Minggu, 29 Maret 2009

Tipe-Tipe Orang Tua

Ditulis Ulang oleh : Imla W. Ilham, S.Ag
(Kepala TK-PAUD Citra Al Madina Padang)

Kondisi ketidakpatutan dalam memperlakukan anak telah melahirkan berbagai gaya orang tua (Parenting Style) yang melakukan kesalahan 'miseducation" terhadap pengasuhan pendidikan anak-anaknya. Elkind (1989) mengelompokkan berbagai gaya orang tua dalam mengasuh anak, antara lain:

1. Gourment Parents (ortu borju)
Mereka adalah kelompok pasangan muda yang sukses. Memiliki rumah bagus, mobil mewah, liburan ke tempat-tempat eksotis di dunia, dengan gaya hidup kebarat-baratan. Apabila menjadi orang tua maka mereka akan cenderung merawat anak-anaknya seperti halnya merawat karir dan harta mereka. Penuh dengan ambisi! Berbagai macam buku akan dibaca karena ingin tahu isu-isu mutakhir tentang cara mengasuh anak. Mereka sangat percaya bahwa tugas pengasuhan yang baik seperti halnya membangun karier, maka superkids merupakan bukti dari kehebatan mereka sebagai orang tua. Orang tua kelompok ini memakaikan anak-anaknya baju-baju yang mahal bermerk terkenal, memasukannya ke dalam program-program ekslusif yang prestisius. Keluar masuk restoran mahal. Usia 3 tahun anak-anaknya sudah diajak tamasya keliling dunia mendampingi orang tuanya. Jika suatu saat kita melihat sebuah sekolah yang halaman parkirnya dipenuhi oleh berbagai merk mobil terkenal, maka itulah sekolah dimana banyak kelompok orang tua gourment menyekolahkan anaknya.

2. College Degree Parents (ortu intelek)

Kelompok ini merupakan bentuk lain dari keluarga intelek yang menengah keatas. Mereka sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Sering melibatkan diri dalam berbagai kegiatan di sekolah anaknya. Mereka percaya pendidikan yang baik merupakan pondasi dari kesuksesan bidup. Terkadang mereka juga tergiur menjadikan anak-anak mereka superkids. Terkadang mereka juga memasukkan anak-anak mereka ke sekolah mahal yang prestisius sebagai bukti bahwa mereka mampu dan percaya bahwa pendidikan yang baik tentu juga harus dibayar dengan pantas. Kelebihan kelompok ini adalah sangat peduli dan kritis terhadap kurikulum yang dilaksanakan di sekolah anak-anaknya. Dan dalam banyak hal mereka banyak membantu dan peduli dengan kondisi sekolah.

3. Gold Medal Parents (ortu selebritis)

Kelompok ini adalah kelompok orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi kompetitor dalam berbagai gelanggang. Mereka sering mengikutkan anaknya ke berbagai kompetisi dan gelanggang. Ada gelanggang ilmu pengetahuan seperti Olimpiade Matematika dan sains. Ada juga gelanggang seni seperti ikut menyanyi, kontes menari, terkadang kontes kecantikan. Berbagai cara akan mereka tempuh agar anak-anaknya dapat meraih kemenangan dan menjadi 'seorang bintang sejati'. Sejak dini mereka persiapkan anak-anaknya menjadi Sang Juara. Banyak kasus yang mengenaskan menimpa diri anak akibat perilaku ambisi kelompok gold medal parents ini. Gold medal parents menimbulkan banyak bencana bagi anak-anak mereka!

4. Do it Yourself Parents
Merupakan kelompok orang tua yang mengasuh anak-anaknya secara alami dan menyatu dengan semesta. Mereka sering menjadi pelayan profesional di bidang sosial dan ibadah. Kelompok ini menyekolahkan anak-anaknya di sekolah negeri yang tidak begitu mahal dan sesuai dengan keuangan mereka. Mereka juga bermimpi menjadikan anak-anaknya superkids. Dalam kehidupan sehari-hari anak-anak mereka diajak mencintai lingkungannya. Mereka juga mengajarkan merawat dan memelihara hewan atau tumbuhan yang mereka sukai. Kelompok ini merupakan kelompok penyayang binatang dan mencintai lingkungan hidup yang bersih.

5. Outward Bound Parents (ortu paranoid)
Mereka memprioritaskan pendidikan yang dapat memberi kenyamanan dan keselamatan kepada anak-anaknya. Tujuan mereka sederhana, agar anak-anaknya dapat bertahan di dunia yang penuh permusuhan. Dunia di luar keluarga mereka dianggap penuh dengan marabahaya. Jika mereka menyekolahkan anak-anaknya maka mereka lebih memilih sekolah yang nyaman dan tidak melewati tempat-tempat tawuran yang berbahaya. Kelompok ini kadang terpengaruh dan menerima konsep superkids. Mereka mengharapkan anak-anaknya menjadi anak-anak yang hebat agar dapat melindungi mereka dari segala mara bahaya. Terkadang memasukkan anak-anaknya mengikuti karate, yudo, pencak silat sejak dini untuk melatih kecakapan. Mereka terlalu berlebihan melihat marabahaya di luar rumah tangga mereka, mudah panik dan ketakutan melihat situasi yang selalu mereka pikir akan membawa dampak buruk kepada anak-anak. Akibatnya anak-anak mereka menjadi 'steril' dari lingkungannya.

6. Prodigy Parents (ortu instant)
Merupakan kelompok orang tua yang sukses dalam karier namun tidak memiliki pendidikan yang cukup. Mereka memandang kesuksesan mereka dibidang bisnis merupakan bakat semata. Oleh karena itu mereka juga memandang sekolah dengan sebelah mata, hanya sebagai kekuatan yang akan menumpulkan kemampuan anak-anaknya. Mereka memandang anak-anak mereka akan hebat dan sukses seperti mereka tanpa memikirkan pendidikan seperti apa yang cocok diberikan kepada anak-anak mereka. Mereka mudah terpengaruh kiat-kiat atau cara-cara unik dalam mendidik anak tanpa bersekolah. Buku-buku instant dalam mendidik anak sangat mereka sukai.

7. Encounter Group Parents (ortu ngerumpi)
Merupakan kelompok orang tua yang memiliki dan senang pergaulan. Mereka terkadang cukup berpendidikan namun tidak cukup berada atau terkadang tidak memiliki pekerjaan tetap. Terkadang juga merupakan kelompok orang tua yang kurang bahagia dalam perkawinan nya.Mereka menyukai dan sangat mementingkan nilai-nilai relationship dalam membina hubungan dengan orang lain. Mereka membuang-buang waktu dengan kelompoknya sehingga mengabaikan fungsi mereka sebagai orang tua. Mereka berharap anak-anak mereka jadi superkids. Namun banyak dari anak-anak mereka biasanya kurang menampilkan minat dan prestasi yang diharapkan.

8. Milk and Cookies Parents (ortu ideal)
Merupakan kelompok orang tua yang memiliki masa kanak-kanak yang bahagia, memiliki kehidupan masa kecil yang sehat dan manis. Mereka cenderung menjadi orang tua yang hangat dan menyayangi anak-anaknya dengan tulus. Mereka juga sangat peduli dan mengiringi tumbuh kembang anak-anak mereka dengan penuh dukungan. Mereka memenuhi rumah tangga mereka dengan buku-buku, lukisan dan musik yang disukai anak-anaknya. Mereka berdiskusi di ruang makan, bersahabat dan menciptakan lingkungan yang menstimulasi anak-anak mereka untuk tumbuh mekar disegala potensi dirinya. Anak-anak mereka pun meninggalkan masa kanak-kanak dengan penuh kenangan indah. Kehangatan hidup berkeluarga menumbuhkan kekuatan rasa yang sehat pada anak untuk percaya diri dan antusias dalam kelompok belajar. Kelompok ini merupakan kelompok orang tua yang menjalankan tugasnya dengan patut kepada anak-anak mereka. Mereka begitu yakin bahwa anak-anak membutuhkan proses dan waktu untuk dapat menemukan sendiri keistimewaan yang dimilikinya. Dengan kata lain mereka percaya bahwa anak sendirilah yang akan menemukan sendiri kekuatan di dirinya. Bagi mereka setiap anak adalah benar-benar seorang anak yang hebat dengan kekuatan potensi yang juga berbeda dan unik.

"ANAK ADALAH ANUGERAH TUHAN...SEBAGAI HADIAH KEPADA SEMESTA ALAM, TETAPI CITRA ANAK DIBENTUK OLEH SENTUHAN TANGAN-TANGAN MANUSIA DEWASA YANG BERTANGGUNG JAWAB". Kesimpulannya aku termasuk tipe orang tua yang mana ya?

Pengenalan Tuhan dan Etika Berawal dari Usia Dini

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag
(Kepala TK-PAUD Citra Al Madina Padang)



Di dalam keluarga, orangtua bertanggung jawab memberikan pendidikan bagi anak-anaknya. Pendidikan yang harus diberikan pertama kali dan sangat penting adalah pendidikan agama. Karena, pendidikan agama itu mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik di akhirat maupun di dunia. Bila agamanya baik maka baik pula kualitas manusia itu.

Memberikan pendidikan akidah bagi anak bisa didahulukan dengan mengenalkan Allah swt dan menanamkan kecintaan terhadap-Nya. Orangtua dapat menjelaskan bahwa Allah swt adalah Maha Pencipta semesta alam, dunia beserta isinya, Allah swt adalah Maha Pemberi Rezeki, Maha Baik, Maha Kuasa, Maha Mengetahui dan Mendengar segalanya, dan sebagainya. Kemudian, dengan bertahap anak diajarkan untuk menjalankan semua perintah Allah swt seperti sholat, puasa, dan lain-lain, serta untuk menjauhi segala larangan Allah swt. Salah satu metode dalam pendidikan akidah yaitu metode penghafalan. Hafalan-hafalan yang dilakukan anak-anak akan dapat mengantarnya kepada sebuah pemahaman. Bila sang anak mau menghafalkan dan memahaminya, maka akan tumbuh dalam dirinya sebuah keyakinan. Keyakinan inilah yang akan membuatnya melakukan hal-hal yang benar karena ia tahu keyakinannya itu akan menyelamatkannya di dunia dan di akhirat. Dengan begitu, anak tidak akan menyekutukan Tuhannya, Allah swt.


Hafalan-hafalan yang diajarkan pada anak-anak misalnya saja gerakan dan bacaan sholat, doa-doa, Al Quran, dan adab-adab. Selain itu, penting pula untuk mengajari anak sunnah-sunnah qauli (yang sifatnya ucapan/bacaan), misalnya saja:

  • Membaca bismillah ketika hendak melakukan sesuatu.
  • Membaca doa makan ataupun bismillah ketika hendak makan dan melafalkan hamdalah ketika selesai makan.
  • Memuji Allah saat bersin (mengucapkan Alhamdulillah), dan mengucapkan yarhamukallah ketika mendengar orang yang bersin.
  • Membiasakan mengucapkan Subhanallah bila melihat sesuatu yang mengagumkan.
  • Mengajarkan doa-doa lainnya kepada anak hingga hafal, seperti doa hendak tidur, doa bangun tidur, doa masuk dan keluar rumah, dan lain-lain.


Akhlak merupakan cerminan dari iman yang mencakup dalam segala bentuk perilaku. Pendidikan akhlak juga harus diberikan kepada anak-anak sejak dini agar mereka kelak menjadi manusia yang diridhoi oleh Allah swt dan dapat menghargai semua orang. Pendidikan akhlak adalah proses pembinaan budi pekerti anak sehingga menjadi budi pekerti yang mulia (akhlaqul karimah). Dalam hal ini orangtua sangat berperan dalam memberikan pendidikan agama secara menyeluruh. Selain itu, akhlak anak-anak bergantung pada kebiasaan dan perilaku orangtua dan saudara-saudaranya di rumah. Anak-anak akan mencontoh ayah dan ibunya dalam berperilaku. Anak-anak akan meniru kebiasaan dan tingkah laku orangtua dan saudara-saudaranya. Bila anak sering melihat orang tuanya saling menolong dan bergaul dengan baik, maka anak dengan mudah berprilaku seperti itu pula. Begitupun dengan ucapan-ucapan yang sering didengar oleh anak-anak, akan mudah ditiru oleh mereka. Oleh karena itu, sudah semestinya orangtua dapat menjadi contoh teladan bagi-anak-anaknya, seperti sopan santun dalam bertutur maupun berprilaku sehari-hari. Dalam mengajarkan pendidikan akhlak di rumah, orangtua dapat mengajarkan dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu seperti berbakti pada orangtua, menuruti kata-kata orangtua, sopan kepada orangtua dan saudara-saudara, dan sebagainya.

Insert : IFA latihan Manasik Haji

Jumat, 20 Maret 2009

Sosialisasi Anak dan Televisi

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag
(Kepala PAUD-TK Citra Al Madina Padang)

Dalam zaman kini, kekhawatiran seorang ibu terhadap rasa sepi yang hinggap pada anak-anak mereka di rumah, barangkali sudah tidak lagi menemukan relevansinya. Pertama, di setiap rumah tangga selalu hadir si “tube tolol” (baca: televisi) yang senantiasa menemani si kecil menghabiskan hari-harinya. TV telah menjadi mesin dongeng yang jauh lebih memukau daripada nenek pencerita, yang mudah dilumpuhkan oleh batuk kronis dan kepikunan. Semenjak TV bertengger di ruang tamu, atau bahkan berekspansi ke setiap kamar tidur, orangtua sudah tidak perlu lagi capek-capek mendongeng dan meninabobokan anak. Bagi anak-anak jaman sekarang, cerita kekerasan dan kematian bukanlah sesuatu yang ganjil dan menakutkan. Kedua, Setiap hari mereka duduk di depan TV, mengunyah ilusi-ilusi tersebut yang konon begitu “jorok dan berlumuran darah”. Beberapa Media Massa yang melakukan Survei membenarkan bahwa anak-anak adalah penonton berat televisi. Rata-rata anak usia 2-5 tahun menonton televisi 27,8 jam/minggu. Padahal sekitar 80% dari waktu utama pertunjukkan menampilkan kekerasan. Frekuensi tersebut makin meningkat pada acara kartun Sabtu pagi, yang rata-rata lebih dari 25 episode kekerasan/jam.

