Minggu, 12 April 2009

Menjawab dengan Menumbuhkan Imajinasi Anak

Oleh : Imla W. Ilham, S.Ag (Kepala TK-PAUD Citra Al Madina Padang)

Saya ingat lebih kurang empat tahun lalu, ketika saya mengandung Adek (lagi berat-beratnya lho), anak saya IFA menanyakan : “Ibu, adik sekarang sedang apa dalam perut ibu ? Perut ibu kan sempit, pasti adik tak bisa bermain-main seperti IFA”. Bingung juga saya menjawab pertanyaan anakku yang saat itu baru berumur sekitar 2 tahun lebih sedikit. Akhirnya, saya jawab saja dengan menumbuhkan imajinasinya. Memang ada kesan bohong, tapi bila saya jawab dengan jawaban yang sebenarnya, IFA pasti tidak memiliki kemampuan mencerna dan memahami. Saya yakin, akan timbul pertanyaan selanjutnya yang justru berpotensi akan membuat saya kelabakan untuk menjawabnya. Ya… saya bangkitkan imajinasi IFA dan mengatakan bahwa adiknya sekarang sedang bermain sebagaimana halnya IFA bermain di rumah.


Apa pentingnya imajinasi untuk anak? Bukankah itu hanya membuang waktunya dengan lamunan-lamunannya saja yang tak pernah mungkin akan terjadi? Pertanyaan tersebut pasti muncul di benak anda bila anda belum paham apa imajinasi yang boleh dan tidak boleh dia lalukan. Menurut saya imajinasi menumbuhkan daya pikir kreatif anak untuk bisa mengembangkan kecerdasaanya sehingga dia akan berpikir kritis dan selau memiliki second opinion terhadap apa yang dia lihat dan rasakan serta berpikir bahwa selain yang dia lihat mungkin ada yang belum dia lihat yang bisa saja yang membuat hal ini terjadi. Atau intinya mengajarkan sia anak agar mampu keluar dari satu pikiran atau pendapat (out of the box) yang bisa membawa lebih dari satu kemungkinan yang bisa terjadi. Yah memang bila anak anda berpikir atau berimajinasi menjdi superman, ultraman, power rangers, dll tentunya hal tersebut membuat dia lupa waktu tetapi bila dia berimajinasi tentang masa depanya apakah hal tersebut tidak penting? Misal dia ingin menjadi dokter bila dewasa nanti agar bisa mengobati mama dan papa bila sakit, atau dia ingin menjadi presiden sehingga dia bisa membantu dan memperjuangkan orang-orang miskin, atau dia berharap bisa menjadi astronaut sehingga bisa jadi ilmuan dan pergi ke bulan, dsb. Tentunya imajinasi yang baik akan menjadikan dia berpikir untuk meraih apa yang dia inginkan.

Apapun imajinasi mereka yang saat ini dia khayalkan adalah buah dari informasi yang dia dapatkan selama ini. Tanpa informasi yang dia dapatkan maka mustahil dia bisa melakukan imajinasi sesuatu yang sama sekali dia belum pernah lihat tau atau rasakan sebelumnya. Jadi imajinasi yang mereka lakukan adalah bersumber dari informasi yang dia dapatkan sebelumnya, bila informasi yang anda berikan adalah tentang dunia real dan mencerikatan apa dan bagaimana sesuatu yang bisa terjadi dan baik maka dia akan mulai berimajinasi dengan sesuatu yang bisa saja terjadi bila dia berusaha sesuai dengan yang anda ceritakan kepadanya. Tetapi sebaliknya jika anda memberikan informasi tentang hal-hal yang sifatnya hanya khayalan dan tidak pernah akan terjadi walaupun dia berusaha sekuat apapun tentunya dia akan berkhayal hanya pada area yang bisa dia jangkau walaupun dia tahu itu tak akan pernah terjadi. Terangkan apa yang boleh dan tidak boleh dia khayalkan dan bagaimana cara untuk bisa menjadi sesuatu yang dia harapkan dalam khayalannya tersebut dapat menjadi kenyataan.


Tidak ada komentar: