Selasa, 12 November 2013

Aku Ingin Membeli Waktu Ayah

Diketik ulang : Imla Wifra
(c) Diadaptasi dari buku "Mausu'ah al-Qashash al-Muatsirah", karya Ahmad Salim Baduwailan.


Bocah kecil itu menemui ayahnya yang kecapekan karena kerja. Sebab, dari pagi hingga sore, ia mengontrol berbagai proyeknya. Ia tidak punya waktu untuk tinggal di rumah, selain untuk makan dan tidur.

Bocah itu pun berkata, "Ayah, kenapa ayah tidak lagi mau bermain denganku dan bercerita kepadaku?
Aku sangat merindukan cerita-cerita ayah dan ingin bermain dengan ayah. Bagaimana bila hari ini ayah bermain sebentar denganku dan bercerita satu kisah saja kepadaku?"

"Anakku, Ayah tidak punya waktu untuk bermain. Karena, Ayah memiliki pekerjaan dan waktu Ayah sangat berharga," jawab ayahnya. "Berilah aku satu jam saja dari waktu ayah, karena aku sangat merindukan ayah." "Anakku, Ayah bekerja dan berjuang untuk kalian. Dan waktu satu jam yang engkau inginkan itu bisa Ayah pakai untuk memperoleh penghasilan tidak kurang dari 100 ribu. Jadi, Ayah tidak punya waktu untuk sesuatu yang sia-sia. Ayo, pergilah dan bermainlah bersama ibumu."

Hari demi hari berlalu, dan kesibukan sang ayah semakin bertambah. Suatu hari bocah itu melihat pintu ruang kerja ayahnya terbuka, sehingga ia pun masuk menemui ayahnya dan berkata, "Ayah, berilah aku 5 ribu." 

"Untuk apa? Setiap hari Ayah kan sudah memberimu lima ribu. Ayo, pergi sana. Ayah tidak akan memberimu apa-apa sekarang." Si anak pun pergi dengan perasaan sedih. Sementara, sang ayah duduk sembari berfikir tentang apa yang dilakukannya terhadap anaknya tadi. Ia pun memutuskan untuk pergi ke kamar anaknya, demi menghiburnya dan memberinya uang lima ribu. Bocah kecil itu sangat gembira menerima uang tersebut. Kemudian bocah itu langsung menuju ranjangnya dan membuka bantalnya. Ia pun mengumpulkan uang yang ada di bawahnya dan mulai merapikannya. Lima ribu rupiah tadi untuk melengkapi jumlah uangnya.

"Ayah, sekarang ambillah uang 100 ribu ini dan berilah aku waktu 1 jam dari waktu Ayah," ujar bocah yang polos itu.

Tidak ada komentar: