Kamis, 10 Juni 2010

Pantang Mati Sebelum Ajal

Ditulis ulang : Imla W. Ilham, S.Ag

Saya menahan nafas dan hampir tak tahan melihat wajah Pepeng yang meringis menahan sakit. Setiap kali kursi roda yang diduduk Pepeng digeser, mantan presenter kondang ini terlihat menahan rasa sakit yang tak terhingga. Padahal pergeseran kursi roda itu sudah dilakukan dengan sangat hati-hati. Tidak mudah “menggotong” Pepeng agar bisa tampil di acara Kick Andy. Selain tubuhnya yang tinggi besar terasa sangat berat, Pepeng juga tidak bisa turun dari kursi roda. Maka dibutuhkan empat orang untuk membantu Pepeng naik ke atas panggung bersama kursi rodanya. Jujur saja, tim Kick Andy sempat merasa bersalah karena “memaksa” Pepeng untuk bisa tampil di Kick Andy. Sejak rapat perencanaan, faktor kesulitan mengajak Pepeng ke studio sebenarnya sudah menjadi perhatian kami. “Setiap guncangan kecil saja sudah menyebabkan sakit yang luar biasa. Jadi perlu dilakukan dengan sangat hati-hati jika Pepeng dibawa dari rumah ke studio,” begitu informasi yang kami terima dari tim Kick Andy yang bertugas menjemput Pepeng.

Bukan itu saja persoalan yang harus kami hadapi. Karena Pepeng tidak bisa turun dari kursi roda, maka mobil yang mengangkut mantan presenter program televisi “jari-jari” ini juga harus mobil khusus. Ternyata tidak mudah mencari mobil dengan fasilitas hidrolik agar kursi roda bisa naik dan turun dengan mudah. Untung akhirnya mobil khusus tersebut didapat juga. Jangan membayangkan mobil yang nyaman. Sebab mobil khusus tersebut tak lebih dari sebuah bus mini tanpa tempat duduk. Maklum bus tersebut memang dirakit khusus untuk para pengguna kursi roda. Saya merasa tidak sampai hati manakala mendengar cerita bagaimana istri dan keluarga Pepeng, yang ingin menemani Pepeng ke studio, terpaksa membawa kursi sendiri untuk bisa duduk di bus tersebut. Dengan penuh perjuangan akhirnya Pepeng sampai juga di studio. Sejak turun mobil, naik lift, sampai di atas panggung Pepeng harus menahan sakit yang tak terperi. Tetapi, begitu kamera menyala dan penonton bertepuk tangan, saya melihat wajah pepeng begitu sumringah. Rasa sakit yang mendera seluruh fisiknya seakan lenyap tanpa bekas sedikit pun.

Dengan penuh percaya diri, ceria, dan tak ada kesan meratapi nasibnya, Pepeng lalu membagi cerita perihal penyakitnya kepada penonton di studio. Rekaman berjalan lancar dan bahkan penuh sendau gurau. Sungguh di luar dugaan. Kick Andy memang mengangkat topik para penyandang penyakit-penyakit langka. Penyakit yang diderita Pepeng, multiple schlerosis (MS), tergolong penyakit langka karena sampai saat ini belum ditemukan obat penyembuhnya. Sudah lama saya ingin mengangkat topik ini. Salah satu yang ingin saya undang sebagai nara sumber adalah Pepeng. Tetapi, saya ragu. Mampukah Pepeng hadir di studio? “Tiga tahun lamanya saya bermimpi bisa mengajak Pepeng keluar dari rumah. Baru sekarang mimpi itu terkabul,” ujar Tamy, sang istri. Ucapan tersebut membuat saya tersadar. Tak terasa sudah tiga tahun lebih Pepeng menghilang dari peredaran. Selama itu pula dia harus bertahan dari penyakit yang membuatnya lumpuh.

Bisa kita bayangkan bagaimana menderitanya seseorang yang selama ini dikenal sangat aktif, tiba-tiba luruh tak berdaya di atas kursi roda. Sulit membayangkan Pepeng yang selalu ceria dalam setiap program televisi yang dibawakannya, tiba-tiba harus terkungkung dalam kamar yang disebutnya “goa”. Tidak semua orang siap menghadapi kondisi seperti yang dihadapi Pepeng. Perlu semangat yang luar biasa untuk bisa bertahan. “Saya berusaha berdamai dengan penyakit saya,” ujar Pepeng. Dia mengaku rasa nyeri yang menyerang sekujur tubuhnya dalam setiap helaan nafasnya itu, dia kendalikan dengan kesadaran penuh.` “Saya yang mengambil alih pimpinan. Bukan penyakit saya,” ujarnya penuh semangat. Apa yang membuat Pepeng begitu tegar? “Saya pantang mati sebelum ajal,” ujarnya mantap. Selain itu, diakuinya faktor dukungan istri dan anak-anaknya sangat membantu dalam menghadapi hari-hari yang penuh penderitaan fisik.

Pepeng menyadarkan kita semua tentang arti hidup. Dalam kondisi seperti itu Pepeng tetap optimistis menghaapi mas depan. Bukan saja dia pantang menyerah menghadapi penyakitnya, tetapi dalam kondisi yang sangat terbatas itu dia tetap menyelesaikan kuliah psikologinya untuk meraih gelar S2. Di sela-sela waktunya Pepeng juga masih menyempatkan diri untuk menulis. Termasuk merintis pembentukan komunitas penyandang MS. Komunitas yang dibentuk agar sesama penyandang MS bisa saling memberi info mutakhir tentang penyakit tersebut dan juga saling menguatkan. Pepeng membuat kita tersadar banyak di antara kita yang sehat dan masih kuat, ternyata begitu mudah menyerah, lembek, dan kurang mensyukuri hidup. Kita mudah menyerah ketika dihadapkan pada cobaan hidup. Kita lembek ketika dihadapkan pada tantangan. Kita kerap mengeluh bahwa Tuhan tidak adil hanya karena mencobai kita. Padahal cobaan tersebut sepele dan tidak sebanding dengan apa yang dihadapi Pepeng dan juga narasumber lain yang hadir di Kick Andy waktu itu.

Simak saja cobaan hidup yang dihadapi Christian Simanjuntak yang kehilangan delapan jari tangannya karena harus diamputasi akibat penyakit yang disandangnya. Begitu juga Ghina. Sejak lahir Ghina sudah dihadapkan pada penyakit yang membuat tulang tengkorak wajahnya harus ditarik milimeter demi milimeter selama lebih dari dua bulan. Penderitaan Ghina tidak sampai di situ. Agar bola matanya tidak copot, maka kelopak matanya dijahit. Itu pun belum selesai karena masih ada beberapa operasi yang harus dihadapi bocah yang kini berusia 14 tahun ini. Termasuk agar pendengarannya bisa normal. Jangankan mengeluh, Ghina justru menunjukkan prestasi dan usaha belajar yang luar biasa. Bahkan dengan kondisi seperti itu Ghina berhasil menerbitkan sebuah buku berupa catatan hariannya dengan ulustrasi gambar yang dibuatnya sendiri. Awalnya, sewaktu mengangkat topik “penyakit Langka”, saya ingin agar masyarakat waspada menghadapi penyakit yang tidak diketahui asal usul dan obat penangkalnya. Tetapi, ketika topik itu akhirnya diangkat di Kick Andy, ada hal lain yang lebih besar yang saya temukan. Saya baru menyadari para narsumber yang hadir bukan saja sedang membagikan pengetahuan tentang penyakit yang mereka sandang, tetapi mereka juga sedang membagikan semangat pantang menyerah yang luar biasa.

Sumber : www.kickandy.com/corner's/html

Film 3 Idiots : "Jadilah apa yang kamu inginkan. Bukan yang ayah inginkan"

Ditulis ulang : Imla W. Ilham, S.Ag

Air mata saya tak terbendung lagi. Adegan itu sungguh menyentuh dan menggetarkan hati. Tak terbayangkan sebelumnya bahwa ayah Farhan bisa berubah drastis dan menyetujui pilihan anaknya untuk menjadi fotografer. Sebelumnya, ayah Farhan begitu bersikeras agar anaknya menjadi insinyur. Semua daya dan upaya seorang ayah dia kerahkan agar sang anak bisa sukses menjadi insinyur. “Saya hanya mampu membeli satu alat pendingin di rumah ini. Dan itu saya pasang di kamar Farhan agar dia bisa belajar dengan baik. Agar dia kelak menjadi insinyur,” ujar ayah Farhan yang marah ketika Rancho, sahabat Farhan, nyeletuk bahwa Farhan memiliki bakat yang luar biasa dalam urusan memotret. Ayah Farhan marah pada Rancho yang dianggapnya sudah meracuni pikiran Farhan dengan pilihan lain di uar keinginan ayahnya agar Farhan menjadi insinyur. Bahkan, pada saat berhadapan dengan Farhan, ayahnya tak henti-henti menjejali pikiran Farhan akan betapa sukses hidupnya kelak jika dia menjadi insnyur.

Karena itu, ketika Farhan memohon agar ayahnya mengijinkan dia untuk tidak mengikuti keinginan ayahnya untuk menjadi insiyur, dan memilih mengikuti kata hatinya untuk menjadi seorang fotografer, meledaklah amarah sang ayah. “Kalau kamu menjadi insinyur, kamu akan dapat memiliki mobil bagus, rumah bagus, dan gaji besar. Hidupmu akan bahagia,” ujar sang ayah mencoba meyakinkan Farhan. Tetapi, nun jauh di lubuk hatinya, ternyata Farhan tidak bahagia menjalani kuliahnya di jurusan teknik. Sejak lama dia jatuh cinta pada dunia fotografi. Namun minatnya itu dipendamnya dalam-dalam, kalah oleh keinginannya untuk berbakti pada orangtuanya yang berkehendak lain. Bahkan keinginannya untuk melamar kerja sebagai asisten seorang fotografer profesional ternama, terpaksa disimpannya dalam-dalam. Surat lamaran yang sudah ditulisnya, tak pernah berani dikirimkan ke alamat sang fotografer. Sampai kemudian Rancho, sahabatnya, menemukan surat itu tersimpan di dalam ransel Farhan. “Kamu harus berani mengirimkannya. Kamu punya bakat memotret. Ikuti kata hatimu,” ujar Rancho. Tapi, Farhan tak punya nyali untuk melakukannya. Dia anak baik yang taat pada orangtua. Dia ingin membahagiakan orangtuanya walau hatinya menderita. Nun jauh di dalam hatinya, Farhan iri melihat Rancho selalu mendapat nilai tinggi untuk semua mata pelajaran teknik di kampusnya. Rancho memang memperlihatkan betapa dia sangat meminati dan menikmati pelajaran-pelajaran teknik. Keinginannya untuk terus menekuni dunia teknik sangat kuat. Itu bisa dilihat dari jawaban-jawabannya saat ditanya dosen dan juga kemampuannya memperbaiki helikopter mini berkamera yang sebelumnya gagal diselesaikan oleh seorang mahasiswa yang akhirnya bunuh diri. “Berbahagialah mereka yang bekerja di bidang yang dia sukai. Sebab dia tidak merasa sedang bekerja, tetapi sedang bermain-main dan dibayar,” ujar Rancho. Sampai pada satu titik, Ranco berhasil meyakinkan Farhan untuk berterus terang pada ayahnya betapa hatinya lebih ingin menjadi seorang fotografer ketimbang insinyur. Maka Farhan lalu menghadap sang ayah.

“Kamu akan mendapat uang sedikit. Rumahmu sempit dan mobilmu kecil,” ujar sang ayah mengomentari niat Farhan untuk menjadi mat kodak profesional. Farhan lalu berlutut dan membuka dompetnya. Di dompet itu terselip foto ayah dan ibu Farhan. “Rancho meminta aku untuk memajang foto ini di dompet, dan melihatnya sebelum aku memutuskan untuk bunuh diri,” ujar Farhan. Ayah Farhan tercenung sejenak. Pandangannya nanar. Hatinya bergejolak. Bukan rahasia bahwa di India banyak anak muda yang bunuh diri akibat tekanan di dalam keluarga dan di kampus. Banyak orangtua yang menginginkan anaknya menjadi seperti apa yang mereka inginkan. Bukan apa yang diinginkan sang anak. Sementara kampus hanya menekankan pada keberhasilan menggapai nilai akademis yang tinggi dan bukan pada kreativitas. Akibatnya, banyak anak muda memilih jalan singkat: bunuh diri.

Hati ayah Farhan terguncang. Selama ini dia sudah mengumpulkan uang yang cukup beser untuk membeli sebuah laptop guna menunjang keberhasilan Farhan sebagai calon insinyur. Terutama menghadapi saat-saat rekrutmen pegawai yang dilakukan sebuah perusahaan besar di kampus Farhan. Sekarang, di hadapannya, sang anak berlutut dan meminta agar dia mengijinkan anaknya untuk menjadi seorang fotografer. Adegan dalam film 3 Idiots itu menguras airmata saya. Apalagi pada saat-saat di mana ayah Farhan bangkit dari duduknya, menuju ke meja dan mengusap-usap laptop yang tergeletak di atas meja. Dia lalu menyebut harga laptop yang dibelinya dengan susah payah itu. Setelah terdiam sesaat, dia bergumam. “Berapa harga sebuah kamera? “ Seakan tak membutuhkan jawaban, sang ayah melanjutkan, “Jual laptop ini, uangnya belikan kamera. Kalau kurang, bilang ayah.” Tak kuasa menahan haru, Farhan memeluk ayahnya. “Jadilah apa yang kamu inginkan. Bukan yang ayah inginkan,” ujar sang ayah dengan suara bergetar. Sang ibu yang berdiri tak jauh dari mereka, tak kuasa membendung tangis bahagia.

Film 3 Idiots memang sarat dengan pesan. Salah satunya adalah pesan kepada para orangtua agar tidak memaksakan keinginan pada anak-anak mereka. Sebab sampai saat ini masih banyak orangtua yang ingin anak-anaknya menjadi sebagaimana yang mereka inginkan. Bukan sesuai keinginan sang anak. Sebaliknya, film ini juga mengajarkan kepada para anak muda untuk mencari dan mengejar “lentera Jiwa” mereka. Passion mereka. “Berbahagialah mereka yang mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan kata hati mereka. Sesuai keinginan mereka. Sebab mereka tidak merasa bekerja, tetapi bermain-main dan untuk itu mereka dibayar.” Dalam film itu, Farhan beruntung memiliki orangtua yang akhirnya menyadari bahwa ukuran kebahagiaan bukan melulu mobil bagus dan rumah mewah. Banyak orang yang memiliki jabatan bagus dengan gaji besar tetapi tidak bahagia. Air mata saya belum lagi kering ketika film usai. Saya masih membayangkan berapa banyak anak-anak muda yang saat ini masih terjebak dalam situasi seperti yang dirasakan Farhan. Anak-anak muda yang terpaksa menjalankan keinginan orangtua mereka. Anak-anak muda yang tidak berani mengungkapkan perasaan mereka. Anak-anak muda yang tidak bisa mengejar lentera jiwa mereka. Anak-anak muda yang terjebak dalam ketidakbahagiaan.

Sumber : kickandy.com/corner/html

Rabu, 09 Juni 2010

Kejamnya Dunia Maya

Ditulis ulang : Imla W. Ilham, S.Ag

Ketika seseorang menjadi tokoh masyarakat atau “Public Figure”, baik itu pejabat atau selebriti maka segala tingkah lakunya pasti senantiasa jadi sorotan media massa dan bahan perbincangan masyarakat. Itulah resiko yang harus dihadapi oleh tokoh masyarakat yaitu berkurangnya privasi dan harus selalu menjaga segala ucapan, tingkah laku dan penampilan dimata masyarakat, karena semakin banyak penggemar berarti menjadi idola atau panutan banyak orang. Pada saat sang “Public Figure” itu melakukan kesalahan, maka penilaian atau reaksi masyarakat terhadap dirinya baik di dunia nyata maupun di dunia maya akan terasa kejam dan sangat menyakitkan. Apakah kita bisa menyalahkan perilaku masyarakat tersebut? karena masyarakat terdiri dari kumpulan manusia dengan jumlah yang sangat banyak dan sifat yang berbeda satu sama lain, tidak semua manusia itu baik, toleran terhadap penderitaan orang lain dan mau memaafkan kesalahan orang namun banyak pula manusia yang tidak peduli akan penderitaan orang lain, merasa dirinya lebih baik dan bersih dari yang dihujatnya dan senang menyebarkan keburukan orang lain.

Menghadapai berbagai macam sifat manusia adalah resiko terberat yang harus dihadapi seorang tokoh masyarakat, karena itu dia harus pandai menjaga citranya baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Apalagi di dunia maya, untuk urusan penistaan terhadap orang lain, dunia maya adalah hutan belantara yang sangat kejam. Di dunia maya orang begitu bebas menumpahkan segala perasaannya tanpa ragu-ragu bahkan lewat kata-kata dan gambar yang terkotor sekalipun. Memang ada banyak situs yang menyensor kata-kata kotor dan gambar tidak senonoh tapi banyak pula situs yang bebas dan tidak menyensor sama sekali. Sungguh mudah menjatuhkan orang lain lewat internet, di dunia maya orang yang tidak bersalah saja bisa difitnah, dihina bahkan orang suci seperti para nabi-pun masih bisa dijadikan bahan lelucon apalagi jika seorang “Public Figure” yang melakukan kesalahan, maka sudah pasti cacian, hinaan, dan hujatan masyarakat di dunia maya akan lebih keji bahkan diluar batas norma dan kesopanan dibandingkan didunia nyata. Jika kita baca komentar-komentar mereka di berbagai forum dan website, sungguh mengerikan! orang yang mentalnya setegar batu karang dan hatinya sekuat bajapun pasti akan sedikit terguncang dengan reaksi masyarakat yang begitu kejamnya di dunia maya. Apalagi dengan semakin canggihnya teknologi, dan semakin mudah dan murahnya internet, maka dunia maya adalah dunia yang harus selalu diwaspadai terutama oleh tokoh masyarakat. Dunia maya bisa menjadi surga karena mampu membuat popularitasnya menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia tapi disisi lain dunia maya bisa berubah jadi neraka karena jika dia berbuat salah, aibnya pun dengan cepat menyebar ke seantero jagat. Karena itu selama belum ada hukum tegas yang mengatur “kehidupan” di dunia maya sebaiknya “Public Figure” harus selalu waspada dan hati-hati dengan ucapan dan perilakunya karena saat ini dunia maya adalah media yang paling ampuh untuk membunuh karakter seseorang.

Sumber : www.blogdetik.com

Nasehat Rasulullah SAW. buat Putrinya Fatimah Az-Zahra

Ditulis ulang : Imla W. Ilham, S.Ag

Suatu hari Rasulullah S.A.W menyempatkan diri berkunjung kerumah Fatimah az-zahra. Setiba dikediaman putri kesayangannya itu, Rosulullah berucap salam & kemudian masuk. Ketika itu didapatinya Fatimah tengah menangis sambil menggiling Syaiir ( Sejenis Gandum ) dengan penggilingan tangan dari batu. Seketika itu Rosul bertanya kepada putrinya. “ Duhai Fatimah, apa gerangan yang membuat engkau menangis ? Semoga Allah tidak menyebabkan matamu berderai.” Fatimah menjawab. “ Wahai Rosulullah, Penggilingan dan Urusan rumah tangga inilah yang menyebabkan Ananda menangis.” Kemudian duduklah Rosulullah S.A.W disisi Fatimah. Kemudian Fatimah melanjutkan. “ Duhai Ayahanda, sudikah kiranya Ayah meminta kepada Ali, suamiku. Mencarikan seorang Jariah ( Hamba Perempuan ) untuk membantu Ananda menggiling gandum dan mengerjakan pekerja’an Rumah ?”.

Maka bangkitlah Rasulullah S.A.W mendekati penggilingan itu. Dengan tangannya beliau mengambil sejumput gandum lalu diletakkannya dipenggilingan tangan seraya membaca BASMALLAH. Ajaib dengan seizing ALLAH S.W.T. penggilingan tersebut berputar sendiri. Sementara penggilingan itu berputar, Rasulullah bertasbih kepada ALLAH S.W.T dalam berbagai bahasa, sehingga habislah gandum itu tergiling.. “Berhentilah berputar dengan izin ALLAH S.W.T.” maka penggilingan itu berhenti berputar. Lalu dengan izin ALLAH pula penggilingan itu berkata dengan bahasa manusia.” Yaa.. Rasulullah, demi ALLAH yang telah menjadikan tuan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-nya. Kalaulah tuan menyuruh hamba menggiling gandum dari timur hingga kebaratpun niscaya hamba gilingkan semuanya, Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab ALLAH S.W.T. “ Hai orang yang beriman, peliharalah dirimu, keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar lagi keras, yang tidak mendurhakai ALLAH terhadap apa yang dititahkannya dan mereka mengerjakan apa yang dititahkannya. Maka hamba takut yaa.. Rasulullah kelak hamba menjadi batu dineraka.”

Dan bersabdalah Rasulullah.” Bergembiralah, karena engkau adalah salah satu Mahligai Fatimah az-zahra didalam surga. Maka bergembiralah penggilingan batu itu. Lalu Rasulullah bersabda. ” Jika ALLAH menghendaki,niscaya penggilingan itu akan berputar dengan sendirinya untukmu. Tapi ALLAH menghendaki dituliskan-nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan-nya beberapa kasalahanmu. Dan diangkatnya beberapa derajat untukmu bila wanita menggiling gandum untuk suami dan anaknya. Dan ALLAH menuliskannya setiap gandum yang digilingkannya SATU kebaikan dan mengangkatnya SATU derajat " Kemudian Rasulullah meneruskan nasehatnya. ” Wahai Fatimah, wanita yang berkeringat. Ketika wanita menggiling gandum untuk suami dan anaknya. ALLAH akan menjadikan antara dirinya dan Neraka tujuh parit. Wanita yang meminyaki dan menyisiri rambut anaknya, serta mencuci pakaian mereka. ALLAH akan mencatat pahala seperti memberi seribu orang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang telanjang. Sedangkan wanita yang menghalangi hajat tetanga-tetangganya, ALLAH akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautsar diahari kiamat.” Rasulullah S.A.W masih meneruskan nasehatnya. ” Wahai Fatimah yang lebih utama dari semua itu adalah keridha’an Suami terhadap Istrinya. Jika suamimu tidak Ridha, aku tidaklah akan mendoakanmu. Tidakkah engkau ketahui, Ridha Suami adalah Ridha ALLAH S.W.T, dan kemarahannya adalah kemarahan ALLAH S.W.T ?” Apabila seorang wanita mengandung Janin, Maka beristigfarlah para malaikat. Dan ALLAH mencatat Tiap – tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan seribu kejahatan?. Apabila ia mulai sakit karena melahirkan, ALLAH akan mencatat seperti pahala orang-orang yang berjihad. Apabila ia Melahirkan, keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadan sa’at ibunya melahirkannya. Apabila ia Meninggal dalam melahirkan ia meninggalkan dunia ini tanpa dosa sedikitpun. Kelak ia akan mendapati kuburnya tersebut sebagai taman-taman surga. Dan ALLAH mangaruniakan pahala seribu haji dan seribu umrah. Dan beristigfarlah seribu malaikat untuknya dihari kiamat.

” Wahai Fatimah, wanita yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta dengan niat yang benar. ALLAH S.W.T menghapuskan dosa-dosanya. Dan akan mengenakan seperangkat pakaian hijau, dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut ditubuhnya seribu kebaikan (setiap helai seribu kebaikan). Wanita yang tersenyum dihadapan suaminya, ALLAH memandangnya dengan pandangan Rahmat. ” Wahai Fatimah, wanita yang menghamparkan alas untuk berbaring atau menata rumah dengan baik untuk suami dan anaknya, berserulah para malaikat untuknya. Teruskanlah amalmu, maka ALLAH telah mengampunimu dari dosa yang lalu maupun yang akan datang.” ” Wahai Fatimah, wanita yang mengoleskan minyak pada rambut dan jenggot suaminya, serta rela memotong kumis dan menggunting kuku suaminya, ALLAH memberinya minuman dari sungai – sungai surga. Dan kuburnya akan menjadi taman di surga.

sumber : www.ayahbi.com

Kamis, 03 Juni 2010

Mengenal Sejarah dan Karakter Israel

Ditulis ulang : Imla W. Ilham

Menyebut nama Yahudi, tentu akan terbayang dengan Israel, yaitu bangsa yang sering kali menyerang Palestina dan umat Islam. Israel dan Yahudi, ibarat dua mata uang yang saling melengkapi dan tak mungkin dipisahkan. Mereka adalah satu kaum yang sangat kejam dan menyebabkan puluhan ribu umat Islam di Palestina menjadi korban. Kendati banyak pihak mengecam tindakan mereka, tak sedikit pun hal itu menyurutkan langkah Israel untuk mundur. Siapakah sesungguhnya Yahudi itu? Dalam Alquran, kata Yahudi disebut beberapa kali, baik dalam bentuknya yang jelas (Yahudi), samar (Haaduu, Haud), maupun sifat-sifat mereka yang dinisbahkan kepada Bani Israil. Dalam berbagai buku sejarah, disebutkan bahwa Yahudi adalah umatnya Nabi Musa Alaihissalam (AS). Nama Yahudi dinisbahkan pada salah seorang putra Nabi Ya'kub yang bernama Yahudza bin Ya'kub, salah satu dari 12 orang putra Ya'kub. Putra lainnya bernama Ruben, Simeon, Lewi Yehuda, Isakhar, Zebulon, Yusuf AS, Benyamin, Dan, Naftali, Gad, dan Asyer. Namun, ada pula yang mengaitkannya dengan kata Al-Haud (Arab) atau Hada (dalam bahasa Ibrani, yang berarti tobat atau kembali), sebagaimana ucapan Nabi Musa AS kepada Tuhannya, “Inna hudnaa ilaika,” (Sesungguhnya kami kembali [tertobat] kepada-Mu). Lihat surah Al-A’raf [7]: 156.

Kaum Yahudi ini juga sering disebut dengan Bani Israil. Istilah Israil dinisbahkan kepada Nabi Ya’kub bin Ishak AS. Dinamakan Bani Israil karena mereka merupakan keturunan dari nenek moyang mereka yang bernama Israil (Ya’kub AS). Selain itu, Bani Israil ini disebut pula dengan Ibrani (Hebrew) dari kata Ibri atau Ibrani yang berasal dari kata Abara (fiil tsulatsi: kata kerja berhuruf tiga), yang berarti memotong jalan atau menyeberang lembah.

Mereka suka berpindah tempat (nomaden). Dinamakan demikian karena mereka datang dengan menyeberangi sungai Ifrat (Eufrat) di Irak, yang dipimpin oleh Ibrahim AS. Menurut Ahmad Shalaby dalam bukunya Muqaranatu al-Adyani al-Yahudiyyah, Ibri atau Hebrew adalah nama yang diberikan oleh Ibrahim kepada kaumnya karena tempat kediaman mereka berada di seberang sungai Ifrat. Penjelasan serupa dapat ditelusuri dalam bukunya Dra Hermawi MA, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, serta Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama. Ke-12 putra Ya'kub itulah yang disebut-sebut menjadi keturunan Bani Israil. Kemudian, mereka dibimbing oleh Nabi Musa AS. Dalam Alquran, disebutkan, setelah Musa berhasil melepaskan diri dari kejaran Firaun di Laut Merah, sampailah mereka di suatu daerah. Di sana, umat Nabi Musa merasa kehausan. Nabi Musa lalu memukulkan tongkatnya hingga memancarlah 12 mata air untuk masing-masing kaumnya itu. Mereka inilah yang menjadi sebutan kaum Bani Israil (Yahudi). Adapun tujuan `hijrah' tersebut adalah agar mereka leluasa melaksanakan ibadah kepada Allah dan jauh dari gangguan Firaun dan pasukannya. Dalam Alquran, tujuan mereka adalah suatu negeri yang diberkahi, yakni Palestina. Mereka menamakan negeri itu dengan tanah yang dijanjikan, The Promised Land.

Berbicara tentang Bani Israil, tak bisa dipisahkan dengan agama Yahudi. Sebab, mayoritas kaum Israil menjadi pemeluk agama Yahudi. Dalam bukunya, Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, Sami bin Abdullah al-Maghluts menjelaskan, agama Yahudi dahulunya merupakan ajaran monoteis (satu Tuhan) yang dibawa oleh Nabi Musa AS. Nabi Musa diberikan kitab Taurat untuk disampaikan kepada umatnya (Bani Israil). Namun, Bani Israil justru mengubah ajaran Taurat yang telah disampaikan Nabi Musa dan membuat kebohongan atas syariat Allah SWT. Mereka menawar syariat untuk melaksanakan ibadah agar lebih ringan (dipermudah) kendati syariat itu sudah sangat mudah untuk dikerjakan. Misalnya, mereka diperintahkan untuk melaksanakan ibadah pada hari Sabat (Sabtu), tetapi mereka menawarnya supaya ibadah Sabat dipindahkan pada hari yang lain. Karena itulah, Allah mengazab kaum yang tidak beriman itu hingga menjadi kera. Lihat surah Al-A'raf [7]: 163-166 dan Albaqarah [2]: 65. "Dan, sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka, `Jadilah kamu kera yang hina.'" (QS Albaqarah [2]: 65).

Sifat Bani Israil lainnya adalah suka bertanya sehingga menyulitkan diri mereka sendiri. Contohnya, mereka disuruh untuk menyembelih seekor sapi betina, tetapi Bani Israil bertanya tentang umur sapi tersebut. Lalu, disampaikanlah bahwa usia sapi tersebut tidak tua dan tidak juga terlalu muda. Mereka pun bertanya lagi warna sapi. Disampaikanlah sapi itu berwarna kuning tua dan tidak pernah dipergunakan untuk membajak. Setelah semuanya ditanyakan, mereka akhirnya baru melaksanakan perintah tersebut. Mereka merasa kesulitan mencari jenis sapi yang dimaksud. Padahal, sebelumnya Allah menghendaki kemudahan bagi mereka, tetapi mereka sendiri yang mempersulit nya. Itulah sifat Yahudi. Lihat penjelasan lengkapnya dalam surah Albaqarah [2]: 67-71. Banyak nabi yang diutus untuk mengajak mereka ke jalan yang benar, tetapi selalu saja nabi-nabi itu mereka dustakan. Syariat Nabi Musa AS yang mengajarkan monoteisme djadikan politeisme. Mereka juga akhirnya menyembah patung-patung, seperti patung anak sapi, patung ular, dan sebagainya. Dalam Alquran, juga disebutkan bahwa sifat mereka itu di antaranya suka bermusuhan, keras kepala, keras hati, ingkar janji, bakhil, dan tamak. Mereka juga terlibat dalam sejumlah pembunuhan terhadap para nabi yang diutus oleh Allah SWT. Itulah sifat-sifat Yahudi.

Mereka menamakan Tuhannya dengan Yahwe. Namun, menurut Bani Israil, Tuhan mereka itu juga bisa berbuat salah, punya sifat penyesalan, dan juga pernah memerintahkan yang tidak baik. Na'udzubillah. Mereka juga mengklaim bahwa Tuhan hanya untuk Bani Israil. Karena itu, mereka memusuhi kaum atau umat lainnya jika tidak mau menuruti keinginannya. Karena itu, Allah SWT memerintahkan umat Islam agar tidak mengikuti mereka. (QS Albaqarah [2]: 120). Karena kerusakan keimanan mereka itu, dengan mudah mereka dikalahkan oleh kelompok lain. Namun, mereka tak pernah mau menyadarinya, hingga akhirnya diusir keluar dari negeri mereka. Mayoritas kaum dan pemeluk agama Yahudi berdomisili di Israel. Sebagian dari mereka ada pula yang berhijrah ke luar dari Israel, seperti Eropa, Afrika, Amerika, dan Asia.

Sumber : /www.republika.com/Mhd. Ilham (Sejarah Peradaban Dunia : 2000)/Roger Garaudy (1991)

BROKOLI : Si Kribo Pembabat Bibit Kanker

Ditulis ulang : Imla W. Ilham

Di Indonesia, nama sayur yang satu ini sempat terkenal sebagai nama beken salah satu artis yang tampil dengan rambut kribo. Ya, sayuran tersebut bernama brokoli. Kendati sayuran yang berasal dari kuntum bunga tanaman sejenis kubis-kubisan ini berpenampilan unik, brokoli bisa menjelma menjadi sayuran kaya manfaat. Dimakan mentah bisa, diolah menjadi beragam hidangan juga lezat. Brokoli sangat bermanfaat bagi kesehatan, terutama untuk kaum peremupuan. Pasalnya, hasil riset University of Michigan menunjukan brokoli mampu memerangi kanker payudara. Konon, jenis sayuran yang digolongkan sebagai "makanan super ini" juga mampu menghambat perkembangan sel tumor. Berdasarkan kesimpulan peneliti, kehebatan brokoli memerangi kanker dan pertumbuhan tumor disebabkan keberadaan ekstrak brokoli yang disebut sulforaphane. Komponen ini diyakini mampu membunuh sel batang kanker serta mencegah tumor baru tumbuh.

Sebelumnya, hasil riset yang dipublikasikan Journal Clinical Cancer Research menggambarkan bagaimana peneliti secara komprehensif menguji pengaruh sulforaphne dalam eskperimen yang melibatkan tikus dan sel kultur. Peneliti memilih tikus yang diberikan sel kanker payudara untuk disuntikan sulforaphane. Kemudian mereka menggunakan beberapa metode untuk menaksir jumlah sel batang kanker di tumor. Dari hasil analisa menunjukan adanya penurunan tajam pada populasi sel batang kanker setelah diberikan sulforaphane. Tak hanya itu, sel-sel normal tidak terpengaruh secara signifikan saat diberikan ekstrak brokoli dan juga menghambat perkembangan sel rusak untuk menjadi tumor. Salah seorang peneliti, Prof Duxin Sun, mengatakan sebelumnya ekstrak sulforaphane telah dipelajari untuk mengetahui dampaknya pada kanker.

Namun, hasil riset ini menunjukkan manfaat lain dari sulforaphne yang mampu menghambat sel kanker payudara. "Ini merupakan fakta baru yang menunjukkan potensi sulforaphane atau ekstrak brokoli untuk mencegah atau mengobati sel-sel batang kanker kritis," tukasnya seperti dikutip dari telegraph, Kamis (6/5). Paska mendapatkan hasil positif, peneliti kemudian menguji sulforaphane pada sel kanker payudara di laboratorium. Hasilnya, peneliti menemukan penurunan serupa di sel batang kanker manusia. Kini, peneliti tengah menggarap metode pengembangan sulforaphane.

Sumber : http://www.republika.co.id/