Jawa bila dipangku mati”. Dipangku maksudnya diorangkan. Yang mati dalam hal ini bukan tubuhnya, melainkan egonya. Dan tatkala keakuan tewas, ada diri yang lebih agung muncul yang lahir hanya untuk menolong. “Menolong itu sebuah kegembiraan”, begitulah kira-kira prinsip manusia jenis terakhir. Sister Chan Khong dalam Learning True Love menuturkan, bila ia menikah mungkin hanya bisa melayani beberapa anak. Namun tanpa pernikahan, ada ribuan anak yang bisa diselamatkan. Dalam otobiografi pelayanannya ini, wanita lembut ini menjadi ‘pengemis’ ke sana ke mari untuk membangun rumah-rumah yang hancur oleh bom, mengobati anak-anak yatim piatu, membawa mereka kembali ke sekolah di Vietnam. Dan yang paling mengagumkan dari semua ini, di salah satu halaman buku indah ini ia berbisik, ketika meminta bantuan materi ke orang-orang, sesungguhnya ia tidak saja membantu korban perang di Vietnam, namun juga melatih banyak pemberi untuk membangunkan sifat-sifat kebaikan yang ada di dalam dirinya. Terlihat jelas, dalam setiap kegiatan pertolongan, tidak saja yang diberi memperoleh manfaat, yang memberi pun memperoleh manfaat. Bahkan manfaat yang lebih besar: matinya ego sekaligus lahirnya kebaikan. Di jalan ini, berlaku rumus generousity is complete in itself. Pemberian itu sudah sempurna hanya dengan dilaksanakan. Tanpa dihitung, tanpa ditagih, tanpa diharapkan. Ada juga yang menulis : The very purpose of spiritual practise is to serve others. Melayani, itulah satu-satunya tujuan olah spiritual.

Sebagaimana diceritakan rapi oleh film Pay It Forward. Satu kebaikan bisa beranak pinak sampai merubah sebagian besar masyarakat. Andaikan banyak pemimpin yang trampil menyemai bibit-bibit kebaikan (melalui keteladanan), menyediakan lahan pada organisasi yang menghargai pelayanan, serta menyiraminya dengan imbalan memadai, betapa indahnya dunia kerja. Institusi keluarga yang sedang mengalami keruntuhan, hubungan antar manusia yang memanas di mana-mana, juga ikut ketularan. Ia yang tekun di jalan ini akan mengerti, dalam jangka panjang hanya kebaikan yang paling menyelamatkan. Compassion is the best protection. Inilah survival of the kindest. Yang bertahan pada akhirnya hanyalah yang bernafas dengan kebaikan. Ini tidak perlu dilakukan dengan cara yang hebat-hebat. Seorang wanita bule di Ubud Bali memberi makan pada sejumlah anjing kampung setiap hari. Sahabat kasir mengembalikan uang lebih nasabah. Suami membantu isterinya mencuci piring ketika pembantu pulang kampung. Ada Ibu yang menemukan kebahagiaan sekaligus kebanggaan dengan menyayangi anak-anaknya. Tetangga non muslim ikut menjaga rumah-rumah yang kosong di hari-hari lebaran. Mengulangi pesan di atas, ketika kita melaksanakan kebaikan sesungguhnya tidak saja sedang menolong orang, namun juga mendidik diri untuk menjadi baik. Dan kebaikan inilah suatu hari yang akan menyelamatkan. Perhatikan pesan seorang guru: “Memberilah terus menerus. Dan lihat wajahmu berubah menjadi lebih lembut di cermin setelah melakukan banyak pemberian”. Bagi yang sudah ngelakoni, tidak saja muka jadi lembut, kehidupan memunculkan kelembutan di mana-mana. Isteri, suami semuanya terlihat lembut. Bukan karena berubah dalam sesaat, namun karena kaca mata yang dikenakan adalah kaca mata kelembutan. Sehingga semuanya tidak punya wajah lain terkecuali kelembutan.

(c) Gede Prama/blogdetik.com



Foto : Americangalleri

Munajat Sya'ban Jelang Ramadhan Imam Ali bin Abi Thalib

Ditulis ulang : Imla W. Ilham


Semoga Allah menyampaikan shalawat kepada Muhammad rasul-Nya dan keluarganya yang suci dan semoga Allah melimpahkan salam kepadanya sebanyak-banyaknya.



Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah sampaikan salawat kepada Muhammad dan Keluarga Muhammad
Dengarlah doaku, ketika aku berdoa pada-Mu
Dengarlah seruanku, ketika aku menyeru-Mu
Hampiri daku, ketika aku memanggil-Mu

Aku telah lari menuju-Mu
berhenti di hadapan-Mu
bersimpuh pada-Mu, berserah diri pada-Mu
mengharapkan pahalaku dari hadirat-Mu
Engkau ketahui apa yang ada dalam diriku
Engkau kenali segala keperluanku
Engkau arif akan apa yang tergetar dalam hatiku
Tak tersembunyi bagi-Mu urusan kepulangan dan kembaliku
dan apa yang ingin aku ungkapkan semuanya dari mulutku
dan aku ucapkan dengan keinginanku dan mengharapkannya untuk hari akhirku.

Sudah berlaku ketentuan-Mu padaku duhai Junjunganku
apa yang terjadi padaku sampai akhir umurku
baik yang tersembunyi maupun yang tampak padaku
di tangan-Mu bukan di tangan selain-Mu
kelebihanku dan kekuranganku, manfaatku dan madaratku

Tuhanku, jika sekiranya Engkau menahan rejekiku
maka siapa lagi yang akan memberikan rejeki padaku
Jika Engkau mengabaikan aku
maka siapa lagi yang akan membelaku

Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari marah-Mu dan terlepasnya murka-Mu
Tuhanku, jika aku tidak layak memperoleh kasih-Mu
Engkau sangat layak untuk memberikan anugrah kepadaku dengan keluasan karunia-Mu
Tuhanku, seakan diriku telah tersungkur di hadapan-Mu
dan sebaik-baiknya kepasrahaku pada-Mu telah menaungi aku
lalu Engkau berkata apa yang layak Engkau katakan dan Kau liputi aku dengan ampunan-Mu

Tuhanku, jika Engkau ampuni aku siapa lagi yang lebih pantas melakukannya salain-Mu Jika sekiranya ajalku sudah dekat, tetapi amalku tidak mendekatkanku kepadaMu
maka telah aku jadikan pengakuan dosa ini sebagai wasilahku kepada-Mu

Tuhanku, aku telah berbuat zalim dalam memandang diriku
Celaka sudah diriku, jika saja Engkau tidak mengampuninya

Tuhanku, tidak henti-hentinya kebaikan-Mu mengalir padaku hari-hari hidupku,
maka jangan putuskan kebaikan-Mu padaku pada hari kematianku

Tuhanku, bagaimana mungkin aku berputus asa pada pandangan baikku kepada-Mu
setelah kematianku
padahal Engkau tidak memberikan kepadaku selain yang indah saja dalam hidupku
Tuhanku, perlakukanlah aku apa yang Engkau layak melakukannya
Kembalilah padaku dengan karunia-Mu yang Kauberikan kepada pendosa yang sudah dipenuhi kebodohannya

Tuhanku, jika telah Kaututupi dosa-dosaku di dunia
padahal aku sangat memerlukan penutupan pada hari akhirat nanti
karena Engkau tidak menampakkannya di hadapan orang-orang yang saleh
maka jangan mempermalukan aku pada hari kiamat di hadapan para saksi

Tuhanku, anugrah-Mu meluaskan harapku
maaf-Mu lebih utama dari amalku
Tuhanku, bahagian aku ketika berjumpa dengan-Mu pada hari kautetapkan keputusan di antara hamba-hamba-Mu

Tuhanku, permohonan maafku kepada-Mu
adalah permohonan seseorang yang sangat memerlukan penerimaan permohonannya Terimalah permohonan maafku
Wahai yang paling pemurah untuk dimohonkan oleh para pendosa

Tuhanku, janganlah kautolakkan keperluanku
jangan Kausia-siakan kedambaanku
jangan kau putuskan dari-Mu harapanku dan cita-citaku

Tuhanku, sekiranya Engkau ingin menjatuhkan aku, tentulah Engkau tidak memberikan petunjuk kepadaku
sekiranya Engkau ingin mempermalukanku,
tentulah Engkau tidak menyelamatkan daku

Tuhanku, tak pernah aku mengira Engkau akan menolak keperluan yang untuk
memperolehnya dari sisi-Mu telah kuhabiskan seluruh umurku.

Tuhanku, bagi-Mu segala sanjung dan puja, selama-lamanya,
sanjugan yang kekal abadi, berlansung terus,
bertambah dan tak pernah habis, sanjung-puja seperti yang Engkau cintai dan Engkau ridhai.

Tuhanku, jika Engkau menuntutku karena kesalahanku,
aku akan menuntut-Mu dengan maaf-Mu
jika Engkau menuntutku dengan dosaku,
aku akan menuntut-Mu dengan ampunan-Mu
jika Engkau memasukkan aku ke dalam neraka,
aku akan memberitahukan kepada para penghuninya bahwa aku mencintai-Mu

Tuhanku, jika amalku kecil di samping ketaatanku padamu,
kedambaanku besar di samping harapanku kepada-Mu

Tuhanku, bagaimana mungkin aku kembali dari hadirat-Mu dengan tangan hampa yang Kautolakkan,
padahal sangka baikku akan anugrah-Mu
pastilah mengembalikanku dengan keselamatan dan rahmat-Mu yang Kaucurahkan.

Tuhanku, sudah aku habiskan umurku tengelam dalam kelalaian kepada-Mu;
telah aku hancurkan kemudaanku dalam kemabukan keterasingan dari-Mu.
Tuhanku, maka aku tidak bangun dari hari-hari ketertipuanku
dan keterperosokanku pada jalan kemurkaan-Mu.
Tuhanku, inilah aku hamba-Mu anak hamba-Mu menghadap-Mu
bertawasul kepada-Mu dengan kemurahan-Mu.

Tuhanku, akulah seorang hamba yang meninggalkan segala keadaan duka ketika menghadap-Mu dengan sedikitnya rasa maluku akan pandangan-Mu; aku mencari ampunan dari-Mu, karena ampunan adalah sifat kemurahan-Mu.

Tuhanku, aku tidak punya kekuatan untuk meninggalkan maksiatku kepada-Mu kecuali pada waktu Engkau bangunkan aku untuk mencintai-Mu. Dan sebagaimana Engkau inginkan aku untuk menjadi aku seperti sekarang ini, maka aku bersyukur kepada-Mu.karena Engkau telah memasukkan aku dalam anugrah-Mu dan karena Engkau telah membersihkan hatiku dari noda kelalaian pada-Mu.

Tuhanku, pandanglah daku
seperti Engkau memandang orang yang Kau panggil dia
lalu dia menjawab panggilan-Mu
yang Kau bimbing dia dengan bantuan-Mu lalu ia mantaati-Mu
Wahai Yang Dekat dan tidak menjauh dari orang yang kebingungan karenanya
Wahai Yang Pemurah tidak bakhil kepada siapapun yang mengharapkan pahalanya

Tuhanku, anugrahkan kepadaku hati yang kerinduannya mendekatkannya kepada-Mu
dan lidah yang ketulusannya mengankatnya kepada-Mu
dan padangan yang kebenarannya mendekatkanya pada-Mu
Tuhanku, sungguh orang yang mengenal-Mu tidak akan diabaikan
yang berlindung kepada-Mu tidak akan dilalaikan
dan orang yang Kau hampiri tidak akan dibiarkan

Tuhanku, sesungguhnya orang yang mengambil jalan-Mu
akan mendapat pencerahan
orang yang berpegang kepada-Mu akan memperoleh perlindungan
Sungguh aku telah berlindung kepada-Mu

Duhai Tuhanku, janganlah Kau sia-siakan
sangkaku akan kasih sayang-Mu
jangan Kau halangi aku dari santunan-Mu
Tuhanku, tempatkan daku di antara para kekasih-Mu
pada tempat orang yang mengharapkan tambahan kecintaan-Mu

Tuhanku, ilhamkan kepadaku kerinduan
untuk berzikir kepada-Mu setelah berzikir kepada-Mu
Ilhamkan kepadaku keinginan untuk berada pada suka cita
kebahagiaan asma-Mu dan tempat kesucian-Mu

Tuhanku, karena-Mu dan hanya dengan ketentuan-Mu
Engkau masukkan daku pada tempat orang yang mentaati-Mu
dan tempat yang baik dari keridhaan-Mu
karena aku tidak mampu melindungi diriku
dan tidak sanggup memberikan manfaat padanya

Tuhanku, akulah hamba-Mu yang lemah penuh dosa
dan milik-Mu yang penuh noda
janganlah Engkau jadikan daku termasuk
orang yang Engkau palingkan wajah-Mu daripadanya
dan yang kelalaiannya telah menghalangi dari maaf-Mu

Tuhanku, anugrahkan kepadaku kesempurnaan kebergantungan kepada-Mu
terangilah pandangan hati kami dengan cahaya penghilatan kepada-Mu
sehingga mata hati kami menyobekkan tirai-tirai cahaya
dan mengantarkan kami pada mahligai kebeseran-Mu
dan arwah kami bergantung pada keagungan kesucian-Mu

Tuhanku, jadikan daku orang yang Kau panggil dia dan dia menjawab panggilan-Mu
yang Kau perhatikan dia, sehingga ia bergetar karena kebesaran-Mu
Engkau sambut dia secara rahasia dan ia beramal karena-Mu secara terbuka
Tuhanku, aku tidak biarkan keputusasaan mengalahkan sangka baikku kepada-Mu
dan tidak berputus harapanku akan keindahan kemurahan-Mu
Tuhanku, jika kesalahan telah menjatuhkan aku dari sisi-Mu
maka maafkanlah daku dengan seluruh kepasrahanku kepada-Mu

Tuhanku, jika dosa-dosa melemparkan aku dari kemuliaan anugrah-Mu
keyakinan telah mengangkatku kepada kemurahan kasih-Mu

Tuhanku, jika kelalaian telah menidurkan daku
dari persiapan untuk menemui-Mu
telah mambangunkan aku
pengtahuan akan kemurahan anugrah-Mu

Tuhanku, jika besarnya hukuman-Mu telah memanggilku ke neraka
limpahan karunia-Mu telah memanggilku ke surga

Tuhanku, kepada-Mu aku bermohon, kepada-Mu aku berpasrah dan berserah diri
Aku bermohon kepada-Mu agar Kau sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
Aku bermohon kepadamu agar Kau jadikan aku
termasuk orang yang selalu berzikir kepada-Mu, tidak melanggar perjanjian-Mu
tidak lalai dari bersyukur pada-Mu, tidak menganggap enteng perintah-Mu
Tuhanku, gabungkan aku dengan cahaya keagungan-Mu yang cemerlang
sehingga aku menjadi orang yang mengenal-Mu dan berpaling dari selain-Mu
serta takut dan selalu merasa diawasi-Mu, wahai Pemilik keagumgan dan kebaikan.

Sumber :
FB Muhammad Ilham ibn Fadli (Mafâtihul Jinân, bab 2, bulan Sya’ban)
Foto : www.luvislam.com