Kamis, 03 Juni 2010

BROKOLI : Si Kribo Pembabat Bibit Kanker

Ditulis ulang : Imla W. Ilham

Di Indonesia, nama sayur yang satu ini sempat terkenal sebagai nama beken salah satu artis yang tampil dengan rambut kribo. Ya, sayuran tersebut bernama brokoli. Kendati sayuran yang berasal dari kuntum bunga tanaman sejenis kubis-kubisan ini berpenampilan unik, brokoli bisa menjelma menjadi sayuran kaya manfaat. Dimakan mentah bisa, diolah menjadi beragam hidangan juga lezat. Brokoli sangat bermanfaat bagi kesehatan, terutama untuk kaum peremupuan. Pasalnya, hasil riset University of Michigan menunjukan brokoli mampu memerangi kanker payudara. Konon, jenis sayuran yang digolongkan sebagai "makanan super ini" juga mampu menghambat perkembangan sel tumor. Berdasarkan kesimpulan peneliti, kehebatan brokoli memerangi kanker dan pertumbuhan tumor disebabkan keberadaan ekstrak brokoli yang disebut sulforaphane. Komponen ini diyakini mampu membunuh sel batang kanker serta mencegah tumor baru tumbuh.

Sebelumnya, hasil riset yang dipublikasikan Journal Clinical Cancer Research menggambarkan bagaimana peneliti secara komprehensif menguji pengaruh sulforaphne dalam eskperimen yang melibatkan tikus dan sel kultur. Peneliti memilih tikus yang diberikan sel kanker payudara untuk disuntikan sulforaphane. Kemudian mereka menggunakan beberapa metode untuk menaksir jumlah sel batang kanker di tumor. Dari hasil analisa menunjukan adanya penurunan tajam pada populasi sel batang kanker setelah diberikan sulforaphane. Tak hanya itu, sel-sel normal tidak terpengaruh secara signifikan saat diberikan ekstrak brokoli dan juga menghambat perkembangan sel rusak untuk menjadi tumor. Salah seorang peneliti, Prof Duxin Sun, mengatakan sebelumnya ekstrak sulforaphane telah dipelajari untuk mengetahui dampaknya pada kanker.

Namun, hasil riset ini menunjukkan manfaat lain dari sulforaphne yang mampu menghambat sel kanker payudara. "Ini merupakan fakta baru yang menunjukkan potensi sulforaphane atau ekstrak brokoli untuk mencegah atau mengobati sel-sel batang kanker kritis," tukasnya seperti dikutip dari telegraph, Kamis (6/5). Paska mendapatkan hasil positif, peneliti kemudian menguji sulforaphane pada sel kanker payudara di laboratorium. Hasilnya, peneliti menemukan penurunan serupa di sel batang kanker manusia. Kini, peneliti tengah menggarap metode pengembangan sulforaphane.

Sumber : http://www.republika.co.id/

Tidak ada komentar: