Jumat, 20 Mei 2011

Manusia, Binatang dan Persahabatan

Oleh : Imla W. Ilham

Waktu masih kecil dahulu, acapkali kita disuguhi dengan nasehat ataupun wejangan yang berlandaskan agama berkaitan dengan binatang. Salah satu yang masih saya ingat adalah yang diklaim sebagai hadist nabi Muhammad SAW. "bila ketemu ular dan lipan, maka bunuhlah". Saya tak mau membahas tentang hadist ini secara metodologis (sanad hadits/mustala'ah hadits). Namun yang pasti, bagi saya hadits ini tidak mencerminkan Islam sebagai rahmatan lil 'alamin, dan besar kemungkinan Nabi Yang Agung lagi Mulia tak pernah bercakap demikian. Ular, Lipan, dan binatang-binatang buas serta berbisa lainnya hanyalah masalah subjektifitas serta pelabelan. Kita yang memberikan label buas, padahal sebenarnya binatang-binatang tersebut bisa teramat dekat dengan manusia. Sebagaimana halnya, ada yang menganggap ular harus dijauhi, padahal ada saudara-saudara kita yang menganggap ular sebagai teman baik, bahkan sumber ekonomi (hehehe ... walaupun bila bertemu pasti dibunuh, maklum ada uang dibelakangnya, ini kasus lain). Suami saya sangat takut berhubungan dengan listrik. Bila memasang kabel ataupun lampu yang putus, ia akan meminta bantuan adik kami. Apalagi kalau ada yang korslet, ia pasti mencari temannya yang bisa menormalkan kembali. Padahal, apalah yang membuat orang takut dengan hanya sekedar menyambung kabel atau memasang bola lampu. saya saja tidak takut. Tapi, karena pengalamannya yang pernah beberapa kali disengat listrik, membuat ia memberikan label bahwa listrik (maksudnya arus yang berpotensi membahayakannya), harus dijauhinya. Sampai hari ini.

Kembali ke cerita diatas. Tuhan telah menciptakan manusia dan binatang untuk saling melengkapi, walau pada dasarnya binatang dianggap sebagai pelengkap kebahagiaan manusia. Ada yang menganggap sebagian binatang harus dijauhi bahkan dimusuhi, ada yang justru beranggapan harus disayangi, bahkan bisa dianggap sebagai teman baik. Sebuas-buas binatang, bila didekati dengan hati, tanpa trauma, tentunya mereka adalah sahabat yang baik pula .... sebagaimana yang bisa disampaikan oleh foto-foto dibawah ini.











Sumber Foto : Photo's FB Muhammad Ilham Fadli

Minggu, 01 Mei 2011

Apresiasi Terhadap Blog Bunda Iffa & Malika


Ada rasa bahagia bila kreasi kita dihargai oleh orang lain. Saya hanya ingin membagi pada siapa saja, apa yang saya rasa dan apa yang saya lihat. Teringatlah saya dengan apa yang pernah tertera di FB suami saya : "Tatap, Asah Penamu, Tulis dan Share-kan pada dunia". Itu saja. Atau mungkin barangkali apa yang pernah ditulis oleh seorang sahabat : /sejak aku menulis kali pertama/aku sadar sebenarnya/memang tak hebat menjadi blogger/namun lihatlah, yang suka memancing, mereka memancing/yang suka menongkrong, mereka menongkrong yang suka membaca, mereka membaca/yang suka menonton, mereka menonton/ maka apa salahnya bagi mereka yang suka menulis untuk menulis?/apa hebatnya menjadi blogger?/tak ada! kutegaskan/tapi aku bersumpah/pasti ada manfaatnya menjadi blogger/semua ada masanya/sekarang berwacana/esok berkarya/atau sekarang berwacana/sekarang pula berkarya. Terima kasih pada madingku.net yang memberikan apresiasi, sebagaimana yang ditulis dalam Website http://madingku.net/social-networking, sebagai berikut :


Kepala PAUD Citra Al Madina Padang, Imla Wifra Ilham, S.Ag. ternyata memiliki potensi dalam pengembangan blog beliau. Blog tersebut dikelola oleh beliau dengan efektif dan cerdas. Blog ini memiliki tujuan agar kita semua ingat akan keseharian yang selama ini kita lakukan.Tema blog ini adalah pengetahuan dalam bidang kesehatan, religi, pendidikan, prasejarah dan akhlak. Supaya tidak penasaran, mari kita telusuri satu persatu tentang tutorial dalam blog ini tapi ingat istilah “TALK LESS DO MORE” dan silahkan kunjungi situs ini: http://abahiffa.blogspot.com/.


