Minggu, 30 Mei 2010

Facebook : Madu atau Racun


Ditulis ulang : Imla W. Ilham

Empat orang penting mengirim surat itu. Charles Schumer, Michael Bennet, Mark Begich dan Al Franken. Mereka adalah senator berpengaruh di Amerika Serikat. Surat itu dikirim tanggal 27 April 2010. Si penerima surat adalah Mark Zuckerberg, anak muda pendiri Facebook, yang kini memiliki hampir 500 juta pengikut di seluruh jagat. Empat senator itu mengecam keras situs jejaring sosial itu. Facebook dituding secara sengaja mengumbar profil pengguna ke segala penjuru. Mark sesungguhnya sudah lazim menerima protes. Jurusnya selalu sama. Abaikan. Tapi kali ini lain. Bersikap remeh, bisa berujung kiamat. Jurus para senator itu bisa membunuh. Mereka memaksa komisi perdagangan Amerika menindak Facebook. Sehari sebelum mengirim surat itu, Charles Schumer menuntut Komisi Perdagangan Federal (FTC) menerbitkan aturan baku bagi semua situs jejaring sosial.

Dia juga mendesak komisi itu segera menyelidiki sejumlah situs jejaring sosial yang doyan mengumbar data para pengguna. Penelitian itu penting, kata Schumer, “Memastikan para penguna bisa menjaga rahasia.” Walau ditujukan kepada semua situs jejaring sosial, sasaran bidikan Schumer sesungguhnya adalah Facebook. Hal itu diperjelas dalam surat yang kemudian dikirim ke Zuckerberg itu. Facebook dianggap bukan saja mengumbar rahasia pengguna, tapi juga rajin menjual data-data pengguna kepada pihak ketiga untuk kepentingan bisnis. Jual data pengguna itu dilansir sepekan sebelum para senator itu mengirim surat. Dalam ajang F8 Facebook Developer Conference yang digelar di San Francisco Amerika Serikat, petinggi Facebook mengumumkan sistem Open Graph API kepada para pengembang bisnis. Dalam sistem ini, Facebook membuka fitur baru bernama Istant Personalization. Fitur baru ini adalah pintu masuk untuk mitra bisnis Facebook -- seperti Microsoft Docs.com, Pandora, danYelp –untuk mengakses data pengguna di seluruh dunia. Data itu sangat diperlukan untuk pengembangan bisnis. Penguna data itu akan meraup untuk besar. Tidak percaya? Dengarlah cerita juru bicara Facebook ini. Cerita itu dipublikasikan Wall Street Journal pekan lalu. Sang juru bicara mengaku bahwa Facebook pernah melepaskan data pengguna ke perusahan iklan. Lewat data itu, si perusahaan iklan bisa melihat siapa pengguna yang mengklik iklan mereka. Dengan mengetahui para pengklik itu, si perusahaan bisa merancang iklan berikutnya secara efektif. Membuka data kepada pihak ketiga itulah yang dikritik keras empat senator dalam surat mereka. Mereka menulis, “Dear Mr. Zuckerberg, Kami mengirim surat ini untuk menyampaikan keprihatinan kami terkait perubahan terbaru kebijakan privasi Facebook dan penggunaan data pribadi untuk pihak ketiga.”

Main umbar data pengguna ini, sesungguhnya bermula dari tanggal 9 Desember 2009. Saat itu Facebook mulai menerapkan sistem Opt Out. Ini sistem yang membuka semua data pribadi pengguna. Kecuali jika si pengguna mau merahasiakan. Padahal sebelumnya Facebook begitu rapat menutup data pribadi itu. Kecuali kalau si pengguna mau menampilkannya. Artinya, secara teknis data-data seperti foto profil, jenis kelamin, asal kota, dan lain-lain tidak bisa dilihat orang, jika si pengguna tidak mempublikasikan. Dengan sistem Opt Out tadi, semua data itu dengan gampang bisa ditengok publik dari seluruh jagat. Bahkan dengan gampang pula bisa ditelusuri lewat Google dan situs pencari lain. Sistem baru itu diberlakukan semenjak pengguna Facebook membludak ke bilangan 350 juta orang. Jumlah itu memang sangat seksi untuk bisnis. Mengetahui profil, kecenderungan dan hobi manusia sebanyak itu sangat diperlukan sejumlah perusahaan iklan. Tapi jika pengguna merahasiakan profil mereka, sulit mengetahui kencenderungan dan hobi itu.

Itu sebabnya semenjak akhir tahun lalu, Facebook gencar memaksa penggunanya membuka data pribadi mereka. Rupa-rupa cara ditempuh. Pengguna diwajibkan mengisi data profil, lalu mempublikasikannya. Facebook memang tetap menyediakan pilihan bagi pengguna untuk menutup profil mereka. Kecuali hanya untuk dibaca kekasih, teman dan handai taulan. Tapi untuk menutup profil itu dari mata publik, prosesnya rumit dan sangat menjengkelkan. Si pengguna harus melewati 50 tahap pengaturan, dengan 170 opsi. Privasi untuk album foto, misalnya, harus dilakukan satu demi satu. Bayangkan, jika Anda memiliki 1000 foto yang dipasang di album Anda di Facebook, dan Anda ingin merahasiakan foto-foto itu, maka Anda harus menyetelnya satu demi satu. Selain rumit, cara untuk merahasiakan profil itu sangat panjang. Menurut catatan New York Times, pernyataan privasi Facebook yang dikeluarkan tahun 2010, sangat panjang. Jumlahnya 5.830 kata. Meningkat tajam dari tahun 2005, yang hanya 1.004 kata. Pernyataan privasi Facebook itu terpanjang dari semua situs jejaring sosial yang ada. Bandingkan dengan Flickr yang hanya 384 kata, Twitter 1.203 kata, Friendster 1.977 kata, MySpace 2.290 kata.

Bahkan bila dibandingkan dengan konstitusi Amerika Serikat –yang jumlahnya cuma 4.543 kata—pernyataan privasi itu masih lebih panjang. Lantaran begitu panjang dan rumitnya prosedur itu, banyak pengguna yang tidak pernah mengubah pengaturan privasinya. Artinya, profil mereka di Facebook tetap terbuka dan tidak menutupnya dari publik. Director of Corporate Communications and Public Policy Facebook, Barry Schnitt, memastikan bahwa sekitar 85 persen pengguna tak pernah mengubah pengaturan privasi itu. Mark Zuckerberg sendiri membantah bahwa pengunaan data itu untuk kepentingan bisnis. Ini adalah evolusi baru dalam hubungan antara manusia. Lima, enam tahun belakangan, “Orang-orang tak hanya nyaman untuk berbagi lebih banyak informasi yang lebih bervariasi, namun juga lebih terbuka dengan lebih banyak orang.” kata Zuckerberg dalam wawancara dengan TechCrunch. Apa yang dikemukakan oleh Zuckerberg agaknya sulit dipercaya, terutama setelah Schnitt bersaksi kepada ReadWriteWeb. Saat para pengguna bertemu teman-teman mereka di Facebook, dan saling lebih mengenal , kata Schnitt, mereka akan menemukan nilai lebih dari situs ini. Mereka akan selalu setia untuk kembali. Dia menambahkan, “Anda bisa bayangkan konsekuensi bisnis dari hal itu." Organisasi pembela hak konsumen di Amerika Serikat menilai, “ Facebook terus memanipulasi pengaturan privasi untuk tujuan komersial," kata Marc Rotenberg, Executive Director Electronic Privacy Information Center.

Bukan cuma dalam urusan privasi, Facebook juga dihujat sistem jejaring sosial ini mudah bocor. Tanggal 25 Februari lalu, misalnya, pesan pribadi seorang pengguna nyasar ke alamat lain. Tanggal 5 Mei, pengguna bisa melihat isi percakapan chating para pengguna lain. Kebocoran itu memaksa Facebook sempat menutup layanan chating. Yang terbaru adalah pada 11 Mei. Fitur 'Instant Personalization' terganggu. Fitur itu bisa dimanfaatkan peretas mengungkap nama pengguna, alamat email mereka, dan data-data Facebook. Kebobolan itu memaksa mitra Facebook, Yelp, menutup sementara fitur Instant Personalization ini.

Privasi yang diumbar, data yang gampang dibobol hacker,memang membuat banyak orang berang. Selain para senator itu, sepuluh organisasi yang peduli dengan privasi di Amerika Serikat mengirim pengaduan ke FTC. Sejumlah tokoh terkenal, jurnalis, dan sejumlah blogger berbondong-bondong cabut dari Facebook. Jika Anda ingin mengetahui pada pemrotes ini, ketik saja ‘Respect My Privacy’ pada mesin pencari Facebook. Lusinan grup pemrotes akan terlihat. Di luar Facebook, banyak juga kelompok yang menyerukan boikot, (http://facebookprotest.com), mengajak orang minggat dari jejaring sosial itu (http://quitfacebookday.com). Banyak pengguna berbondong-bondong pensiun dari Facebook. Pencarian “How do I delete my facebook account,” menjadi salah satu frase terpopuler di Google. Riset mutakhir perusahaan keamanan komputer Sophos, menunjukkan bahwa sekitar 60 persen pengguna Facebook mempertimbangkan untuk berhenti. Facebook memang sudah menolong banyak orang. Mempertemukan kawan lama. Menemukan jodoh. Ajang untuk promosi bisnis. Dan cara baru menggalang kepedulian sosial. Tapi banyak pula penjahat yang dengan gampang memburu korban lewat situs ini.

Facebook memang berkembang pesat. Ditengah hujatan dari segala penjuru itu, peringkat Facebook terus melangit. Menurut data trafik web yang dirilis Google, Jumat 28 Mei 2010, situs jejaring sosial ini dikunjungi 540 juta orang. Jumlah itu merupakan 35 persen populasi pengguna internet di seluruh dunia. Data global Google Ad Planner yang disediakan oleh Double Click menunjukkan bahwa sekitar 570 miliar laman di Facebook.com disambangi orang.Kekuatan yang besar itu, tulis empat senator Amerika Serikat kepada Mark Zuckerberg, “Harus disertai tanggjungjawab yang besar kepada penggunanya."

Sumber : FB Muhammad Ilham Ibn Fadli via www.vivanews.com


Selasa, 11 Mei 2010

IBU adalah Sekolah

Ditulis ulang : Imla W. Ilham, S.Ag

Ibu adalah sekolah, bila kau persiapkan, engkau telah mempersiapkan rakyat yang baik, lagi kuat” (Ibrahim Ibn Shalih al-Mahmud, Kaifa Taksib Zajatuk - 1991)

Pembangunan masyarakat Indonesia dapat terwujud, salah satunya, harus memusatkan pendidikan kepada IBU. Sebab, IBU adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Apabila perempuan terdidik dengan baik, niscaya pemerataan pendidikan telah tercapai. Menurut Qurash Shihab, secara khusus menggaris bawahi peran ibu yang dominan dalam membentuk karakter atau kepribadian anaknya. Menurutnya, dalam bahasa Al Quran, Ibu dinamai UMM. Dari akar kata yang sama dibentuk IMAM (Pemimpin) DAN UMMAT. Kesemuanya bermuara pada makna kata, ”yang dituju” atau ”yang diteladani”. Qurash juga menjelaskan bahwa Al Quran menempatkan kewajiban berbuat baik kepada orang tua – khususnya pada Ibu – pada urutan kedua setelah kewajiban taat kepada Allah, bukan hanya karena Ibu menanggung beban berat dalam mengandung, melahirkan dan menyusui, tetapi juga karena seorang ibu di bebani tugas untuk menciptakan pemimpin-pemimpin umat. Karena itu pula, Tuhan menganugerahkan kepadanya struktur biologis dan ciri psikologis yang berbeda dengan kaum Bapak. Karenanya, tidak berlebihan pula bila dalam kamus Merriam Webster kata ”Mother” antara lain diterjemahkan sebagai sumber atau asal mula (lahirnya sesuatu). Seperti yang dikatakan ahli ilmu kejiwaan terkenal asal Austria, Sigmund Freud, ”If a man has been his mother’s undisputed darling he retains throughout life the triumphant feeling, the confidence in succes, which not seldom brings actual succes along with it”. Kalimat ini secara sederhana dapat diartikan, ....bila seorang anak memperoleh kasih sayang ibunya, seumur hidup ia akan memiliki perasaan bangga dan keyakinan akan kesuksesan, yang tak jarang membawa serta bersamanya keberhasilan dalam bentuk nyata....

Semakin jelas, bahwa IBU adalah INSTRUMEN PENTING untuk memasyarakatkan pendidikan. IBU adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Pendidikan Ibu adalah untuk semua (education for all), dan berlangsung sepanjang hayat. Peran Ibu sebagai pendidik tetap akan relevan, efektif, efisien, dan merata pada setiap individu bangsa, sebab setiap anak tidak akan terlepas daripada Ibunya. Semua pendidikan tidak terlepas dari peran seorang Ibu. Apalagi pendidikan yang berkaitan dengan moral dan perkembangan anak-anak. Ia memiliki peran yang terhormat, sekaligus berat. Di dalam keluarga, ia menjadi direktur pendidikan bagi anak-anak, disamping mendampingi suami, dan tugas-tugas lainnya. Seorang direktur tanpa tanda jasa, dan gaji.

Di masyarakat, ia dapat menjadi guru bagi sosialnya. Segala perilaku perempuan, baik sebagai Ibu, isteri, maupun anggota masyarakat akan menjadi literatur bagi anak-anak, juga anggota masyarakat lain. Seorang Ibu, atau perempuan pada umumnya menjadi standar ketinggian budaya, keberhasilan pembangunan dan pendidikan, sekaligus standar moralitas bangsa. Dengan kata lain, perempuan Indonesia, baik berperan ganda ataupun tidak, harus disiapkan agar menjadi ibu yang cerdas dan arif. Karena perempuan sebagai warga negara akan sangat menentukan posisi kemajuan bangsa, dan negaranya.

(c) Lintang Sugianto FB/2010


Selasa, 04 Mei 2010

Troglodyte Kandovan Stone is a Tourist Village In Iran.

Ditulis ulang : Imla W. Ilham, S.Ag

Berawal dari berita dalam sebuah acara di Metro TV tentang rumah batu yang sudah berumur ratusan tahun di Troglodyte Kandovan Stone Osku dan Tabriz, Iran. Karena menarik, saya coba browsing di google tentang daerah wisata yang eksotik dan kaya sejarah ini. Daerah yang dijadikan oleh pemerintah Islam Iran sebagai tempat/destinasi wisata ini, terkenal karena bentuk tempat tinggalnya yang trogloyte. Beberapa rumah setidaknya berusia 700 tahun dan masih dihuni hingga sekarang. Troglodyte Kandovan Desa Batu ini juga dikenal dengan pemandangannya yang indah sehingga menjadikannya tempat wisata populer disana, disana terdapat hotel dan restoran untuk melayani wisatawan. Air mineralnya juga sangat populer karena banyak wisatawan meyakini air tersebut dapat menjadi obat untuk beberapa penyakit contohnya penyakit ginjal. Namun bentuknya masih tetap utuh dan kokoh. Hanya interiornya yang mengalami perubahan, seiring perubahan jaman. Sungguh indah, alam sangat bersahabat bila kita juga bersahabat dengan alam.






(c) google.com


Sabtu, 01 Mei 2010

Dampingi Aku Selamanya

Ditulis ulang : Imla W. Ilham, S.Ag


Disebuah rumah sederhana yang asri tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia senja. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah dewasa dan memiliki kehidupan sendiri yang mapan. Sang suami merupakan seorang pensiunan sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga. Suami istri ini lebih memilih untuk tetap tinggal dirumah mereka menolak ketika putra-putri mereka menawarkan untuk ikut pindah bersama mereka.

Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir renta itu menghabiskan waktu mereka yang tersisa dirumah yang telah menjadi saksi berjuta peristiwa dalam keluarga itu. Suatu senja ba’da Isya disebuah mesjid tak jauh dari rumah mereka, sang istri tidak menemukan sandal yang tadi dikenakannya kemesjid tadi.

Saat sibuk mencari, suaminya datang menghampiri
“Kenapa Bu?”

Istrinya menoleh sambil menjawab “Sandal Ibu tidak ketemu Pa”.

“Ya udah pakai ini saja” kata suaminya sambil menyodorkan sandal yang dipakainya. walau agak ragu sang istri tetap memakai sandal itu dengan berat hati.

Menuruti perkataan suaminya adalah kebiasaannya.
Jarang sekali ia membantah apa yang dikatakan oleh sang suami.

Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.
“Bagaimanapun usahaku untuk berterimakasih pada kaki istriku yang telah menopang hidupku selama puluhan tahun itu, takkan pernah setimpal terhadap apa yang telah dilakukannya.

Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu untuk-ku saat aku pulang,
kaki yang telah mengantar anak-anakku ke sekolah tanpa kenal lelah, serta kaki yang menyusuri berbagai tempat mencari berbagai kebutuhanku dan anak-anakku”.
Sang istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus dan merekapun mengarahkan langkah menuju rumah tempat bahagia bersama….

Karena usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya, sang istri mulai mangalami gangguan penglihatan. Saat ia kesulitan merapikan kukunya, sang suami dengan lembut mengambil gunting kuku dari tangan istrinya.

Jari-jari yang mulai keriput itu dalam genggamannya mulai dirapikan dan
setelah selesai sang suami mencium jari-jari itu dengan lembut dan bergumam
“Terimakasih”.

“Tidak, Ibu yang terimakasih sama Bapa, telah membantu memotong kuku Ibu” tukas sang istri tersipu malu.

“Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa yang belum tentu sanggup aku lakukan. Aku takjub betapa luar biasanya Ibu.
Aku tau semua takkan terbalas sampai kapanpun” kata suaminya tulus.

Dua titik bening menggantung disudut mata sang istri “Bapa kok bicara begitu?
Ibu senang atas semuanya Pa, apa yang telah kita lalui bersama adalah luar biasa.
Ibu selalu bersyukur atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk. Semuanya dapat kita hadapi bersama.”

Hari Jum’at yang cerah setelah beberapa hari hujan. Siang itu sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah Shalat Jum’at,
Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang istri menatap tepat pada matanya sebelum akhirnya melangkah pergi.

Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri hingga saat beberapa orang mengetuk pintu membawa kabar yang tak pernah diduganya.
Ternyata siang itu sang suami tercinta telah menyelesaikan perjalanannya di dunia.
Ia telah pulang menghadap sang penciptanya ketika sedang menjalankan ibadah Shalat Jum’at, tepatnya saat duduk membaca Tahyat terakhir.

Masih dalam posisi duduk sempurna dengan telunjuk kearah Kiblat, ia menghadap Yang Maha Kuasa.

“Subhanallah sungguh akhir perjalanan yang indah” gumam para jama’ah setelah menyadari kalau dia telah tiada.

Sang istri terbayang tatapan terakhir suaminya saat mau berangkat kemesjid.
Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan pengganti ucapan selamat tinggal.
Ataukah suaminya khawatir meninggalkannya sendiri didunia ini. Ada gundah menggelayut dihati sang istri. Walau masih ada anak-anak yang akan mengurusnya,
Tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun cukup membuatnya terguncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun keikhlasan dihatinya yang bisa menghambat perjalanan sang suami menghadap Sang Khalik.

Dalam do’a dia selalu memohon kekuatan agar dapat bertahan dan juga memohon agar suaminya ditempatkan pada tempat yang layak.

Tak lama setelah kepergian suaminya, sang istri bermimpi bertemu dengan suaminya.
Dengan wajah yang cerah sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut sang istri dengan lembut. “Apa yang Bapa lakukan?’ tanya istrinya senang bercampur bingung.

“Ibu harus kelihatan cantik, kita akan melakukan perjalanan panjang. Bapa tidak bisa tanpa Ibu, bahkan setelah kehidupan didunia berakhir,
Bapak selalu butuh Ibu. Saat disuruh memilih pendamping Bapa bingung, kemudian bilang pendampingnya tertinggal,
Bapakpun mohon izin untuk menjemput Ibu.”

Istrinya menangis sebelum akhirnya berkata “Ibu ikhlas Bapa pergi, tapi Ibu juga tidak bisa bohong kalau Ibu takut sekali tinggal sendiri.
Kalau ada kesempatan mendampingi Bapa sekali lagi dan untuk selamanya tentu saja tidak akan Ibu sia-siakan.
Sang istri mengakhiri tangisannya dan menggantinya dengan senyuman.
Senyuman indah dalam tidur panjang selamanya…..

(c) Karya Riny Yunita : Ladang Cakiah, 7 April 2009