Seiring dengan dengan tumbuhnya kepercayaan khalayak pada aneka prasangka psikologis mengenai kerapuhan jiwa anak dan hubungannya dengan TV, akan lebih tepat sekiranya jika kekhawatiran seorang ibu dialamatkan untuk teror mental televisi terhadap perkembangan jiwa anak. TV tampaknya telah menjadi semacam nenek penyihir yang memperkenalkan anak pada pesona kematian (nekrofilia) dan the art of destruction (Yasraf Amir Piliang, 1995). Disinyalir bahwa televisi bukan hanya merupakan hiburan bagi anak-anak, tetapi juga sarana sosialisasi (kekerasan) yang penting.

Cara Mendidik Anak


Jika anak dibesarkan dengan cacian, maka ia akan belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia akan belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia akan belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia akan belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia akan belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, maka ia akan belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengansebaik-baiknya perlakuan,
maka ia akan belajar berkeadilan
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,
maka ia akan belajar menemukan cinta dalam kehidupan

Salah satu sudut kelas (Sempoa Class) di TK-PAUD Citra Almadina

Senin, 16 Maret 2009

NALURI SANG IBU

Sungguh ........ "segunung dan seangkasa" kata-kata, sangat sulit mendeskripsikan dan menarasikan gambar "naluri monyet yang ibu" di bawah ini.





Kamis, 12 Maret 2009

Kesetiaan Pada Pasangan

Oleh : Muhammad Ilham (Ayah Ifa-Adek)

Untuk : "My Soulmate" Imla W. Ilham (Biarlah Engkau yang Tercantik di Hatiku)

M. Fauzil Adzim (1999: 451) mengawali uraian bab 15 dalam bukunya Kado Pernikahan Untuk Istriku. Setelah menikah menurut nya, sepasang suami istri memiliki amanah untuk saling menjaga. Suami menjaga pandangannya sehingga ia tidak memandang dengan perasaan ”besar” kecuali terhadap istrinya. Ia tidak mengangankan orang lain kecuali istrinya sendiri. Tidak ada yang cantik dalam arti sesungguhnya, kecuali istrinya sendiri. Karenanya, para istri hendaknya berusaha membuat pandangan mata suami hanya tertuju pada mereka. Tidak ada peluang yang diberikan bagi para suami untuk memandang yang lain disebabkan mereka tertawan ”pesona” istri mereka di rumah. Jika wajah istri membawa kesejukan, insha Allah mereka tidak tergerak untuk memalingkan pandangan.

Kesejukan wajah lanjut Fauzil Adzim, tidak berhubungan dengan kecantikan. Bagi seseorang yang belum menikah, kecantikan wajah bisa jadi menjadi faktor penting dan mungkin paling menentukan, sehingga ditemukan orang yang menikah atas dasar kecantikan fisik ini. Tetapi bagi seseorang yang sudah menikah, atau menghayati dengan benar sebuah pernikahan, kecantikan wajah menjadi tidak demikian penting. Kecantikan wajah diletakkan dalam nomor sekian. Kesejukan wajah istri ketika dipandang akan jauh lebih penting dibandingkang kecantikannya. Berkenaan dengan hal ini Rasulullah Saw. dalam hadith riwayat Abu Dawud menegaskan bahwa sebaik-baik wanita adalah istri yang shalihah. Jika dipandang menyejukkan mata suaminya, jika diperintah akan taat, dan apabila ditinggalkan ia akan menjaga diri dan hartanya. Istri yang menyejukkan mata suami tentunya tidak hanya berlaku bagi yang memiliki paras ayu dan kecantikan luar biasa. Bisa jadi seorang istri yang dinilai kebanyakan orang ”biasa” saja, justru menyimpan keteduhan jiwa yang luar biasa sehingga dapat menghapus kepenatan psikis dan fisik suami saat pulang dari aktivitas kerja. Sebaliknya, boleh jadi kecantikan wajah yang diangan-angankan seseorang sebelum menikah, akan tampak membosankan dan melelahkan mata karena tidak memancarkan kesejukan sedikitpun.

Hadith Nabi diatas mengisyaratkan bahwa seorang istri hendaknya dapat melakukan berbagai cara untuk tampil menarik di depan suami. Kecantikan rohani atau batin dalam berbagai bentuknya seperti sopan santun, keikhlasan dalam melayani keluarga, ketekunan dalam beribadah, dan kesabaran tentu merupakan prioritas utama. Tetapi kecantikan lahiriyah berupa wajah yang bersih, ”body” yang tetap ramping, serta cara berpakaian yang apik juga tidak boleh diabaikan. Ini berarti bahwa istri tida selayaknya tampil nglombrot di depan suami. Dengan memadukan keduanya diharapkan suami tetap ”tertawan” dan tidak berpaling ke lain hati.

Meski hadith Nabi di atas hanya menyebut ”kewajiban” istri untuk tampil menarik bagi pasangannya, tetapi hadith diatas juga berkonotasi sebaliknya. Suami yang shalih hendaknya juga menarik bagi suami. Hal ini berarti, bahwa suami diharapkan dapat ”ganteng” secara batiniyah maupun lahiriyah. Suami tidak hanya menuntut istri untuk menarik hatinya, tetapi ia juga dituntut tampil menarik untuk si istri. Perasaan untuk tetap saling menarik bahkan sesudah lama berumah tangga merupakan salah satu modal penting untuk mewujudkan kesetiaan dalam berkeluarga yang pada gilirannya dapat menghadirkan keharmonisan rumah tangga.

Kesetiaan memang bersumber dari perasaan di hati tetapi akarnya juga melekat pada tampilan fisik. Karenanya mempercantik tampilan fisik tetap diperlukan untuk merawat kesetiaan disamping tentunya mempercantik ”hati” dan tubuh bagian dalam. Sebutan innerbeauty yang populer belakangan ini tidak menafikan keberadaan outerbeauaty tetapi mendorong seseorang untuk tidak hanya mengandalkan tampilan fisik. Paduan kedua kecantikan pada suami istri diharapkan dapat menepis hadirnya ”cinta lain” yang dapat menggerogoti keutuhan rumah tangga.

Kesetiaan ibarat sebuah tanaman yang perlu dipelihara. Ia membutuhkan siraman air, suplai pupuk, dan penyiangan. Dengan pemeliharaan yang baik ”tanaman” kesetiaan akan tumbuh besar dan berbuah cinta kepada pasangan dan anak-anak. Sebaliknya, perasaan cinta kepada bukan “pasangan sah” tidak akan tumbuh subur dan merajalela, apabila kita bisa memupuk dan merawat cinta kepada “pasangan sah” kita. Dan itu tentu saja harus dilakukan oleh kedua belah pihak, bukan hanya salah satu pihak. Kesetiaan, kepercayaan, kejujuran, dan keterbukaan benar-benar harus menjadi “pilar” yang kokoh dalam berumah tangga, dan dilakukan oleh pasangan suami istri atas dasar keikhlasan, bukan karena “keharusan” dan “keterpaksaan” semata-mata. Generasi dan keturunan yang bermutu hanya dapat dilahirkan dari rahim keluarga-keluarga kokoh. (Postingan dari seorang Sahabat)

RAHASIA KEBAHAGIAAN

RAHASIA KEBAHAGIAAN adalah memusatkan perhatian pada kebaikan dalam diri orang lain. Sebab, hidup bagaikan lukisan: Untuk melihat keindahan lukisan yang terbaik sekalipun, lihatlah di bawah sinar yang terang, bukan di tempat yang tertutup dan gelap sama halnya sebuah gudang. RAHASIA KEBAHAGIAAN adalah tidak menghindari kesulitan. Dengan memanjat bukit, bukan meluncurinya, kaki seseorang tumbuh menjadi kuat. RAHASIA KEBAHAGIAAN adalah melakukan segala sesuatu bagi orang lain. Air yang tak mengalir tidak berkembang. Namun, air yang mengalir dengan bebas selalu segar dan jernih. RAHASIA KEBAHAGIAAN adalah belajar dari orang lain, dan bukan mencoba mengajari mereka. Semakin Anda menunjukkan seberapa banyak Anda tahu, semakin orang lain akan mencoba menemukan kekurangan dalam pengetahuan Anda. Mengapa bebek disebut "bodoh"? Karena terlalu banyak bercuap-cuap. RAHASIA KEBAHAGIAAN adalah kebaikan hati: memandang orang lain sebagai anggota keluarga besar Anda. Sebab, setiap ciptaan adalah milik Anda. Kita semua adalah ciptaan Tuhan yang satu. RAHASIA KEBAHAGIAAN adalah tertawa bersama orang lain, sebagai sahabat, dan bukan menertawakan mereka, sebagai hakim. RAHASIA KEBAHAGIAAN adalah tidak sombong. Bila Anda menganggap mereka penting, Anda akan memiliki sahabat ke manapun Anda pergi. Ingatlah bahwa musang yang paling besar akan mengeluarkan bau yang paling menyengat.

RAHASIA KEBAHAGIAAN datang kepada mereka yang memberikan cintanya secara bebas, yang tidak meminta orang lain mencintai mereka terlebih dahulu. Bermurah hatilah seperti mentari yang memancarkan sinarnya tanpa terlebih dahulu bertanya apakah orang-orang patut menerima kehangatannya. Kebahagiaan berarti menerima apapun yang datang, dan selalu mengatakan kepada diri sendiri "Aku bebas dalam diriku". Kebahagiaan berarti membuat orang lain bahagia. Padang rumput yang penuh bunga membutuhkan pohon-pohon di sekelilingnya, bukan bangunan-bangunan beton yang kaku. Kelilingilah padang hidup Anda dengan kebahagiaan. Kebahagiaan berasal dari menerima orang lain sebagaimana adanya; nyatanya menginginkan mereka bukan sebagaimana adanya. Betapa akan membosankan hidup ini jika setiap orang sama. Bukankah taman pun akan tampak janggal bila semua bunganya berwarna ungu? RAHASIA KEBAHAGIAAN adalah menjaga agar hati Anda terbuka bagi orang lain, dan bagi pengalaman-pengalaman hidup. Hati laksana pintu sebuah rumah. Cahaya matahari hanya dapat masuk bilamana pintu rumah itu terbuka lebar.

Rabu, 11 Maret 2009

Surat Dari Ayah Buat Anakku IFA dan Anakku yang Masih dalam Kandungan (ADEK)

Aku tuliskan surat ini atas nama rasa sayang yang besarnya
hanya Allah yang tahu

Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti kelahiranmu dulu, belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui. Nak, bacalah sejarah Nabi-nabi dan Rasul, serta temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah. Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit. Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan paling aku banggakan di depan siapapun, bahkan di hadapan Allah, ketika aku duduk berduaan berhadapan denganNya, hingga saat usia ayah yang sudah 35 tahun ini.

Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah cintaku dan ibumu. Sebagai bukti bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan oleh apapun jua. Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata: “TIDAK”, timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau bukan milikku, atau milik ibumu, Nak. Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah milik Allah. Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk Allah.

Nak, sedih, pedih, dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi, kusesali kesalahanku itu sepenuh-penuh air mata di hadapan Allah. Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku. Sejak saat itu, Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karenaNya, bukan karena aku dan ibumu. Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan dicintai Tuhan.

Inilah usaha terberatku, Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan Allah. Keinginanku harus lebih dulu sesuai dengan keinginan Allah. Agar perjalananmu mendekatiNya tak lagi terlalu sulit. Kemudian kita pun memulai perjalanaan itu berdua, tak pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat kau rasakan perjalanan rohaniah yang sebenarnya. Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti, Nak. Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus airmatamu, ketika engkau hampir putus asa. Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan Allah, dan kudapati jarakku amat jauh dariNya, aku akan ikhlas, karena seperti itulah aku di dunia. Tapi kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Allah. Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya.

Kutulis surat ini, Pagi hari 1 jam setelah Tsunamy Aceh
Ketika ayah masih di Malaysia
Ketika rinduku memuncak padamu nak
Ketika rindu Ibumu memuncak pada Ayah
Ketika Ibumu sudah mulai "merasa berat" membawa adikmu (adek) dalam kandungan
Ketika untuk pertama kalinya Ayah "menangis" di rantau orang

Salam sayang dan selalu menghormati kalian sebagai anak
Sungai Serai Lorong Serai Hulu Langat, Selangor DE., Malaysia
(Ayahmu)

Senin, 09 Maret 2009

Mengapa Wanita Menangis ?

Ditulis Ulang Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag
(Kepala TK PAUD Citra Al Madina Padang)

Postingan ini dari seorang sahabat.

“Kenapa ibu menangis?” Tanya seorang anak kepada ibunya.
“Karena aku seorang wanita,” jawabnya.
“Aku tidak mengerti,” katanya.
Ibunya memeluknya dan berkata,”Kamu tidak akan pernah tahu, tapi itu tidak jadi masalah.”
Tak lama kemudian anak itu bertanya pada ayahnya, “Mengapa ibu menangis tanpa alasan yang jelas?”
“Semua wanita menangis tanpa alasan,” hanya jawaban seperti itulah yang dapat diberikannya.
Anak kecil itu tumbuh menjadi seorang pria, masih tetap bertanya-tanya mengapa wanita menangis. Akhirnya dia bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, kenapa wanita mudah menangis?”

Tuhan menjawab…..
Ketika Aku menciptakan wanita, aku putuskan dia harus istimewa. Aku membuat pundaknya cukup kuat untuk memikul beban kehidupan; namun aku membuat lengannya cukup lembut untuk memberikan kenyamanan…..

Aku berikan kekuatan batin untuk menanggung persalinan serta penolakan yang sering kali dialaminya, bahkan dari anak-anaknya sendiri…..
Kuberikan padanya ketangguhan sehingga memungkinkannya merawat keluarga dan teman-temannya, bahkan ketika semua orang menyerah karena penyakit dan kelelahan, dia tidak mengeluh…..

Kuberikan kepekaan padanya untuk mencintai anak-anaknya dalam keadaan apapun. Bahkan ketika anak-anaknya sangat mengecewakannya… ..
Dia memiliki kekuatan istimewa yang menenangkan tangis anaknya serta mengatasi kegelisahan dan kekhawatiran anak remajanya…..
Kuberikan kekuatan untuk merawat suaminya, walau dia melakukan kesalahan. Dan Aku menciptakannya dari rusuk laki-laki untuk melindungi hati suaminya…..
Kuberikan kearifan agar mengetahui bahwa seorang suami yang baik tak kan pernah menyakiti isterinya, tapi kadang-kadang menguji ketegaran serta ketabahan isterinya untuk terus mendampingi suaminya tanpa ragu…..
Untuk semua kerja kerasnya ini, Aku juga memberi dia air mata untuk dicucurkannya. Ini adalah yang dibutuhkannya untuk meringankan bebannya, dan ini adalah satu-satunya kelemahannya… ..

Ketika kamu melihatnya menangis, katakan padanya betapa kamu mencintainya, dan menghargai semua yang telah dilakukannya bagi banyak orang, dan walaupun mungkin dia masih tetap menangis, tapi sesungguhnya kamu telah membuat hatinya terhibur…..

Sabtu, 07 Maret 2009

Pendidikan Anak Mulai Dari Kandungan

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag
(Kepala TK PAUD Citra Al Madina Padang)

Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?" Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri? Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin. Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.

Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika. Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?” Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius." Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangan nya. Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.

Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan. Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),” ungkapnya. Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam. Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk. Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah. Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka. Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel. Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).

Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi. Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!!!” katanya. Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari. Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembakbagian dari persiapan untuk membela negara. Sumber : http://sabili.co.id/

Tips Merawat Kulit Bayi

Oleh : Imla W. Ilham
(Kepala TK-PAUD Citra Al Madina Padang)

Saat anak Anda masih balita, sangat rentan dengan gangguan kulit. Hal ini disebabkan karena sensitifkannya kulit bayi. Untuk itu diperlukan adanya perawatan yang cermat terhadap kulit bayi. Ketidakcermatan dalam perawatan bayi dapat menyebabkan berbagai gangguan terhadap kulit yang diakibatkan oleh biang keringat, ruam popok atau eksim susu. Biang keringat ditandai dengan timbulnya bintil merah yang disertai rasa gatal. Biasanya timbul di daerah dahi, paha dan bagian tubuh lain yang tertutup oleh pakaian bayi. Biang keringat ini disebabkan oleh hawa udara yang panas dan pengap sehingga menyebabkan tersumbatnya kelenjar keringat. Sedangkan ruam popok ditandai dengan timbulnya radang di daerah yang tertutup oleh popok, seperti di pangkal paha atau di pantat. Biasanya berwarna merah diserta luka ringan dan terasa gatal. Berikut adalah tips perawatan terhadap kulit bayi untuk menjaga kelembutan kulit bayi Anda :

* Biasakan bayi anda mandi secara teratur, sebaiknya tiga kali sehari dengan menggunakan sabun khusus untuk bayi.
* Setelah bayi anda selesai mandi, keringkan dengan handuk bayi yang lembut dan pastikan bahwa daerah yang tertutup maupun lipatan benar-benar kering.
* Gunakanlah pakaian bayi yang tidak terlalu ketat dan tebal untuk menghindarkan dari timbulnya keringat.
* Setiap bayi berkeringat seka dengan lap basah dan keringkan dengan kain bersih. Taburkan bedak bayi yang lembut tipis tipis ke kulit bayi Anda.
* Sebaiknya bayi diletakkan dalam ruang yang memiliki ventilasi cukup untuk pertukaran udara.
* Gunakan popok yang lembut dan dapat dengan mudah menyerap basah.
* Jangan terlalu lama menggunakan popok atau diaper. Begitu popok basah, cepatlah menggantinya dengan popok yang baru. Dan jangan lupa untuk membersihkan daerah popok tersebih dahulu dengan air hangat dan keringkan dengan kain atau handuk yang lembut. Lalu berikanlah bedak lembut pada kulit bayi Anda.

Untuk mencegah eksim susu, beberapa perawatan yang bisa dilakukan seperti menghindari pengunan air yang terlalu panas, menggunakan sabun mandi khusus untuk bayi, mengoleskan lotion bayi setelah mandi untuk menjaga kelembaban kulitnya. Jika kondisi membusuk dan lebih banyak kulit teriritasi, maka segera bawa ke dokter. Yang memiliki pengalaman lain dalam merawat kulit bayi, silahkan sampaikan di command bawah untuk di bagi dengan teman-teman lain. Semoga bermanfaat. (Dari berbagai sumber)

Insert : Foto Adek ketika belajar mandi, umur 14 bulan

Kamis, 05 Maret 2009

Adek "On Air" : Outing di RRI Padang



CERITA "ADEK" TENTANG KODOK

Suatu ketika, ada sekelompok kodok yang berjalan melintasi hutan. Merekasemua berjalan beriringan. Hop..hop..lompat..lompat, begitu cara merekaberjalan. Tapi, plung...., tiba-tiba, ada 2 ekor kodok yang terjatuh kedalam sebuah lubang yang dalam. Semuanya kebingungan. Mereka lalu berkumpul di pinggir lubang, dan melonggok ke bawahnya. Saat itulah mereka melihat, betapa dalamnya lubang itu. Mereka semua berpikir, 2 ekor kodok itu pasti sudah mati karena terjatuh. Namunmereka keliru, saat terdengar suara dari bawah sana. Tolong...tolong, begitu teriak mereka.

Tak ada yang dapat mereka lakukan, karena, memang, lubang itu terlalu dalam bagi seekor kodok. Mereka yang ada dipinggir lubang sudah kehilangan semangat. Mereka berseru, tak ada gunanya berusaha, sebab, kecil kemungkinan bagi keduanya untuk selamat. Mereka mengatakan, setiap kodok yang terjatuh kedalam lubang itu, pasti mati. Namun, kedua kodok itu menghiraukan mereka. Keduanya mencoba melompat dan terus melompat agar dapat mencapai bibir lubang. Mereka lakukan berbagai cara agar dapat keluar dari lubang tersebut. Akan tetapi, semua kodok yang diatas telah patah semangat. Mereka tetap menyarankan agar keduanya berhenti berusaha. Sebab tak ada yang pernah berhasil keluar dari lubang itu sebelumnya. "Hentikan perbuatan itu, teriak mereka..."Kalian hanya membuang tenaga dengan melompat-lompat seperti itu. Kalau tak mati kelaparan, kalian pasti akan mati kelelahan."

Akhirnya, ada salah satu dari kodok itu yang menyerah. Sebab, kodok itu berpendapat, ia pasti tak akan berhasil. Semua temannya pun berpendapat yang sama. Tak ada yang pernah selamat dari lubang ini. Begitu pikir sang kodok pertama. Ia lalu melompat, terjatuh dan akhirnya mati. Namun, kodok yang kedua tetap melanjutkan usahanya. Ia terus melompat dan melompat. Sekali lagi, kumpulan kodok yang ada dipinggir lubang berteriak agar ia menghentikan usahanya. Mereka terus memperingatkan sang kodok ini. "Ayo..ayo..sudahlah, hentikan perbuatan bodoh itu. Jangan pernah berpikir untuk berhasil, lubang ini terlalu dalam buat seekor kodok sepertimu." Begitu teriak mereka bersama-sama. Sang kodok itu berusaha lebih keras dan lebih keras. Akhirnya ia berhasil. Sebuah lompatan yang tinggi membuatnya dapat mencapai pinggir lubang. Ahhha.....plop. Sang kodok sampai di atas kembali. Saat sampai diatas, teman-temannya berseru, "Hei...apakah kamu tidak mendengarkan kita semua?" Kodok itu malah berkata, "sobat, terima kasih atas sorakan-sorakan itu. Lho? Semuanya malah saling berpandangan. Ohho...tak lama kemudian kelompok kodok itu mengerti. Kodok kedua lalu menjelaskan bahwa, SEBENARNYA ia tuli, dan menyangka, semuanya tadi berusaha menyemangatinya agar terus mencoba melompat....

Sahabat, kisah ini mengajarkan kita 2 hal. Pertama, ada kekuatan antara hidup dan mati yang terletak dalam sebuah ucapan. Kata-kata yang berisi semangat kepada seseorang yang sedang lara dan dirundung kemalangan akan dapat membuatnya nyaman. Kata-kata yang menyejukkan akan dapat membuatnya melewati hari-hari dengan lebih cerah. Kedua, kata-kata yang memojokkan, yang hanya bercerita tentang kemalangan, akan dapat "membunuh" orang lain. Kata-kata itu hanya akan membuat orang yang sedang dilanda kesedihan, menjadi patah semangat. Teman, berhati-hatilah pada setiap kata yang kita ucapkan. Kadangkala, kata-kata yang kita ucapkan akan sangat berpengaruh kepada orang lain. Kata-kata itu bisa membuat orang frustasi, pesimis, dan enggan berusaha. Sangat sayang jika seandainya, semua ucapan itu hanya akan merenggut jiwa-jiwa pantang menyerah yang sebenarnya ada di dalam raga. Sungguh mulia mereka yang dapat membuat hidup orang lain lebih cerah, lebih nyaman, lebih indah dan lebih menyenangkan. Karena, bukankah "Hidup itu Indah?"

Sulungku : IFA

Buat Anakku : IFA
Tanpa terasa nak ....... engkau telah menjadi "gadis mungilku nan cantik". Bahagia melihat detik demi detik pertumbuhanmu


Melihat mata bening anak pertama, setiap wanita yang menjadi ibu pertama kalinya menyadari jika mereka diberi anugerah makhluk cantik, cerdas, dengan banyak kemampuan yang pernah ada. Kehadiran anak pertama bagi orang tua--terutama yang berambisi besar dalam pendidikan--evolusi sang anak menjadi perhatian utama dari hari-ke hari.

Setiap orang tua, yang mungkin mengalami pengalaman serupa, mungkin tidak mengejutkan jika sebuah penelitian mengungkapkan jika orang tua dari kelas pekerja menengah memberi perhatian lebih besar kepada anak pertama dari adik-adiknya. Bagaimana tidak? Membayar diri sendiri, orang tua memiliki misi besar dan rencana untuk membawa si pembaharu mungil agar menjadi pribadi yang paling cermelang dan berharap mereka adalah berkah.



(Ibunda IFA dengan Idola IFA - "Kak Seto Mulyadi")