Rabu, 30 Desember 2009

Pembelaan dan Integritas

Oleh : Imla W. Ilham

Kita ingat nabi Isa 'Alaihissalam difitnah sebagai anak haram dari perzinahan Siti Maryam (dalam tradisi Kristiani : bunda Maria), kemudian nabi Yusuf dituduh sebagai pemerkosa Siti Zulaikha, istri sang raja, Socrates dianggap oleh penguasa Athena Yunani kala itu telah merusak anak muda; dengan pemikiran-pemikiran "cerahnya", yang mulia Nabi Muhammad SAW. yang terus menerus dikatakan majnun (gila). Namun ingatkah kita bagaimana sejarah menuliskan sikap mereka ketika mendapati itu semua? Socrates sama sekali tak melakukan pembelaan padahal ia mampu, Nabi Muhammad SAW. tetap bergeming ketika menyuapi seorang pengemis buta yang selalu bercerita di sela-sela makannya bahwa Muhammad, sosok yang tak dikenalnya, adalah tukang sihir licik dan pembohong. Mereka sama-sama tak melakukan pembelaan.


Sikap mereka ini bagi saya merupakan bentuk sikap proaktif. Suatu sikap yang didasarkan pada keyakinan yang teguh bahwa kehormatan atau reputasi itu tidak berada di luar, namun di dalam diri. Karena sifatnya yang di dalam, jadi pihak luar tak kuasa untuk menjamah, mencoreng atau berbuat sesuatu yang akan merusak kehormatannya. Jadilah harga harga diri, kehormatan, dan reputasi mereka senantiasa terlindungi.


Apakah mereka hanya diam? Mungkin sikap dan tindakannya yang tak “melawan” dan tidak berusaha mengklarifikasi kabar fitnah dari orang lain itu kita baca sebagai tindakan diam. Namun sebenarnya, mereka berbicara banyak. Mereka menandingi musuh-musuhnya dengan gigih dan kuat. Bukan dengan klarifikasi, retorika, dan pengaduan. Namun dengan konsistensi dalam integritasnya.

Terinspirasi dari www.insanitis.com

Senin, 21 Desember 2009

Mulailah Belajar Berhenti Merokok

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag

Satu hal yang ingin saya garis bawahi, bahwa saya sangat menghormati dan menyayangi suami saya. Itu pasti. Ia imam saya dan dalam kondisi apapun yang terjadi padanya, saya harus menjadi "solusi terbaik" bagi nya. Saya adalah soulmate-nya. Dalam kondisi apapun. Banyak hal-hal yang saya kagumi darinya. Berbagai hal banyak yang saya pelajari darinya. Beberapa perubahan kontributif dalam diri saya, ia-lah yang banyak memegang andil. Di antara banyak kelebihan yang saya kagumi dari diri seorang Muhammad Ilham - ayah dari anak-anak saya - ada beberapa hal yang harus saya koreksi. Bukan menentang, tapi mengingatkan. Dua hal yang berbeda. Diantara beberapa perilakunya yang menurut saya tidak kontributif bagi potensi talenta dan fisiknya, satu per satu sudah mulai berubah. Namun ada satu yang sampai hari ini belum bisa saya atasi dari dirinya yaitu MEROKOK. Saya tahu, kebiasaan ini sudah dilakukannya sebelum menikah dengan saya. Walau bukan perokok berat, tapi bagi saya merokok tidak produktif bagi dirinya dan lingkungan. Rata-rata satu hari ia menghabiskan satu bungkus rokok Surya 16. Ketika saya minta ia berhenti merokok, ia akan berdiplomatis ..... dan biasanya saya kalah. Ia pintar menyusun kata-kata dan berargumentasi. Tapi, ia mengakui pada saya bahwa merokok adalah seseuatu yang tidak baik, dan ia berjanji akan mengurangi ...... ya, mengurangi.


Walau proses pengurangan tersebut tidak begitu signifikan, tapi yang jelas, sebagai istri saya selalu mengingatkannya. Ini adalah ibadah, wujud cinta saya pada keluarga. Akhir-akhir ini, saya tidak mengajaknya diskusi tentang rokok, tapi saya lebih suka mengumpulkan beberapa fakta (baik artikel ataupun gambar) tentang rokok, dan biasanya akan saya berikan padanya dalam suasana "diam", tanpa bicara ...... dan ia baca dan lihat. Biasanya ia akan bilang : "terima kasih ...... saya akan terus belajar untuk berhenti merokok, back up terus saya dengan arif bijaksana". Gambar dibawah ini adalah beberapa diantara gambar-gambar yang pernah saya perlihatkan pada suami saya tentang "apakah penting bagi manusia merokok ?" (saya up-load dari beberapa sumber terutama www.google.com).


Minggu, 20 Desember 2009

Buat IFA & ADEK : "Pelangi Ciptaan Allah"

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag

Pelangi Pelangi/Alangkah Indahmu/Merah Kuning Hijau/Dilangit yang Biru/Pelukismu Agung/Siapa gerangan ?/ ...... Pelangi ... Pelangi ..... Ciptaan Tuhan. Demikian bait nyanyi anak-anak yang dari ibu saya masih kecil hingga anak saya juga masih kecil, nyanyi "Pelangi" ini masih diminati. Sungguh fenomenal, dalam bahasa yang sederhana, mudah dicerna dan memposisikan Allah SWT. sebagai sang-maha kreator dengan "bukti" kreasi yang pantas dikagumi oleh semua orang dalam semua tingkat dan level umur serta strata. Apalagi, bagi anak-anak, melihat pelangi adalah suatu "kekaguman" luar biasa atas fenomena alam. Demikian halnya saya waktu kecil serta anak-anak saya (IFA-ADEK), yang kagum bila melihat pelangi. Mata terkadang tidak berkedip, dan .... tanpa disadari mereka akan bertanya dengan lugu-polos : "Ibu, siapa sih yang membuat pelangi itu". "Allah Azza wa Jalla, Nak !, Tuhan Seru Sekalian Alam". Dan, anak-anak saya tidak akan bertanya lagi ..... "sami'na wa atho'na". Dari "contoh" alam, akhirnya saya mudah menceritakan ke-mahabesar-an Allah SWT.


Foto : Http./www.harunyahya.com/

Sabtu, 19 Desember 2009

Sebuah Fantasi : "Kota Terapung"

Re-Write : Imla W. Ilham, S.Ag
(disadur dari eriricaldo.com)

Pernah membayangkan kota terapung di laut ? Jauh dari keramaian dan keruwetan kota, melainkan seperti wonderland impian masa kanak-kanak dan tentu saja sejalan dengan konsep desain kota masa depan yang mesti ramah lingkungan. Seorang desainer mencoba menuangkan ide kota terapung itu dan memenangkan sebuah kontes desain mengenai kelautan.


"The Swimming City" didesain oleh Andras Gyorfi, bisa jadi adalah solusi terbaik untuk penggemar petualangan di laut atau mungkin bagi banyak orang yang memimpikan terbebas dari keruwetan hidup di kota untuk menikmati hidup yang simple di laut.


Gyorfi - pemenang pertama kontes desain Seastead, berhasil menuangkan ide itu dengan baik. Desainnya meliputi fasilitas rekreasi seperti kolam renang yang luas, amphitheater outdoor, helipad, dan dermaga. Konsep “The Swimming City” dengan nuansa warna soft earth dan taman di atas atapnya, seperti mimpi masa kanak-kanak seperti halnya kebutuhan masa kini untuk hidup ramah dengan lingkungan. Di tiap sudutnya, kota yang menyenangkan ini penuh dengan detil arsitektur yang bikin surprise. Tiap area dari wonderland terapung ini bisa dengan mudah diakses melalui jalan-jalan setapak yang cantik, demikian juga jendela-jendela bangunannya yang bentuk dan ukurannya bervariasi menambah karakter uniknya.

Untuk sekarang, kita hanya bisa membayangkannya saja, entah kapan konsep kota petualangan dan eksplorasi bebas stress ini akan diluncurkan.


Rabu, 16 Desember 2009

Stres pada Anak-Anak

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag
(Kepala PAUD "Unggulan Sumatera Barat" Citra Al Madina Padang)


Stres bukan hanya dialami orang dewasa dengan segala macam dan jenis ragam persoalan. Pada diri anak-anak, juga sering ditemui kondisi stres. Tanda-tandanya antara lain anak sering murung, marah-marah tanpa sebab, hilang nafsu makan, dan enggan bersosialisasi. Namun, apabila kita melihat anak kita yang masih kecil sering stres, ini bukan berarti ia memiliki "track" stres untuk selanjutnya. Artinya, anak yang "berbakat" stres, kelak akan jadi mudah stres.Ada dua sumber stres pada anak, yakni nature/alami dan nurture/pengasuhan. Faktor alami bisa karena genetik atau kelainan biologis. Misalnya terjadi gangguan neurotransmitter pada saraf. Gangguan ini membuat yang bersangkutan sejak lahir akan mudah merasa cemas atau stres berlebihan, terutama bila pemicunya muncul. Sementara yang termasuk faktor pengasuhan adalah akibat pola asuh yang salah, penyimpangan interaksi keluarga atau kehidupan keluarga yang penuh dengan konflik.

Bila pola asuh orangtua positif, seperti mendukung dan mendorong anak untuk selalu aktif, memenuhi kebutuhan anak tanpa memanjakan, mengajarkan tanggung jawab dan bentuk-bentuk pengasuhan yang positif lainnya, bisa saja sampai akhir hayat mental si anak berkembang sehat. Sebaliknya, meskipun tak punya "bakat" untuk gampang stres, bila pola asuhnya tidak tepat semisal memberikan pro-teksi berlebihan, selalu meng-kritik anak, atau terlalu memanjakan, lama-lama si anak jadi tak aman dan tak mampu memahami dirinya sendiri. Hal ini menjadi "bibit" rasa rendah diri, minder, dan rasa tak berguna yang dapat berkembang menjadi gangguan mental. Sebuah penelitian yang pernah dilakukan di Amerika Serikat, hasilnya menunjukkan 70% gangguan mental pada anak lebih disebabkan pola pengasuhan yang salah ditambah dengan peranan lingkungan yang tidak mendukung anak untuk berkembang sehat secara mental.

Ketika mendapati tanda-tanda stres pada anak, orangtua harus mencari tahu penyebabnya agar dapat memberikan solusi yang tepat bagi perbaikan mentalnya. Untuk diketahui, kemampuan kognitif atau pola berpikir anak usia sekolah sudah berkembang pesat tetapi belum banyak diimbangi dengan kemampuan mentalnya. Pada saat menemui masalah, ia cenderung melakukan penyelesaian dengan jalan pintas. Dalam hal ini anak sudah bisa berpikir secara terencana tetapi tujuannya masih jangka pendek. Beda halnya dengan orang dewasa yang sudah bisa memperhitungkan segala sesuatunya untuk jangka panjang.

Minggu, 06 Desember 2009

IFA : "Ayah Suka Menonton Berita dan Orang Bagigiah"

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag

Malam itu, kami sekeluarga sedang berkumpul dan melakukan kegiatan santai di rumah. Suami saya sedang membaca sambil merokok (sebuah kebiasaan yang hingga hari ini saya GAGAL melarangnya). Bungsuku - ADEK - sedang berimprovisasi menjadi seorang penyanyi India (mungkin siang tadi ia menonton Film India bareng (pengasuh) Tante Fera-nya di TPI). Saya dan suami serta tante-nya tidak ambil pusing dengan kegiatan improvisasi ADEK, saya biarkan ia "lepas" tanpa mengatur dan melarang. Nampaknya, ia sangat menikmati dan saya melihat dari hari ke hari, daya imajinatif ADEK semakin tumbuh berkembang. Alhamdulillah Ya Allah. Sementar Sulungku - IFA - berada dalam "bimbingan" saya. Biasanya, pada setiap malam saya terus mendampingi IFA untuk belajar (sebuah tugas personal yang diberikan oleh suami : komitmen kami dahulu ketika baru punya anak, "Pendidikan TK dan SD anak-anak kami diserahkannya kepada saya segala yang bersangkutan dengan kebijakan, karena saya dianggapnya lebih expert pada bagian itu, semntara untuk pendidikan SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi, suami saya menganggap itu adalah ranahnya"). Karena itulah, setiap saya mendampingi IFA belajar, suami saya tidak ikut nimbrung atau mengomentari, kecuali apabila saya dan IFA menyakan sesuatu kepadanya.

Remedial membaca dan berhitung serta Iqra' selalu saya rutinkan pada IFA. Alhamdulillah, dalam usianya yang 6 tahun dan baru kelas I, IFA sudah bisa membaca tanpa mengeja - walau sedikit lambat. Sementara untuk kemampuan berhitung, capaian IFA bagi saya sudah cukup lumayan untuk anak seukuran dia. Demikian juga dengan Iqra', beliau sudah sampai pada Iqra' IV (biasanya setiap sore ia belajar mengaji di Musholla samping rumah kami). Insya Allah, tahun besok, IFA saya rencanakan masuk Les Bahasa Inggris untuk Anak-Anak (ayahnya berencana les Bahasa Inggris ini akan kontiniu diikuti IFA hingga seterusnya). Suami saya tidak mengharapkan IFA harus Juara I atau II di kelas, tapi baginya IFA ke depan menjadi anak yang memiliki kepintaran dalam bidangnya dan memiliki banyak Skill-keahlian (untuk yang ini : saya menurut saja). Namun kegiatan-kegiatan edukatif untuk IFA ini saya susun tanpa mengurangi waktunya untuk bermain dengan teman-temannya. Porsi ini saya jaga. Bahkan, ada masanya saya justru memaksa IFA untuk bermain dengan teman-temannya.

Kembali ke cerita di atas, malam itu, sebagaimana biasanya, IFA mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru SD-nya. Sambil melipat kain, saya dampingi IFA. Tugasnya tersebut tertuang dalam satu lembar kertas HVS yang telah diketik dengan komputer (huruf kapital) dengan Judul : "APAKAH KESUKAAN ANGGOTA KELUARGA?". Dalam List-Pertanyaan tersebut, mayoritas mempertanyakan, Apakah kesukaan Kamu (maksudnya : IFA). List ini kemudian memberikan ruang jawaban (garis titik-titik). Nampaknya IFA mampu untuk menjawab dan menulis jawaban itu dengan baik. Ada 5 pertanyaan di sana. Tiga pertanyaan untuk IFA, satu untuk kesukaan Ibu dan satu lagi kesukaan Ayah. Untuk pertanyaan 1-4, nampaknya biasa-biasa saja, tanpa ada yang bisa membuat saya dan suami ketawa. Namun, untuk pertanyaan yang ke-5, justru jawaban IFA membuat suami saya tertawa terbahak-bahak. Pertanyaannya : "Buatlah 2 Tontonan TV yang disukai Ayah ?". Setelah dibaca IFA, kemudian saya biarkan ia untuk berfikir sejenak, selanjutnya IFA mulai menjawab dan menulis sambil bersuara : "Ayah Ifa Suka Menonton Berita dan Orang Bagigiah". Untuk jawabannya yang pertama, saya dan suami senyum-senyum simpul, tapi untuk yang kedua (Orang Bagigiah), membuat suami saya tertawa dan terpana. "Masak Ayah suka menonton Orang Bagigiah," kata suami saya pada IFA. IFA kemudian menjawab, "Iya, IFA sering lihat Ayah menonton acara Orang Bagigiah di TV". Akhirnya, suami saya dengan lambat minta penjelasan, apa yang dimaksud dengan acara Orang Bagigiah (baca : Orang yang saling berdebat, bersitegang urat) tersebut di TV yang sering ditonton suami saya versi IFA itu. Rupanya .................. menonton acara dimana para tokoh-komentator berdebat seperti Today's Dialog dan Indo-Barometer (dua tontonan yang disukai suami saya). Diam-diam IFA memperhatikan kesukaan suami saya ini. Suami saya pun manggut-manggut.

Jumat, 04 Desember 2009

Tak Semua Hal Harus Dilayani ..... yang Penting Teruslah Berbuat !

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag

Karena letih menjadi rakyat biasa, maka suatu hari, seekor babi hutan membuat sebuah keputusan "fenomenal" ..... ia memproklamirkan diri menjadi raja hutan. Tanpa pikir panjang, ia kemudian bangkit dari kubangan tempat ia beristirahat, menuju singa, raja binatang buas dan menantangnya untuk bertempur. Tentu saja singa hanya memandang sekilas kepada makhluk bau ini, mengabaikannya tanpa ekspresi emosi, walaupun sang babi menggugat "otoritas" dan "kedaulatan politik"nya. Singa kemudian berlalu tanpa perlu membalas tantangannya.

Cerita ini, walaupun sederhana dan pendek, justru memberikan pelajaran bagi kita bahwa orang yang bijaksana itu tidak menghabiskan waktu mereka hanya untuk melayani gangguan orang-orang bermental rendah.

Engkau, blogger.
apa hebatnya?
memang engkau menulis bermacam - macam hal seolah engkau tahu segala
tapi apa hebatnya berwacana?
berwacana saja?

sejak aku menulis kali pertama
aku sadar sebenarnya
memang tak hebat menjadi blogger
namun lihatlah,
yang suka memancing, mereka memancing
yang suka menongkrong, mereka menongkrong
yang suka membaca, mereka membaca
yang suka menonton, mereka menonton

maka apa salahnya bagi mereka yang suka menulis untuk menulis?
apa hebatnya menjadi blogger?
tak ada! kutegaskan.


tapi aku bersumpah
pasti
ada manfaatnya menjadi blogger

semua ada masanya
sekarang berwacana
esok berkarya

atau
sekarang berwacana
sekarang pula berkarya



Ramalan dan Kalidasa

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag

Saya pernah membaca tentang seorang penyair India (?) tepatnya penyair Sanskerta - Kalidasa - namanya. Hidup sekitar abad ke-3 masehi. Judul bukunya saya lupa, tapi ada salah satu bahagian cerita yang cukup menarik perhatian dan masih saya ingat sampai hari ini. Ceritanya kira-kira begini :

Sebagai anak kecil, Kalidasa tinggal bersama dengan ibunya disebuah pondok di samping istana raja. Di balik tembok istana, banyak terdapat pohon mangga yang berbuah lebat. Pada waktu musimnya, buah-buah mangga tersebut mengeluarkan semerbak yang ranum-menggairahkan. Si Kalidasa ini, ketika ia tidak melihat ada orang, maka ia akan memanjat ke atas tembok dan dengan santai, menikmati mangga-mangga itu. Suatu hari, ketika sedang mencuri mangga, Kalidasa tidak menyadari kehadiran raja yang melihatnya dari jendela istana. Pagi itu, ketika sedang mengupas mangga, sang raja tidak sengaja melukai tangannya sendiri. Karena luka tersebut mengeluarkan darah yang cukup banyak, raja merasa khawatir. Raja kemudian segera mengumpulkan semua penasehatnya yang bijaksana beserta para tukang ramal, untuk mengungkapkan kepadanya, makna apa dibalik luka tersebut.

Orang-orang bijak bestari istana itu berfikir sejenak, kemudian mereka bertanya apakah raja mengalami sesuatu yang tidak biasa pada hari ini ?. Sang raja menjawab bahwa ia melihat anak kecil mencuri buah mangga di taman istana. "Celaka !" Apa yang paduka lihat sungguh tidak baik. Anak itu akan membawa malapetaka bagi paduka, " kata-kata orang bijaksana ini. "Lebih baik paduka segera menyingkirkan anak tersebut". Raja kemudian segera memerintahkan agar Kalidasa di bawa ke hadapannya. Dengan gemetar, anak kecil ini kemudin bersujud di depan raja. Kalidasa kemudian diberitahu bahwa raja telah melihatnya mencuri mangga, dan ini akan memberikan kesialan bagi raja. Karena melihat Kalidasa mencuri mangga, tangan raja terluka ..... dan ia kemudian ditanya apakah memiliki pesan terakhir sebelum dieksekusi. Kalidasa pun berkata dengan suara gemetar, "Hamba menyesal telah membawa nasib buruk bagi paduka raja, "kata Kalidasa. "Tapi tidaklah adil jika orang yang melihatku mencuri mangga itu tidak dihukum, karena ia pun membawa nasib sial dan buruk bagi ku". Jawaban ini sontak membuat raja terkejut, karena segera ia menyadari, betapa bodoh tindakannya mengikuti anjuran tukang-tukang ramal yang menyebut dirinya bijaksana. ................ "Disekeliling kita, sungguh sudah banyak Tukang-Tukang Ramal (baik Ketik REG ataupun atau Film-Film Imajinatif) yang terbungkus dalam bentuk "kepintaran" tapi tanpa kita sadari, mereka justru sedang memperbodoh kita.

Minggu, 29 November 2009

Cantik = Bodoh ?

Ditulis Ulang oleh : Imla W. Ilham

Anne Frank dalam The Diary of A Young Girl menulis tentang seorang temannya yang berinisial G.Z.: …….is the prettiest girl in our class. She has a nice face but is a kind of dumb. Membaca tulisannya ini saya jadi teringat lelucon yang menyangkut pautkan Einstein. Alkisah Einstein didatangi seorang wanita yang berminat menjadi istrinya dengan alasan agar ia bias mendapatkan keturunan yang secantik dirinya tapi memiliki kecerdasan sang jenius. Dijawab oleh Einstein: “Yang saya khawatirkan keturunan kita nanti memiliki wajah seperti saya dan mewarisi kebodohanmu”.

Apakah yang cantik itu selalu identik dengan kebodohan? Apakah sudah terbukti bahwa orang yang cerdas cenderung tidak memiliki kecantikan yang sempurna? Jangan berargumentasi dengan film – film James Bond yang bertaburan bintang – bintang cantik yang juga cerdas. Tapi ketika Anne Frank menuliskan diarynya di atas, ia masih berusia belasan. Mestinya ia menuliskannya secara jujur. Lalu, apakah benar jika kebodohan memiliki korelasi dengan kecantikan fisikal? Orang yang cantik, pasti tidak terlalu pintar?

Banyak yang berpendapat seperti itu. Tapi jika kita kaitkan dengan usaha untuk menjadi cerdas, nampaknya memang ada hubungan antara wajah yang cantik dengan kebodohan. Orang yang cantik atau tampan dan menyadari jika dirinya cantik atau tampan, terlebih jika mendapatkan sanjungan terus menerus dari orang – orang yang ada di sekelilingnya, merasa cukup dengan ketampanan atau kecantikannya lalu berhenti berusaha untuk mengembangkan dirinya. Maka, meskipun ia cerdas pada awalnya, karena kecerdasannya tidak mendapatkan perhatian yang serius, kecerdasan ini menjadi tumpul.

Source by : (c) guruindo.com

Jumat, 27 November 2009

Servern Suzuki : "Pidato Anak 12 Tahun yang Membungkam PBB"

Ditulis Ulang Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag (Tulisan ini adalah tulisan pencerahan - "warisan" buat anak-anakku terkasih)

Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yg bernama Severn Suzuki, seorang anak yg pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental Children's Organization ( ECO ). ECO sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak yg mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak" lain mengenai masalah lingkungan. Dan mereka pun diundang menghadiri Konfrensi Lingkungan hidup PBB, dimana pada saat itu Severn yg berusia 12 Tahun memberikan sebuah pidato kuat yg memberikan pengaruh besar ( dan membungkam ) beberapa pemimpin dunia terkemuka. Apa yg disampaikan oleh seorang anak kecil ber-usia 12 tahun hingga bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, lalu saat pidatonya selesai ruang sidang penuh dengan orang terkemuka yg berdiri dan memberikan tepuk tangan yg meriah kepada anak berusia 12 tahun.

Inilah Isi pidato tersebut: (Sumber: The Collage Foundation)

Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization Kami adalah kelompok dari Kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang kesini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja. Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan datang. Saya berada disini mewakili anak-anak yg kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar. Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan habitatnya. Kami tidak boleh tidak di dengar. Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara. Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker. Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya. Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang? Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya! Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita. Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya. Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah. Dan anda tidak dapat engembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Disini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi dan anda semua adalah anak dari seseorang. Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut. Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama. Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang. Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan. Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi. Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi. Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: " Aku berharap aku kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang " Jika seorang anak yang berada dijalanan dan tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah? Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia, seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India .

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini. Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk. Berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut? Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konperensi ini, mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan mengatakan, " Semuanya akan baik-baik saja , 'kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari segalanya.” Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua? Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu, bukan oleh kata-katamu”. Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari. Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut. Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.

Servern Cullis-Suzuki telah membungkam satu ruang sidang Konperensi PBB, membungkam seluruh orang-orang penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya. Setelah pidatonya selesai serempak seluruh orang yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun itu.


Senin, 16 November 2009

ADEK : "Ibunda, Adek Takut Sama Allah"

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag

Dalam tulisan terdahulu, saya dan suami perlu menghadirkan Allah Robbi Izzati dengan "ramah" pada IFA - Sulungku. Saya dan suami merasa tersentak dan harus belajar banyak dari IFA bahwa apa yang selama ini kami ajarkan tentang Allah, nyatanya ditangkap "berbeda" oleh IFA. Kalimat : "Ifa, jangan berbuat seperti itu nak, Allah akan marah bila berbuat tidak baik !" ..... ditangkap oleh IFA : "Allah lagi ... Allah lagi, pemarah betul Allah itu !". Akhirnya, mulai saat itu saya dan suami berusaha menghadirkan Allah yang "ramah" di matanya. Setelah disentakkan oleh IFA, kini kami disentakkan pula oleh ADEK - bungsu kami yang berusia 4 tahun. Bungsu kami ini orangnya agak pendiam, bertolak belakang dengan "tetanya" IFA yang suka bicara (maota). Badannya pun agak bontot. Belakangan ini, ADEK sudah mulai sering menanyakan pertanyaan kritis kepada saya.

Senja itu, hujan sangat lebat mengguyur kota Padang. Kebetulan belakangan ini, kota Padang tak henti-hentinya hujan lebat setiap sore hingga malam. Biasanya, ADEK dan IFA paling suka melihat hujan itu turun. Tapi bukan untuk mandi-mandi hujan. Kebetulan saya agak kewalahan melarang mereka. Akhirnya saya antisipasi dengan rumus : "IFA-ADEK, hari sudah senja dan mulai kelam .... masuk ke dalam rumah nak !. Jangan diluar, Ibunda takut diluar karena senja nan kelam ini, hantu banyak berkeliaran".

Lantas ADEK bertanya, "Hantu itu apa buk ?".
Bingung saya sebentar, kemudian sekenanya saya jawab, "Hantu itu tak nampak, tapi ibunda takut".
"Ayah juga takut, bu", kata Adek lagi.
"Iyaa, apalagi ayah, ia sangat takut pada hantu".
Karena penasaran, ADEK bertanya lagi, "Tapi hantu itu tidak nampak bu ...... kok takut ?".
Saya bingung lagi, "Karena tidak nampak itulah maka ibu dan ayah takut ...... udah, ayo masuk", kata saya sambil menggendong ADEK dan IFA yang tidak protes lagi.
Dalam taraf ini, saya berkesimpulan ........... ada "senjata" ampuh bagi saya untuk melarang ADEK bermain-main di luar bila hari sudah sore atau senja.

Beberapa hari kemudian .............. !
Malam itu, di ruangan tengah, saya, suami, pengasuh anak, IFA dan ADEK sedang menonton TV. Kebetulan saya menonton sebuah sinetron Islami yang ditayangkan oleh TPI. Kami terlihat serius. Tanpa saya nyana ...... Adek bertanya pada saya, "Bu, kok sering orang di TV itu bilang-bilang Allah, tapi Adek tak lihat mana itu Allah?", katanya pada saya. Mungkin ia terinspirasi pada sinetron Islami yang sering mengeluarkan kata-kata Allah.
Saya jawab pula dengan sekenanya, "Allah itu tidak nampak, nak. Allah itu Tuhan kita"
Jawab ADEK, "Ihhhh, berarti Allah itu sama dengan hantu ya bu, hantu tidak terlihat, Allah juga ... berarti Adek harus takut sama Allah".
Saya dan Suami : "terkejut, melongo dan tersenyum.
Ya Allah Robbi Izzati ..... ADEK telah berikan pada kami pelajaran. Sebelum ini Allah harus kami "ramahkan" di depan IFA, maka di depan ADEK, Allah harus kami "familiarkan". Saya sayang dengan keluargaku.

Insert : Foto ADEK waktu berumur 8 bulan



Rabu, 11 November 2009

Ya Allah ....... Saya Bersumpah

Aku Letih
Dengan Semua Parodi Dunia
Hukum bukan lagi buat mereka yang berhak
Kuasa dan Uang telah bertahta

Ya Allah ........... !!!
Dengarlah Persumpahanku

Saya bersumpah tidak pernah
terima sejumlah dana reksa
penampar wajah keluarga tercinta
air mata di berita adalah penegasnya

Saya bersumpah tidak pernah
diberi sejumlah surga dunia
pencoreng iman dan ketaatan ibadah
ayat suci di udara adalah penegasnya

Saya bersumpah tidak pernah
dijejal sejumlah dana tak terduga
penyumbat mulut juga hati nurani
kurang bukti adalah penegasnya

Saya bersumpah tidak pernah
disodorkan sejumlah tuhan dunia
yang bentuk tunainya asing di mata
pengacara senyum adalah penegasnya

(inspirasi : suarakepala.com)

Ketika Malam Dingin

Dalam dekapan dingin
Empat Tangan Mungil
Dari .......
Dua Putri Terkasihku
Menjadi Penghangat
Pada Malam Itu

Dalam Dekapan Dingin
Tiga Perempuan
Aku ....
Dua Malaikat Kecilku ....
Berada dalam Dekapan "Lelaki-ku"

Tuhan .... Robbi Izzati
Akankah ini
Hanya dalam Dekapan Dunia ?

Aku Ingin Tuhan .... Robbi Izzati
Di "Alam Sana" Nanti
Ini Aku Alami dengan Abadi

Bila Engkau Beri Aku Sorga
Sementara Dekapan ini "Entah Dimana"
Biarlah Sorga Tak Kualami
Tapi ....
Tuhan ...... Robbi Izzati
Berikan Kepadaku Dekapan ini

(Malam Dingin, Awal September 2009 ..... Ketika aku bahagia dalam dekapan orang-orang yang aku cintai)

Sabtu, 24 Oktober 2009

Ketika 7 Keajaiban Dunia Ditanyakan ......

Ditulis ulang oleh : Imla W. Ilham, S.Ag

Sekelompok murid ditugaskan untuk membuat daftar tentang segala sesuatu yang mereka anggap sebagi tujuh keajaiban dunia. Meskipun terjadi beberapa ketidaksepakatan, namun kebanyakan murid membuat daftar sebagi berikut :

1. Piramid di Mesir.
2. Taj mahal.
3. Grand Canyon.
4. Terusan Panama.
5. Empire State Building.
6. St. Peter's Basilica.
7. Tembok Cina.

Ketika mengumpulkan kertas para murid, Pak Guru memperhatikan ada seorang murid perempuan yang belum menyerahkan daftarnya, lalu ia bertanya apakah ia mengalami kesulitan dalam menyusun daftarnya. Murid peremuan itu menjawab," Ya, ada kesulitan sedikit. Aku tidak bisa memutuskan mana yang harus kudaftar. Ada begitu banyak keajaiban." Pak Guru berkata," Jika demikian, bacakan kepadaku apa-apa yang telah kau catat, mungkin nanti aku bisa membantumu." Murid itu ragu sejenak,tapi kemudian membacakan daftarnya, " Menurutku, tujuh keajaiban dunia adalah :

1. menyentuh.
2. merasakan.
3. melihat.
4. mendengar.

Ia ragu sejenak lalu menambahkan :

5. meraba.
6. tertawa.
7. dan mencintai.

Ruang kelas menjadi begitu sunyi sehingga suara jarum jatuh pun dapat terdengar. Kegiatan yang sering kita abaikan, kita anggap sepele dan biasa sesungguhnya merupakan kegiatan yang menakjubkan. Ini adalah peringatan bahwa, hal-hal yang paling berharga dalam kehidupan adalah hal-hal yang tidak dapat kita beli.

Inspirasi : R. Ayahbi (mohon maaf, dikutip bebas)

Sabtu, 17 Oktober 2009

Gempa 30 September : "Syukurku Padamu Ya Allah"

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag

Alhamdulillah, Allah SWT., masih mengamanahkan kepada kami nikmat kesehatan dan amanah anak-anak serta yang lain. Waktu gempa 30 September 2009 yang lalu, saya dan suami berada jauh dari rumah dan anak-anak. Anak-anak berada bersama dengan pengasuh yang sudah cukup lama bersama kami (biasanya IFA dan ADEK memanggilnya dengan "Tante Fera", anak tetangga saya di kampung). Saya dan suami terjebak macet dengan kondisi traumatis yang saya alami. Secara langsung, saya banyak melihat keruntuhan gedung-gedung dan kepanikan masyarakat. Apalagi, waktu itu saya dan suami berada di daerah tepi laut (Sekolah saya berada dekat Pantai Padang, dan seperti biasa setiap sore - kalau tidak sibuk - suami saya pasti menjemput saya). Saya bisa melihat kepanikan masyarakat akan datangnya tsunamy. Akhirnya, lewat perjuangan berat, saya dan suami sampai di rumah hampir jam 24.00 tengah malam (cerita tentang ini lihat artikel dalam Blog suami saya : http://ilhamfadli.blogspot.com/2009/10/padang-ancaman-gempa-88-skala-richter.html dan http://ilhamfadli.blogspot.com/2009/10/g-30-s-baca-gempa-tiga-puluh-september_12.html).

Ketika tengah malam sampai di komplek perumahan kami tersebut, saya dan suami mendapati komplek perumahan dalam susana mencekam ..... listrik padam dan saya lihat banyak rumah yang rusak berat, bahkan ada yang ambruk total. Dalam fikiran saya pada waktu itu, terbayang dua putri mungil yang kami tinggalkan, pasti menangis dan resah luar biasa. Namun Alhamduilillah, sesampainya di depan rumah, rupanya putri-putri kami lagi tidur di teras rumah bersama dengan pengasuh dan beberapa orang tetangga. Karena kasihan, saya tidak membangunkan mereka. Sementara itu, suami bersama beberapa orang pengurus RT/RW mulai keliling komplek untuk melihat-lihat kondisi komplek yang setengah hancur. Sementara itu rumah kami, tidak apa-apa, hanya ada beberapa retak kecil di teras. Syukurku padamu ya Allah.

Jumat, 16 Oktober 2009

Etika dengan Standar yang Bervariasi

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag

Suami saya punya teman, namanya Khilal Syauqi. Masih muda, belum 30 tahun. Lebih kurang 5 tahun ia menuntut ilmu di Mesir, Universitas Al Azhar. "Lc" gelar di akhir namanya dan "Haji" di awal namanya. Di daerah-daerah Timur Tengah, kata Khilal yang Haji ini, kita boleh menjentil-jentilkan hidung anggota kabilah di Padang Pasir atau mengelus-ngelus dagunya seakan-akan dagunya itu adalah dagu kita. Mereka tidak akan marah. Bahkan bila sudah akrab, maka setiap ketemu, biasa saja kepala kita yang ditampar atau gantian kepala kita yang "dijitak". Tapi jangan coba-coba menampar atau menyentuh pantat mereka. Mereka bisa murka besar. Entah karena apa, mereka menaruh hormat kepada bagian tubuh ini. Di Indonesia, kita boleh mengecup tangan seberapa banyak yang kita suka, tapi jangan coba-coba menjamah kepala.

Konon, kita diperbolehkan kentut di sembarang tempat di Amerika, khusus di belahan sebelah utara ..... tapi jangan lakukan di Indonesia. Kurang ajar, bar-bar, kurang pendidikan dan seterusnya menjadi label yang akan dilekatkan kepada kita. Setingkat dibawah kentut, sendawa menjadi sesuatu yang biasa di Indonesia, setidaknya yang saya alami. Ada rasa bahagia dari orang-orang terdekat kita ketika kita makan makanan yang mereka buat, maka setelah kita kenyang, sendawa kita keluar. Mereka akan tersenyum, "Alhamdulillah, tidak sia-sia saya memasak, sudah keluar sendawa anda". Sendawa menjadi signal dan parameter enak-tidak enaknya sebuah makanan. Konon, jangan lakukan hal ini di negara-negara "Barat", sendawa menjadi standar tinggi rendahnya etika seseorang di meja makan................. ketika suaminya saya "sendawa" pada waktu selesai makan, ada rasa senang luar biasa pada diri saya. Ketika suami saya "kentut" (he...he 1000 X, maaf ya bang), apalagi di depan anak-anak kami, saya akan cemberut, dan makin cemberut bila ia memberikan justifikasi, "di barat kentut tidak dilarang", katanya sambil ketawa.

Kamis, 15 Oktober 2009

Air Bangis ........ Nagari Nan Den Cinto

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag

/Aia Bangih dilingkuang taluak/taluak dilingkuang pulau sambilan/manangih adiak sadang taduduak/aia mato jatuh ka pinggan/

Satu hal ................ saya sangat mencintai Air Bangis. Daerah pantai nan indah ini merupakan daerah asal saya dan suami. Bahkan dua putri cantik kami juga lahir di sini, walaupun hanya numpang lahir. Sebagai daerah pantai, Air Bangis merupakan daerah yang indah. Tepat menghadap laut, berbentuk teluk dan didepan teluk tersebut terdapat 9 buah pulau. Di antara pulau-pulau tersebut ........... saya jamin, adalah lokasi terindah di pantai barat Sumatera Barat. Karena keteguhan masyarakat terhadap nilai-nilai agama, eksplorasi daerah ini menjadi daerah wisata oleh pemerintah "belum direstui" masyarakat. Masyarakat Air Bangis masih melihat bahwa eksplorasi wisata tersebut berkorelasi dengan kemaksiatan. Jadi praktis, keindahan pulau dan pantai di teluk Air Bangis belum banyak diketahui orang. Dengan jumlah penduduk lebih kurang 40.000 jiwa dan merupakan pusat pemerintahan kecamatan Sungai Beremas, nagari Air Bangis dikenal sebagai daerah kaya ikan. Di Sumatera Barat, Air Bangis merupakan daerah produsen ikan terbesar (baik ikan basah maupun kering). Hampir semua masyarakatnya beragama Islam, dan nilai budaya-kultural Minangkabau sangat kental. Mau lihat foto-foto "mutiara terpendam" Air Bangis ?





















Sumber foto : Rifkadejavu/Mhd. Ilham/Imla Wifra Ilham/Farhan