Bunda Iffa & Malika hanya bisa berkata : "Terima kasih atas apresiasinya".

Mengajarkan Puisi Kepada Anak-Anak Sedari Dini


Pemilik dan pimpinan Yayasan Pendidikan Citra Almadina Padang yang juga anggota DPD-RI dari daerah pemilihan Sumatra Barat (Sumbar), Hj. Emma Yohana yang didampingi oleh Kepala PAUD Citra Al Madina Padang - Imla Wifra, S.Ag. mengatakan, pengenalan puisi sejak dini bagi siswa PAUD dan SD merupakan upaya positif dalam meningkatkan pengetahuan kesusastraan kepada generasi muda. Menulis dan membaca puisi bagi siswa perlu dipupuk dan ditumbuhkembangkan sebagai satu upaya pembinaan dan pembentukan karakter generasi bangsa, kata Emma saat membuka kegiatan pembacaan 1.000 puisi bencana gempa Sumbar oleh puluhan siswa PAUD, SD dan SLTP di Padang, Selasa.

Pembacaan 1.000 puisi itu merupakan rangkaian dari Pameran Foto Amal Tentang gempa Sumbar yang digelar Komunitas Jurnalis Muda (KJM) Sumbar berlangsung dari 1 Desember 2009- hingga 1 Januari 2010. Sedangkan pembacaan 1.000 puisi berlangsung dari 15 hingga 19 Desember 2009 di pentas utama dalam arena Pameran Foto Gempa Sumbar. Menurut Emma, anak-anak khususnya para pelajar perlu didekatkan dengan kesusastraan itu dan salah satunya dengan menulis dan membaca pusi. Apabila sejak dini anak sudah mengenal seni sastra, maka sampai dewasa akan dapat menerapkan nilai dan pesan sastra yang terkandung dalam bait-bait puisi, tambahnya. Akan tetapi, menurut dia, pelajaran kesusastraan kini sangat minim di sekolah sehingga sebagian besar pelajar kurang meminatinya. Hal ini terjadi, karena kesusasteraan tidak diperkenalkan dan dipelajari para siswa sejak dini. Hal ini berbeda dengan zaman dahulu dimana tiap siswa itu dapat berpuisi dan menulisnya, katanya.

Tradisi Mendongeng Mulai Hilang

PadangKini.com | Tradisi mendongeng mulai hilang dalam masyarakat. Padahal dongeng sarana paling efektif untuk pembelajaran pada anak. Hal itu dikatakan Kepala Bawasda Kota Padang Sastri Yunizarti Bakry mewakili Pemrov Sumbar saat membuka acara Mendongeng dan Teknik Mendongeng bersama Kak Bimo yang digelar Yayasan Citra Almadina di Hotel Pangeran Beach, Padang. "Anak-anak sekarang cenderung main play station, game komputer bahkan game di handphone," katanya. Karena itu, Sastri menyambut baik kegiatan yang digelar Yayasan Citra Almadina, sehingga bisa menghidupkan dan melanggengkan tradisi mendongeng dan bisa menciptakan pendongeng-pendongeng andal.

Ketua Yayasan Citra Almadina Emma Yohana mengatakan, yayasannya tergerak mengadakan kegiatan mendongeng untuk menghidupkan kembali kebiasaan mendongeng kepada anak-anak. Dalam kesempatan ini, Kepala PAUD Citra Al Madina Padang mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan Agar dongeng bisa berkembang, diharapkan ceritanya tidak itu-itu saja, tapi juga dibuat lebih modern," katanya. Dalam acara itu hadir 225 murid taman kanak-kanak dari berbagai TK di Padang, Pariaman, dan Lubuk Basung.Mereka gembira, tertawa dan bertepuk riuh mendengar Kak Bimo berdongeng yang dengan fasih menirukan kokok ayam, deru pesawat terbang, ataupun bunyi sepeda sedang dikayuh.