Kamis, 09 Desember 2010

ASI yang Terpinggirkan

Ditulis ulang : Imla W. Ilham

" Ya dunk, kita beri anak susu bubuk terbaik. Pokoknya, susu kualitas terbaik. Kalau kita menyusui anak kita, kita juga harus perhatikan bodi kita dunk. Takut nggak kenceng lagi !" (Seorang selebritis wanita, kala ditanya tentang ASI dan menyusui di sebuah TV Swasta)


Anakku,…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah
Atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu
Ibu telah membekali hidupmu
Dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu
Didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

(Dikutip dari Bila Ibu Boleh Memilih, kumpulan puisi hati Ratih Sanggarwati)



Badan PBB untuk anak-anak, Unicef menilai Indonesia sebagai target utama penjualan susu formula. Agar bayi-bayi tetap memiliki kesempatan untuk mendapat ASI eksklusif, pemerintah perlu bertindak. "Indonesia merupakan salah satu target dari perusahaan susu formula karena pangsa pasarnya yang prospektif. Dan ini adalah masalah yang serius sehinga butuh regulasi," ujar David Clark, pakar nutrisi dari Unicef (United Nations Children Fund) dalam acara Oneasia Breastfeeding Partners Forum 7, di Hotel Grand Flora Kemang, Selasa (9/11/2010). David menuturkan susu formula merupakan produk yang dapat memberikan keuntungan besar dengan harga jual yang tinggi. Karenanya perusahaan susu formula tidak menyukai adanya regulasi di setiap negara, karena regulasi ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat penjualan.

Berdasarkan data Euro Monitor Report, produsen susu formula menargetkan peningkatan sebesar 37 persen dalam jangka waktu 2008-2013. Target tersebut meliputi negara-negara di Asia Pasifik terutama China dan Indonesia. Padahal seperti yang telah diketahui, bayi yang tidak mendapatkan ASI punya risiko gangguan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan. Dampaknya, anak menjadi gampang sakit-sakitan, mengalami obesitas yang nantinya memicu berbagai penyakit misalnya jantung,diabetes atau penyakit kardiovaskuler. Indonesia sedang memproses peraturan pemerintah yang diharapkan bisa meningkatkan pemberian ASI ekskusif pada bayi. Kemenkes saat ini juga sudah mulai melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke rumah sakit dan klinik dalam hal mencegah promosi susu formula di pusat pelayanan dan juga petugas kesehatan. Kampanye ASI eksklusif bagi ibu-ibu menyusui juga perlu digalakkan kembali agar penjualan susu formula berkurang dengan sendirinya, sehingga diharapkan anak-anak menjadi lebih sehat serta cerdas (Sumber : www.detikhealth.com)

Tidak ada komentar: