Minggu, 02 Januari 2011

Cinta itu ada di Rumah

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag
(Kepala PAUD Unggulan Citra Al Madina Padang)

" ....... cinta itu tak mahal dan tak perlu jauh dicari ..!"

Cinta adalah kekuatan magis yang membakar semangat manusia. Siapapun yang mendapatkan bara cinta dari orang-orang dekatnya maka ia akan bangkit dari keterpurukannya dan kemudian menemukan jalan hidupnya. Orang yang frustasi adalah orang yang kehilangan cinta. Cinta adalah jembatan yang dilalui anak manusia untuk mendapatkan kesempurnaan jiwanya. Tanpa cinta, manusia akan menjalani hidup yang basa-basi dan menoton alias menjemukan. Cintalah yang membuat manusia survive dalam mengatasi pelbagai problema dan derita. Rumah adalah tempat pertama dan terbaik untuk menuai cinta. Manusia yang sukses adalah manusia yang memetik embun cinta dan menghisap hembusan angin cinta di rumah nya. Anak yang gagal meneguk secawan cinta dari kedua orang tuanya akan menjadi anak yang terpaksa memburu cinta di luar rumahnya. Orang tua yang gagal menjadi sumber cinta bagi anak-anaknya akan membuat suasana rumah tegang, tak nyaman dan kehilangan fungsi sebagai tempat peristirahatan fisik dan spiritual. Akibatnya, si anak yg tidak menghirup angin cinta di rumah maka bahkan di saat tidur pun pikirannya ke mana-mana. Ia justru merasa tenang saat keluar dan jauh dari rumah.

Memandang wajah orang tua yang kata Nabi SAW. adalah ibadah dan adakalanya saat orang tua gagal menjadi teladan bagi anaknya malah membuat anak ketakutan, gelisah dan salah tingkah. Maka, adakalanya kenakalan remaja didahului oleh kenakalan orang tuanya. Anak yang nakal adalah anak yang gagal meniru orang tuanya, karena orang tua tidak mampu memberikan contoh yang baik bagi anaknya. Sehingga ada dua kemungkinan bagi anak ini: pertama, ia akan mencari contoh di luar. Bila ia mendapatkan teman/pembimbing yang baik maka ia akan menjadi anak yg baik. Atau bila ia menemukan contoh yangg buruk di luar rumah maka boleh jadi ia lebih “nakal” daripada orang tuanya.

Insert : Foto Ifa kala usia 1 tahun (2004) dari kecil disamping "kuat" minum ASI, sangat suka minum susu Milo sambil memeluk boneka atau siku ibunda.... dengan ini biasanya cepat tidur. Memandang wajah mereka, menjadi vitamin tersendiri kala letih. Anak memang simpuls cinta. Mereka membawa pesan bahwa cinta bisa mereka hadirkan, melalui diri mereka. Benar apa yang dikatakan Tagore bahwa kehadiran anak merupakan pesan bahwa Tuhan tak pernah bosan pada manusia. Melihat tumbuhkembang anak, dengan segala dinamika tingkah polahnya, justru tidak membosankan kita.