Senin, 13 Desember 2010

Cinta Amniotik : Buat IFA dan ADEK

Ditulis ulang : Imla W. Ilham

" ..... Buat anakku Ifa dan Adek !!"

Beberapa hari lagi sebelum kehadiranmu, atau bahkan beberapa jam? Aku tak persis tahu. Banyak yang ingin kuucapkan, tapi sepertinya kaulah yang sudah tahu. Sekian lama kita bernapas bersama, bergerak bersama, merasa bersama. Kau begitu dekat bahkan bersatu dengan tubuhku, tapi tetap saja, di sini aku menanti kehadiranmu. Perjalananmu kelak hanyalah dari perutku menuju dekapanku. Namun itulah perjalanan yang akan mengubah kita berdua. Mengubah dunia. Saat kau tiba, aku tak lagi menjadi manusia yang sama. Dan kau juga akan melihat dunia yang berbeda: terra firma. Selapis kulit saja tabir yang membatasi kita, tapi sungguh berkuasa. Perjalananmu, kata kau dulu, adalah perjalanan yang akan mengingatkan mereka yang lupa. Termasuk aku. Keterpisahan adalah ilusi. Dunia jasad dan dunia roh, dunia materi dan dunia energi; hanyalah dua sisi dari koin yang sama. Hidup tak pernah berakhir mati. Hidup hanya berganti wujud. Dan sepanjang perjalanan bernama hidup, kau dan aku, kita semua, hanya berjalan menembusi satu tabir itu saja. Membolak-balik koin yang sama. Menyeberangi selapis kulit dan daging sebagaimana yang membatasi kita kini.

Kau datang, dengan segala kegenapanmu. Kau datang, bahkan sudah dengan nama. Kau datang, dengan segala pelajaran dan kebijaksanaan. Namun kau juga akan sejenak lupa, katamu dulu. Sama seperti kita semua yang dibuat lupa saat menyeberangi tabir itu. Tolong ingatkan aku, pintamu. Aku memilihmu karena kita pernah sama-sama berjanji pada satu sama lain, lanjutmu lagi. Saat kita berdua masih sama-sama ingat. Saat kita berdua masih sama-sama di sisi lain dari koin ini. Entah bagaimana aku harus mencintaimu. Kau lebih seperti guru sekaligus sahabat. Waktu kau tiba dalam bentuk mungil dan rapuh nanti, biarlah alam yang mengajarkanku untuk mencintaimu lagi dari nol. Seolah kita tak pernah bertemu sebelumnya, seolah kita tak pernah bercakap-cakap bagai dua manusia dewasa, karena dalam bahasa jiwa semua “seolah” yang kusebut barusan tiada guna. Waktu, usia, dan perbedaan jasad kita, lagi-lagi hanyalah hadiah dari sisi koin di mana kita sekarang tinggal. Hadiah yang harus direngkuh dan diterima.

Sembilan bulan ini mereka bilang aku tengah mengandungmu. Aku ingin bilang, mereka salah. Kamulah yang mengandungku. Seorang ibu yang mengandung anak di rahimnya sesungguhnya sedang berada dalam rahim yang lebih besar lagi. Dalam rahim itu, sang ibu dibentuk dan ditempa. Embrio kecil itu mengemudikan hati, tubuh, dan hidupnya. Terima kasih telah mengandungku; menempatkanku dalam rimba amniotik di mana aku belajar ulang untuk mengapung bersama hidup, untuk berserah dan menerima apa pun yang kau persembahkan. Kini dan nanti. Manis, pahit, sakit, senang, kau ajari aku untuk berenang bersama itu semua, sebagaimana kau tengah berenang dalam tubuhku dan merasakan apa yang kurasa, mengecap apa yang kumakan, menghirup udara yang kuendus—tanpa bisa pilih-pilih. Kau terima semua yang kupersembahkan bagimu. Terima kasih untuk perjalanan ini. Untuk pilihanmu datang melalui aku. Untuk pilihanmu hadir di tengah keluarga mungil ini. Untuk proses yang tak selalu mudah tapi selalu indah.

Sumber : (c) Dewi Lestari

Foto (IFA ketika AQIQAH - usia 21 hari/Agustus 2003)

Kamis, 09 Desember 2010

ASI yang Terpinggirkan

Ditulis ulang : Imla W. Ilham

" Ya dunk, kita beri anak susu bubuk terbaik. Pokoknya, susu kualitas terbaik. Kalau kita menyusui anak kita, kita juga harus perhatikan bodi kita dunk. Takut nggak kenceng lagi !" (Seorang selebritis wanita, kala ditanya tentang ASI dan menyusui di sebuah TV Swasta)


Anakku,…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah
Atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu
Ibu telah membekali hidupmu
Dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu
Didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

(Dikutip dari Bila Ibu Boleh Memilih, kumpulan puisi hati Ratih Sanggarwati)



Badan PBB untuk anak-anak, Unicef menilai Indonesia sebagai target utama penjualan susu formula. Agar bayi-bayi tetap memiliki kesempatan untuk mendapat ASI eksklusif, pemerintah perlu bertindak. "Indonesia merupakan salah satu target dari perusahaan susu formula karena pangsa pasarnya yang prospektif. Dan ini adalah masalah yang serius sehinga butuh regulasi," ujar David Clark, pakar nutrisi dari Unicef (United Nations Children Fund) dalam acara Oneasia Breastfeeding Partners Forum 7, di Hotel Grand Flora Kemang, Selasa (9/11/2010). David menuturkan susu formula merupakan produk yang dapat memberikan keuntungan besar dengan harga jual yang tinggi. Karenanya perusahaan susu formula tidak menyukai adanya regulasi di setiap negara, karena regulasi ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat penjualan.

Berdasarkan data Euro Monitor Report, produsen susu formula menargetkan peningkatan sebesar 37 persen dalam jangka waktu 2008-2013. Target tersebut meliputi negara-negara di Asia Pasifik terutama China dan Indonesia. Padahal seperti yang telah diketahui, bayi yang tidak mendapatkan ASI punya risiko gangguan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan. Dampaknya, anak menjadi gampang sakit-sakitan, mengalami obesitas yang nantinya memicu berbagai penyakit misalnya jantung,diabetes atau penyakit kardiovaskuler. Indonesia sedang memproses peraturan pemerintah yang diharapkan bisa meningkatkan pemberian ASI ekskusif pada bayi. Kemenkes saat ini juga sudah mulai melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke rumah sakit dan klinik dalam hal mencegah promosi susu formula di pusat pelayanan dan juga petugas kesehatan. Kampanye ASI eksklusif bagi ibu-ibu menyusui juga perlu digalakkan kembali agar penjualan susu formula berkurang dengan sendirinya, sehingga diharapkan anak-anak menjadi lebih sehat serta cerdas (Sumber : www.detikhealth.com)

Angka NOL dan Angka SATU

Ditulis ulang : Imla W. Ilham, S.Ag

Cobalah sebutkan angka terbesar yang kita ketahui, dan kalikanlah dengan angka nol, kita akan mendapatkan hasil selalu Nol. Cobalah sebutkan angka terkecil yang kita ketahui, dan bagilah dengan angka Nol, kita akan mendapatkan hasil tidak terhingga. Sedang angka 1, berapapun angka yang kita sebutkan, dibagi ataupun dikali hasilnya selalu sama dengan bilangan itu sendiri. Angka Nol adalah representasi dari KEIKHLASAN. KEIKHLASAN selalu membawa/ membuahkan KEBERKAHAN. Angka Satu adalah representasi kebalikan dari KEIKHLASAN. Dan KETIDAK IKHLASAN tidak pernah membawa keberkahan. Manusia dengan kehidupannya, pada awalnya dan masa kanakkanaknya berada pada posisi angka Nol. Semakin dewasa, dengan segala pengalaman hidupnya dia akan bergerak naik turun ke arah 1 atau ke arah 0. Orang yang mengikuti hawa nafsunya, akan semakin mendekati ke angka 1. Pada saat mencapai angka 1, dia akan menuhankan dirinya. Dia akan merasa bahwa dunia sudah digenggamnya dan itu atas usaha dan jerih payahnya. Tampak sekali kesombongan selalu muncul dari tingkah lakunya. Orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya, dia akan bergerak ke arah Nol, menuju ke fitrahnya kembali. Orang seperti ini selalu rendah hati (bukan rendah diri), selalu tawadlu, berserah diri dan bertawakal, baik pada saat diberi kelebihan maupun kekurangan.

Dari sisi rizki, orang yang berada pada angka 1, apabila misalnya mendapatkan rizki Rp. 1.000.000,-, maka itulah uang yang diperolehnya, tidak lebih dan tidak kurang. Nilai keberkahannya adalah 1 juta rupiah dibagi 1 sama dengan 1 juta rupiah. Orang yang berada pada angka 0, apabila misalnya mendapatkan rizki Rp. 1.000.000,-, maka nilai keberkahannya adalah tak terhingga. Berapapun rizki yang diperoleh, dia mendapatkan rizki yang berkah tidak terhingga. Orang dengan angka Nol ini derajat keikhlasannya sudah tertinggi, sehingga berapapun yang diperoleh, selalu dapat mencukupi dirinya, bahkan mampu menolong orang lain. Orang dengan angka 0 hanya terdapat pada para Nabi. Semakin ikhlas seseorang, semakin mendekat ke arah 0. Misalnya 0.2, maka nilai keberkahannya adalah 1 Juta dibagi 0.2 = Rp 5.000.000,-. Sebaliknya, pada saat orang mendapatkan halangan dan cobaan. Orang-orang yang ikhlas, yang memiliki angka 0, berapapun bilangan halangan dan cobaannya, dikalikan dengan 0 akan sama dengan 0. Dia tidak pernah merasakan beban apapun terhadap halangan dan cobaan yang menimpanya. Sedangkan pada orang yang berbilangan 1, dia akan merasakan sakit, stress dan bahkan sakit jiwa atau berputus asa, karena dia selalu merasakan gejolak jiwa sesuai dengan besar dan kecilnya cobaan.

Itulah keikhlasan yang terkait dengan keberkahan. Keikhlasan adalah dari hati, dan hanya hati kita sendiri dan Allah saja yang mengetahui. Maka, seorang penjual es keliling yang menyumbangkan Rp 2.000,- ke kotak Masjid secara ikhlas, sangat jauh nilainya di depan Allah dibanding dengan seorang Jutawan yang menyumbangkan uang Rp 1 Juta ke kotak Masjid karena niat yang lain. Untuk itu, setiap manusia perlu mengupayakan kembali atau mengarah ke titik Nol. Maka akan diperoleh ketenangan dan kecukupan yang telah dijanjikan Allah.

:: Dikutip dari buku Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi.

Rabu, 01 Desember 2010

Puisi untuk Anakku IFA


“Anakku Sayang"

1 Desember 2010


(Aura Izzatul Afifa Ilham)


Anakku
Tadi malam
Dalam tidurmu
Kau mengigau
Menanam kembang
Di halaman

Esoknya
Bermekaran
Di hatiku

Sajak Putih
H. Amang Rahman Jubair
Prolog : Rusdi Zaki


Anakku Ifa, putri ibunda
Suatu waktu, ayahmu pernah memberikan potongan puisi Gabriela Mistral
Begini bunyinya :

Kita melakukan banyak kekeliruan dan kesalahan, tapi kelalaian kita yang utama
Adalah mengabaikan anak, menyepelekan mata air kehidupan
Banyak kebutuhan kita dapat ditunda, tapi anak tak dapat menunggu
Kini saat tulang-tulangnya dibentuk, darahnya dibuat, dan nalurinya dikembangkan
Padanya kita tak dapat menjawab “Besok”, sebab ia dijuluki “Hari ini”
(Ibunda akan selalu ingat itu !)

(Buat Anakku IFA yang sudah dua hari demam)
Cepat sembuh nak, karena kamu ingin mentunaikan nazarmu
Mengajarkan sang Adek, belajar sepeda
Dengan hanya dua roda
Yang selalu kamu katakan pada teman-teman kecilmu
Ayahmu telah perbaiki rantai sepeda mungilmu
Di bengkel pertigaan jalan arah rumah kita.

Sabtu, 20 November 2010

Selamat Ulang Tahun Anakku, Malika Asy-Syifa Ilham @ Adek !!

Oleh : Muhammad Ilham

"Setiap anak dilahirkan dengan membawa pesan, bahwa Tuhan belum bosan dengan manusia", kata Rabindranath Tagore. Karena itu, Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan dicintai Tuhan.



Malika As-Syifa atau Adek, hari ini, 20 Nopember 2010, kala kamu bangun pagi tadi, ayah ucapkan Selamat Ulang Tahun yang ke-5. Ayah juga berterima kasih, bahwa kamu selalu dan senantiasa mengingatkan ayah tentang semua hal yang menurut kamu tak baik ayah lakukan, tentunya dalam bahasa anak-anak seusiamu. Kritik dan protes pada ayah, sungguh bermakna. Dan ayah ingin, hal tersebut terus kamu lakukan sepanjang usiamu dan usia ayah. Selagi kita hidup, anakku, ayah akan selalu mengingat bahwa kamu adalah amanah yang harus ayah jaga dari sang Robbi Illahi, Tuhan Yang Maha Kasih, Allah SWT. Ayah akan terus belajar menjadi seorang ayah sebagaimana Rasulullah menjadi ayah bagi anaknya, Fatimah. Ayah juga akan ingat, apa yang disampaikan Kahlil Gibran :


Anakmu bukanlah milikmu,
mereka adalah putra putri sang Hidup,
yang rindu akan dirinya sendiri.
Mereka lahir lewat engkau,
tetapi bukan dari engkau,
...mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.
Berikanlah mereka kasih sayangmu,
namun jangan sodorkan pemikiranmu,
sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri.
Patut kau berikan rumah bagi raganya,
namun tidak bagi jiwanya,
sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi,
sekalipun dalam mimpimu.
Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,
namun jangan membuat mereka menyerupaimu,
sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
ataupun tenggelam ke masa lampau.
Engkaulah busur asal anakmu,
anak panah hidup, melesat pergi.
Sang Pemanah membidik sasaran keabadian,
Dia merentangkanmu dengan kuasaNya,
hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat.
Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat,
sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap.


Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti kelahiranmu dulu, belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui. Nak, bacalah sejarah Nabi-nabi dan Rasul, serta temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah. Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit. Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan paling aku banggakan di depan siapapun, bahkan di hadapan Allah, ketika aku duduk berduaan berhadapan dengan-Nya, hingga saat usia ayah yang sudah 36 tahun ini. Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan dicintai Tuhan. Inilah usaha terberatku, Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan Allah.

Nak, Ayahmu barangkali tak kan pernah bisa menjadi orang kaya. Jadi, pandai-pandailah menempatkan dirimu sebagai anak orang biasa. Ayah barangkali tak selalu mampu menyediakan pangan terbaik, tapi jangan terlalu khawatir Nak, itu tak berarti ayah tak selalu berusaha penuhi kebutuhan nutrisi untuk tumbuh kembangmu. Percayalah, banyak orang hebat di dunia ini yang terlahir, tumbuh, dan berkembang, hanya dengan mengkonsumsi penganan sederhana. Nak, kelak ayahmu barangkali tidak bisa menyekolahkanmu di sekolah-sekolah unggulan, tapi jangan terlalu risau, Sekolah unggulan bukanlah jaminan untuk bisa menjadi orang baik kelak. Percayalah, banyak orang mencapai kejayaan hidupnya tanpa bersekolah disekolah-sekolah unggulan nan mahal itu. Nak, kelak ayah barangkali tak mampu penuhi kebutuhan mu untuk gaul, tapi jangan ragu Nak, banyak orang-orang rendah hati di luar sana yang dengan tulus mau berteman denganmu, meski kamu tak punya modal untuk dicap gaul. Nak, kelak andai kamu merasa tak memiliki intelejensi di atas rata-rata, jangan terlalu cemas akan masa depanmu. Yakinlah, dengan tekad dan keuletan, masa depan gemilang tak mustahil tetap dapat kamu raih - tapi ingat Nak, kamu tak akan mampu tanpa do'a. Nak, andai kelak banyak orang meremehkan kamu atas apa yang cuma mampu kamu raih dan lakukan, tak usah bersedih Nak, Sepanjang hidup, Ayah juga mengalami banyak perlakuan tidak simpatik, diremehkan bahkan dilecehkan, Tapi yakinlah Nak, Semua itu tak akan mempengaruhi rencana Tuhan atas dirimu, Sejuta pelecehan manusia atas dirimu, tak akan mampu mengalahkan kuasa Tuhan jika Dia ingin memuliakan kalian. Maka dari itu Nak, cuma pada Nya respek tertinggi perlu kamu berikan. Nak, tak perlu gamang menjalani kehidupan, tak perlu terlalu risau dengan segala atribut dunia yang barangkali tidak akan pernah bisa kamu miliki, karena kamu hanya butuh hati yang bersih dan hasrat yang kuat untuk mengarungi anugrah kehidupan ini. Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan Allah, dan kudapati jarakku amat jauh dariNya, aku akan ikhlas, karena seperti itulah aku di dunia. Tapi kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Allah. Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya...... (Dengan IFA, kakakmu, selalulah kompak berdua !).

:: Mari kita rayakan dengan sederhana. Ayah janji, ayah akan selalu menjadi ayah dan kawan yang baik buat-mu, sampai "menutup mata".

Malika Asy-Syifa kala berusia 4 tahun

Malika Asy-Syifa kala berusia 3 tahun

Malika Asy-Syifa kala berusia 2 tahun

Malika Asy-Syifa kala berusia 1 tahun

Malika Asy-Syifa kala berusia 6 bulan

Adek lahir pada tanggal 20 November 2005, pukul 19.45 WIB, kala azan Isya menggema. Lahir di rumah Ongku dan Nenek di Air Bangis Pasaman Barat dengan persalinan yang dibantu oleh bidan Ibunda Ati. Pada usia 21 hari, Adek di-Aqiqah di Air Bangis dan selanjutnya berangkat ke Padang karena ayah dan ibunda bekerja di Padang. Sekali setahun, biasanya jelang Lebaran Aidil Fitri, Adek bersama Ayah, Ibunda, Teta Ifa dan Tante Fera (Pengasuh Adek dan Teta Ifa) pulang ke Air Bangis.

:: Kutulis ini dengan harapan, kelak tulisan ini bisa menjadi "warisan" baginya untuk dibaca dan diceritakan pada anak cucunya, kala saya dan ibundanya telah menghadap Tuhan Sang Pemilik Insan, kala tulang-tulang kami berdua telah memfosil (tak sanggup saya meneruskan, mata-ku sabak !)

Rabu, 17 November 2010

Khasiat Rempah Zafaran

Oleh : Imla W. Ilham

Barangsiapa yang mengambil sebagian Zafaran tulen dan Su'dun satu bagian dicampurkan dengan 'asal (madu), diminum sebanyak dua misqal (dua sendok) pada setiap hari, maka dia akan memiliki daya ingat yang kuat" Ali bin Abi Thalib, kitab Tibbul Imama A'li)

Mungkin kita tidak mengenal atau familiar dengan yang namanya Zafaran. Zafaran adalah sejenis rempah yang berasal dari stigma bunga Zafaran (Crocus sativus), dari spesis keluarga Iridaceae. Bunga zafaran ada tiga stigma. Iran menguasai 94 persen pasaran Zafaran. Negara Spanyol, India, Yunani, Azerbaijan, Mesir dan Itali, adalah negara lain yang juga biasa ditumbuhi Zafarab. Selain untuk menyedapkan masakan, ia juga dianggap ramuan terbaik untuk kesehatan, perobatan, masakan, minyak wangi, dan zat pewarna. Zafaran kaya dengan vitamin B2, hydrocloric acid dan Riboflavin.





Sumber : faisal.t/google.picture

Jumat, 05 November 2010

Agama, Sungai Gangga dan Lanskap Photografi

Diedit ulang : Imla W. Ilham

Sungai Gangga, selain sungai Yamuna merupakan Sungai Suci bagi ummat Hindu, khususnya di India. Pada setiap momen-momen tertentu yang berkaitan dengan ritual agama Hindu, para penganut agama ini akan mandi di Sungai Gangga ini. Bukan bermaksud menyudutkan agama tertentu, karena foto dibawah ini hanya ingin mengkritisi penganut agama, bukan agama-nya. Sebagaimana halnya dengan agama-agama lainnya, yang mengajak penganutnya untuk hidup damai, bersih dan manusiawi, tapi para penganutnya justru mencederai agama itu sendiri. Foto dibawah ini mengambarkan bagaimana manusia tidak memiliki kemampuan dan rasa empati untuk menjaga simbol-simbol agamanya. Sungai Gangga yang dianggap mulia bagi agama Hindu, seharusnya dijaga oleh para penganutnya, bukan dikotori sambil terus memujanya. Apa yang terjadi melalui foto dibawah ini, juga mewakili fenomena pada agama-agama lain. Memuja simbol-simbol agama, tanpa mau menjaga dan merawat agama atau simbol agama itu sendiri. Pesan foto ini, untuk seluruh ummat manusia (Sumber foto : google.com).




















Senin, 01 November 2010

Muhammad - Nama Paling Populer di Inggris

Ditulis ulang : Imla W. Ilham

Beberapa bulan terakhir, pindah keyakinan menjadi pemeluk agama Islam melanda sejumlah wanita di Inggris. Demikian halnya seperti yang diungkapkan Kevin Brice dari Swansea University, pakar yang meneliti tentang orang-orang berkulit putih yang memeluk agama Islam. Tampaknya, hal itu juga memengaruhi tren nama bayi. Muhammad menjadi nama yang paling sering diberikan untuk bayi laki-laki baru lahir di Inggris. Nama Muhammad masuk dalam daftar tiga nama bayi yang paling populer di Inggris.

Peringkat pertama dipegang oleh nama Jack yang selama 14 tahun terakhir menempati peringkat pertama dalam hal nama populer untuk bayi laki-laki. Total 7.549 bayi baru lahir diberikan 12 nama yang terinspirasi dari Nabi umat Islam, Muhammad SAW, dengan berbagai macam tulisan antara lain Muhammad, Mohammad atau Mohammed. Lalu, untuk posisi kedua nama bayi laki-laki yang populer ditempati Oliver, nama tersebut diberikan pada 7.364 bayi. Harry dan dan Alfie berada di peringkat empat dan lima. Dari daftar resmi, yang mencakup semua kelahiran pada tahun 2009 di Inggris dan Wales, Mohammed berada di nomor 16 tetapi ini tidak termasuk ejaan yang berbeda, yang peringkatnya terpisah. Ketika daftar tersebut digabungkan, nama Mohammed menjadi di tempat teratas untuk pertama kalinya.

Terkait popularitas ini, ada beragam ejaan yang digunakan selama beberapa tahun ini. Antara lain, Muhammad, Mohammad, Muhammed, Mohamed, Mohamad, Muhamed, Mohammod, Mahamed, Mohammed, Mahammed dan Mohmmed. Masih ada ejaan lain tetapi ini tidak digunakan untuk kelahiran di Inggris dan Wales pada 2009. Sejak 1999 jumlah bayi yang diberikan nama Muhammad, meningkat apapun ejaannya. Saat itu nama Muhammad diberikan pada 4.579 bayi laki-laki yang baru lahir. Lebih jauh lagi, ejaan Mohammed masuk dalam peringkat 73 dalam daftar tahun 1964 dan peringkat 87 pada 1944.

Sumber : vivanews.com/kosmo

Kamis, 21 Oktober 2010

(Cerita untuk Anakku IFA dan MALIKA) : "Seorang Raja dan Nelayan"

Ditulis ulang : Imla W. Ilham, S.Ag

Kerajaan yang dialiri oleh sungai Tigris dan Euphrates pernah di perintah oleh seorang raja yang sangat gemar dan menyukai ikan. Suatu hari dia duduk bersama Sherem, sang Ratu, di taman istana yang berhadapan langsung dengan tepi sungai Tigris, yang pada saat itu terentang jajaran perahu yang indah; dan dengan pandangan yang penuh selidik pada perahu-perahu yang meluncur, dimana pada satu perahu duduk seorang nelayan yang mempunyai tangkapan ikan yang besar. Menyadari bahwa sang Raja mengamatinya, dan tahu bahwa sang Raja ini sangat menggemari ikan tertentu, nelayan tersebut memberi hormat pada sang Raja dan dengan ahlinya membawa perahunya ketepian, datang dan berlutut pada sang Raja dan memohon agar sang Raja mau menerima ikan tersebut sebagai hadiah. Sang Raja sangat senang dengan hal ini, dan memerintahkan agar sejumlah besar uang diberikan kepada nelayan tersebut.

Tetapi sebelum nelayan tersebut meninggalkan taman istana, Ratu berputar menghadap sang Raja dan berkata: "Kamu telah melakukan sesuatu yang bodoh." Sang Raja terkejut mendengar Ratu berkata demikian dan bertanya bagaimana bisa. Sang Ratu membalas: "Berita bahwa kamu memberikan sejumlah besar hadiah untuk hadiah yang begitu kecil akan cepat menyebar ke seluruh kerajaan dan akan dikenal sebagai hadiah nelayan. Semua nelayan yang mungkin berhasil menangkap ikan yang besar akan membawanya ke istana, dan apabila mereka tidak dibayar sebesar nelayan yang pertama, mereka akan pergi dengan rasa tidak puas, dan dengan diam-diam akan berbicara jelek tentang kamu diantara teman-temannya. "Kamu berkata benar, dan ini membuka mata saya," kata sang Raja, "tetapi tidakkah kamu melihat apa artinya menjadi Raja, apabila untuk alasan tersebut dia menarik kembali hadiah yang telah diberikan?" Kemudian setelah merasa bahwa sang Ratu siap untuk membantah hal itu, dia membalikkan badan dengan marah dan berkata "Hal ini sudah selesai dan tidak usah dibicarakan lagi."

Bagaimanapun juga, dihari berikutnya, ketika pikiran sang Raja sedang senang, Ratu menghampirinya dan berkata bahwa jika dengan alasan itu sang Raja tidak dapat menarik kembali hadiah yang telah diberikan, dia sendiri yang akan mengaturnya. "Kamu harus memanggil nelayan itu kembali," katanya, "dan kemudian tanyakan, 'Apakah ikan ini jantan atau betina?' Jika dia berkata jantan, lalu kamu katankan bahwa yang kamu inginkan adalah ikan betina, tetapi bila nelayan tersebut berkata bahwa ikan tersebut betina, kamu akan membalasnya dengan mengatakan bahwa kamu menginginkan ikan jantan. Dengan cara ini hal tersebut dapat kita sesuaikan dengan baik."

Raja berpendapat bahwa ini adalah jalan yang terbaik untuk keluar dari kesulitan, dan memerintahkan agar nelayan tadi dibawa ke hadapannya. Ketika nelayan tersebut, yang ternyata adalah orang yang sangat pandai, berlutut di hadapan raja, sang Raja berkata kepadanya: "Hai nelayan, katakan padaku, ikan yang kamu bawa kemarin adalah jantan atau betina?" Nelayan tersebut menjawab, "Ikan tersebut bukan jantan dan bukan betina." Saat itu sang Raja tersenyum mendengar jawaban yang sangat cerdik, dan untuk menambah kejengkelan sang Rau, memerintahkan bendahara istana untuk memberikan sejumlah uang yang lebih banyak kepada nelayan tersebut. Kemudian nelayan itu menyimpan uang tersebut dalam kantong kulitnya, berterima kasih kepada Raja, dan memanggul kantong tersebut diatas bahunya, bergegas pergi, tetapi tidak lama kemudian, dia menyadari bahwa dia telah menjatuhkan satu koin kecil. Dengan menaruh kantong tersebut kembali ke tanah, dia membungkuk dan memungut koin itu dan kembali melanjutkan perjalanannya, diikuti dengan pandangan mata Raja dan Ratu yang mengawasi semua tindakannya.

"Lihat! betapa pelitnya dia!" kata Sherem, sang Ratu, dengan bangga atas kemenangannya. "Dia benar-benar menurunkan kantong nya hanya untuk memungut satu buah koin kecil karena mungkin dia akan sangat merasa kehilangan hanya dengan berpikir bahwa koin tersebut akan diambil oleh salah seorang pelayan Raja, atau seseorang yang lebih miskin, yang membutuhkannya untuk membeli sebuah roti dan yang memohon agar raja dikaruniai umur panjang." "Sekali lagi kamu berbicara benar," balas sang Raja, merasakan kebenaran dari komentar Ratu; dan sekali lagi nelayan tersebut dibawa untuk menghadap ke istana. "Apakah kamu ini manusia atau binatang buas?" Raja bertanya kepadanya. "Walaupun kamu mungkin sudah kaya tanpa harus bekerja keras lagi, tetapi sifat pelit dalam dirimu tidak membiarkan kamu untuk meninggalkan satu koin kecil untuk orang lain." Lalu sang Raja memerintahkan nelayan tersebut untuk pergi dan tidak menampakkan lagi wajahnya di dalam kota kerajaannya.

Saat itu nelayan tersebut berlutut pada kedua kakinya dan menangis: "Dengarkanlah hamba, Oh sang Raja, pelindung rakyat miskin! Semoga Tuhan memberkahi Tuanku dengan umur panjang. Bukan nilai dari koin tersebut yang hamba pungut, tetapi karena pada satu sisi koin tersebut tertera tulisan pujian atas nama Tuhan, dan disisi lainnya tergambar wajah Raja. Hamba takut bahwa seseorang, mungkin dengan tidak sengaja karena tidak melihat koin tersebut, akan menginjaknya. Biarlah sang Raja yang menentukan apakah yang saya lakukan ini pantas untuk dicela atau tidak. Jawaban tersebut membuat sang Raja sangat senang tidak terhingga, dan memberikan lagi nelayan terseut sejumlah besar uang. Dan kemarahan Ratu saat itu juga menjadi reda, dan dia menjadi sadar dan melihat dengan ramah terhadap nelayan tersebut yang pergi dengan kantung yang dimuati dengan uang.

Sumber : http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Seorang-Raja-dan-Nelayan

Jumat, 01 Oktober 2010

Syair Cinta Rabi'ah al-Adawiyah

Ditulis ulang : Imla W. Ilham

Seandainya surga dan neraka tak pernah ada/Apakah engkau masih bersujud menyembah-Nya?

Sang ratu Cinta lahir dalam kemiskinan yang sangat. Tak ada kain untuk menyelimuti dirinya, Tak ada minyak setetespun untuk pemoles pusarnya. Tak ada lampu untuk menerangi kelahirannya. Ia adalah putri ke empat, maka disebutlah Robi’ah.

Membaca syairnya, seakan membaca kabar buruk dari surga; sesuatu yang begitu diidamkan tiap umat beragama. Dalam beberapa syairnya kita seakan menangkap bahwa surga tak layak buat manusia yang beribadah sementara masih menyembunyikan api dalam hati. Surga cuma buat mereka yang mengagungkan cinta dan kasih sayang. Ia lahir dan hidup di Basrah Irak sekitar tahun 713 M ketika dinasti Umayyah berkausa di seluruh Jazirah Arab, dan penjara di Basrah belum dijaga oleh tentara Amerika tentu saja. Ia lahir dari keluarga yang sama sekali tidak mapan. Dan ketakmapanan itulah yang kemudian membuatnya jadi budak selama bertahun-tahun. Setelah bebas, ia menekuni musik. Maka jadilah ia pemusik yang mendendangkan lagu-lagu. Ia cukup dikenal pada masa itu. Lalu, tak berapa lama ketika itu musik dianggap subhat oleh beberapa mullah, ulama sana. Sesuatu yang subhat dekat dengan haram. Ia, sebagaimana musik, dikecam. Kehidupan beragama sepertinya tak pernah lepas dari kecaman. Karena merasa dunia sekelilingnya penuh dengan ''kecaman'', ia pun mulai mencari cinta Tuhan. Tak hanya dalam musik musik, bahkan dalam pertapaannya.

Ia Rabiah al Adawiyah, perempuan yang kemudian dianggap sebagai figur dalam sastra sufistik Persia dan kerap dipertentangkan. Bahkan hingga saat ini. Sajaknya, atau tepatnya syair, umumnya hanya diperuntukkan untuk sang Tuhan yang bagi Rabiah adalah kekasih. Ia, tentunya, memilih alur lain untuk menemukan Tuhan. Alur yang tak sama. Beberapa kisah hidup Rabi'ah dibukukan, berbarengan dengan syairnya. Al kisah, suatu hari ia membawa air di tangan kiri dan obor di tangan kanan. Seseorang bertanya : "Kemana engkau akan pergi Rabi'ah? Ia menjawab: Saya mau ke langit untuk membakar surga dan memadamkan api neraka/Agar semuanya tak menjadi sebab manusia Menyembah-Nya/Sekiranya Allah tak menjadikan pahala dan siksa/Masih adakah di antara mereka yang menyembah-Nya? Syair-syair Rabiah, seakan menyentakkan kita kembali bahwa agama (Islam) lahir dan hadir di muka bumi ini bukan karena kedua hal itu: surga ataukah neraka. Tetapi atas nama cinta, setidaknya begitu kata Rabi'ah. Sebagai cinta, ia menjadi kebaikan untuk sekelilingnya. Sebagaimana bahasa Quran: rahmat bagi sekalian alam. Saat sekarang, ketika iman seakan jadi ancaman di tengah kita untuk membuat garis batas antara beriman dan kafir, kita seakan dibutuhkan untuk membaca syair Rabi'ah.

Mereka yang tidak menemukan cinta dalam beragama adalah mereka yang hanya menemukan api dalam iman. Sedemikian buta kah cinta? Sedemikian angker kah Tuhan? ..... Alangkah buruknya, Orang yang menyembah Allah hanya karena mengharap surga/Dan ingin diselamatkan dari api neraka/Seandainya surga dan neraka tak pernah ada/Apakah engkau masih bersujud menyembah-Nya?

Neraka, api yang bergejolak dan membakar, ataukah api dalam diri? Api amarah yang membakar siapa saja—beriman atau tidak. Bukankah setiap kali kita marah sebetulnya kita telah hidup dalam neraka, neraka bagi diri kita sendiri? ............. Aku mengabdi pada tuhan bukan karena takut neraka/Bukan pula karena mengharap surga/Tetapi aku mengabdi karena cintaku padanya/Jika aku menyembahmu/Karena takut pada nerakamu bakarlah aku di dalamnya/Dan jika aku menyembahmu karena mengharapkan surga/Jauhkan aku darinya/Tuhanku, tenggelamkan aku dalam lautan cintamu/

Memang, beragama atas nama cinta adalah suatu bentuk beragama yang ideal. Seorang yang menemukan cinta Tuhan akan punya belas kasihan yang lebih (?). Sementara manusia yang tamak akan surga, seakan surga begitu sempit untuk manusia.

:: dikutip bebas dari FB Muhammad Ilham dari Fatris Mohammad Faiz

Kamis, 02 September 2010

IFA dan Puasa

Oleh : Imla W. Ilham

Alhamdulillah, sulungku Ifa nampaknya akan bisa menaklukkan Ramadhan tahun ini. Baik secara kuantitatif, maupun kualitatif. Bila Ramadhan tahun kemaren, Ifa baru belajar puasa dalam usia 6 tahun, dan "berhasil" berpuasa 26 hari. Maka, tahun ini, hingga tulisan ini saya posting, Ifa bisa berpuasa dengan "baik" selama 23 hari. Insya Allah Ifa akan bisa berpuasa dari hari-hari tersisa Ramadhan tahun ini. Ada perbedaan puasa Ifa tahun sekarang dengan tahun kemaren.

Puasa tahun kemaren, Ifa boleh dikatakan baru belajar bagaimana sulitnya berpuasa. Saya dan ayahnya, begitu memprotek Ifa. Biasanya ia lebih banyak main di rumah, tidak bergabung dengan teman-temannya yang main dibawah terik matahari. Kebetulan teman-temannya ini banyak yang tidak puasa (atau puasa setengah hari saja). Saya dan suami takut Ifa akan kepanasan atau keletihan bila begabung main dengan teman-temannya ini, maka Ifa lebih banyak diam dan tidur di rumah. Walau Ifa merasakan lapar pada tengah hari, tapi karena ia lebih banyak berdiam diri dalam rumah, tidur-tiduran sambil menonton dengan adiknya (adek) serta pengasuh (tante-nya), Ifa bisa menahan untuk tidak makan minum hingga sore.

Maka Ramadhan tahun ini, Ifa justru disarankan oleh Ayahnya untuk bermain dengan teman-teman sebayanya. Terserah Ifa, mau pagi ataupun siang (setelah ia pulang dari kegiatan pesantren Ramadhan di Musholla pada pukul 10.00 pagi). Biasanya, pada siang hari, saya melihat Ifa begitu keletihan. Maklum, karena bermain, apalagi bila udara panas. Melihat Ifa seperti ini, biasanya saya kasihan, tapi tak "rela" untuk merekomendasikannya berbuka puasa cepat. Toh pun bila saya suruh untuk berbuka, saya yakin Ifa tidak akan mau. Sering saya sarankan kepada Ifa untuk lebih banyak berdiam diri di rumah bersama Adek dan tantenya, tapi Ayah Ifa justru menyarankan agar Ifa jangan sering tidur dalam bulan puasa ini. "Biarlah ia bermain, usianya sudah bisa mencerna bagaimana perihnya perut orang yang tidak makan. Karena itu, lebih baik ia bermain daripada tidur-tiduran di rumah, supaya ia tahu rasa berpuasa. Bila ia tahan lagi, suruh ia berbuka. Bila masih sanggup, beri terus ia sugesti!", kata suami saya ketika saya menyuruhnya untuk mengancam Ifa agar lebih sering tidur siang daripada bermain. Saya lihat, Ifa nampaknya dari hari ke hari, makin terbiasa menikmati rasa berpuasa, keletihan dan kehausan. Dan, sulungku yang cantik ini, selalu mampu menuntaskannya hingga berbuka. Kualitas puasa Ifa, dalam usianya 7 tahun, makin tinggi dari tahun kemaren. Dan itu selalu saya katakan padanya kala ia memandang saya dalam rona muka letih dan haus. Dan, Ramadhan/puasa tidak menghilangkan dunia Ifa yang lain - bermain dengan teman-teman sebayanya !.

Anak Telanjang Kaki Lebih Cepat Berjalan

Oleh : Imla W. Ilham

Orangtua biasanya paling suka membelikan balitanya sepatu yang lucu, berwarna warni hingga yang berbunyi. Padahal sering bertelanjang kaki adalah yang terbaik untuk balita.

Menurut ahli, anak yang sering bertelanjang kaki akan lebih cepat mulai berjalan dan perkembangan otaknya berjalan secara optimal. Memakaikan sepatu pada anak dengan usia yang terlalu muda dapat menghambat kemampuan berjalan dan kemampuan otaknya. Usia balita sebaiknya anak sering dibiasakan telanjang kaki. Dengan bertelanjang kaki, anak akan belajar untuk seimbang. Dengan umpan balik yang dirasakan saat menginjak tanah, akan mengajari anak bagaimana cara untuk tidak terjatuh. Selain itu, berjalan dengan telanjang kaki akan mengembangkan otot-otot dan ligamen kaki, meningkatkan intensitas busur kaki, meningkatkan proprioception (kesadaran dengan ruang di sekitar) dan memberikan kontribusi untuk postur tubuh yang baik.

Kita masih harus belajar dari asal usul kita, yaitu dengan bertelanjang kaki. Sepatu hanya dirancang untuk melindungi telapak kaki, itu pun bila diperlukan dan hanya sementara waktu. Kaki manusia pada saat lahir bukan merupakan versi miniatur dari kaki orang dewasa. Bahkan, tidak berisi tulang sama sekali dan hanya terdiri dari massa tulang rawan. Selama bertahun-tahun, tulang rawan tersebut akan menjadi kaku dan menjadi 28 tulang yang ada di kaki manusia dewasa. Namun, proses ini belum selesai sampai masa remaja, sehingga sangat penting untuk sering-sering membiarkan kaki tanpa penghalang atau alas kaki. Sayangnya, kebanyakan sepatu yang dipasarkan untuk balita tidak sehat. Kebanyakan sepatu hanya seperti bata ukuran kecil, yang sangat kaku, tidak ada fleksibilitas pada telapak dan tumit dan memiliki hak terlalu tinggi untuk balita. Sepatu semacam itu sangat tidak baik untuk anak, terlebih bagi balita yang sedang belajar berjalan. Bila Anda ingin memberikan keamanan bagi anak, carilah sepatu yang sangat fleksibel sehingga tidak memperlambat perkembangan kaki anak. Tapi yang terbaik adalah sering-sering membiarkan anak tanpa alas kaki.

Referensi Utama : www.health.detik.com

Selasa, 24 Agustus 2010

"Meneropong" Budaya dari Kereta Api

Oleh : Imla W. Ilham

Saya pernah membaca sebuah novel karangan sastrawan Perancis, kalau tak salah namanya Jean-Paul Sartre. Ia pernah menuliskan sebuah kalimat : "Bila ingin melihat bagaimana negara memberlakukan rakyatnya, lihatlah Kereta Api-nya. Bila ingin melihat budaya negara itu, lihatlah bagaimana masyarakatnya memperlakukan Kereta Api".



Kereta Api Cepat Metro Milik Dubai

Kereta Api Cepat TGV Milik Perancis

Kereta Api Cepat AVE Milik Spanyol

Kereta Api Shinkansen Milik Jepang

Kereta Api KTX Milik Korea

Kereta Api THSR Milik Taiwan

Kereta Api (saya tak tahu merk-nya) .... ada di Pakistan

Kereta Api (saya tak tahu merk-nya) .... ada di India

Nah, ini Indonesia punya ...hehehehe

Sumber Photo : /www.google.com/