
Kata suami saya, kala itu ia berusia 8 tahun (kelas 2 SD). Kata suami saya lagi, kala itu suasana sedang "sedikit panas", maklum jelang Pemilu 1982. And .... Kata suami saya lagi, waktu itu ia disuruh oleh guru-gurunya memakai pakaian seragam "ala kadarnya" bersama dengan teman-temannya untuk menyambut kedatangan "wong gedong" tersebut. Ketika helikopter mendarat di lapangan hijau Air Bangis, Gubernur dan Rombongan kemudian diarak ke Gedung Pertemuan Nagari. Masyarakat Air Bangis, kala itu, yang berjubel menyambut kedatangan Gubernur tersebut, "terpecah dua", sebagian mengiringi Guberenur yang diarak ke Gedung Pertemuan Nagari, sebagian lagi "menonton helikopter". Singkat cerita, ketika Gubernur sampai ke Gedung Pertemuan Nagari, setelah melalui acara "tetek bengek", sampailah pada acara sambutan resmi dari Bpk. Ir. Azwar Anas yang kala itu sangat gagah. Dalam pidatonya, lebih banyak bernuansakan kampanye (maklum suasana pemilu 1982) - tepatnya mengkampanyekan Golkar -- dibandingkan dengan arahan yang bersifat mencerahkan. Nah .... ditengah-tengah pidatonya, Gubernur meminta seorang anak untuk maju ke depan. Anak yang maju ke depan tersebut adalah anak yang duduk-mencangkung di barisan depan, yang mungkin dianggap oleh Gubernur serius mendengar pidatonya. Padahal, anak tersebut hanyalah melongo mendengar pidato yang isinya "hampir tidak bisa dipahaminya". Dengan langkah pasti nan tegap, walaupun tubuhnya pendek, si anak yang memakai pakaian pramuka "ala kadarnya" serta menggunakan sepatu bot-putih anti air buatan Cina yang dibeli pada Tekong Cina bernama Kiat di Kampung Cina Air Bangis, melangkah menuju tempat sang Gubernur pidato. Si anak tersebut .............. ya, ia suami saya. Kemudian, terjadilah komentar singkat :
Gubernur : Siapa nama kamu ?
Si Anak : Muhammad Ilham, pak Gubernur
Gubernur : Apa cita-cita kamu
Si Anak : Jadi Gubernur, pak Gubernur
Gubernur : wah ............ bagus itu. Apa pekerjaan ayahmu ?
Si Anak : Ayah saya tukang jahit, ibu saya jualan ketupat (jawaban yang komplit)
Gubernur : Bisa baca Pancasila?
Si Anak : Bisa, pak Gubernur
Gubernur : Coba baca !
Si Anak : Pancasila ............ Satu (mulai membaca) dan seterusnya
(Setelah si anak ini selesai membaca Pancasila........... Gubernur kemudian menyuruh si anak untuk mengikuti kata-katanya dengan pekikan yang lantang)
Gubernur : Hidup Golkaaaaaaaaaaaaaar !!!!!!!!!
Si Anak : ?????????? (ia diam)
Gubernur : Ayo, kenapa diam ?
Si Anak : Saya dan ayah saya memilih PPP pak Gubernur, bukan Golkar
Gubernur : .......................... @Gubernur : .......................... @$&$@!# !!!!!!!!!!!!!
amp;$@!# !!!!!!!!!!!!!

Insert : Foto "Ilham Kecil" saat dialog dengan Gubernur Sumbar (Tahun 1982) Ir. H. Azwar Anas