Kamis, 10 Mei 2012

Syukur Nikmat a-la Menteri Kesehatan : "Berdamai dengan Kanker"

Ditulis ulang : Imla Wifra Ilham 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi inspektur upacara pemakaman mantan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih. Saat memberi sambutan, SBY membacakan kata pengantar buku 'Berdamai dengan Kanker' yang ditulis Endang. SBY terkesan akan kata-kata Endang. "Hadirin, tadi pagi saya membaca kata-kata Almarhumah yang telah dipersiapkan medio April 2011 yang lalu, untuk Pengantar Buku yang berjudul "Berdamai dengan Kanker", yang sangat mengharukan dan penuh dengan kearifan," jelas Presiden SBY saat memberi sambutan dalam upacara pemakaman di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Kamis (3/5/2012). SBY lantas membacakan kata-kata Endang dalam Pengantar buku itu sebagai berikut :

"Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnose kanker paru stadium 4 baru ditegakkan lima bulan yang lalu. Dan sampai kata sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya. Tetapi saya tidak bertanya, "Why me?" "Saya menganggap ini adalah salah satu anugerah dari Allah SWT. 

Sudah begitu banyak anugerah yang saya terima dalam hidup ini: hidup di negara yang indah, tidak dalam peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan sosial ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati, dengan dua putera dan satu puteri yang alhamdulillah sehat, cerdas dan berbakti kepada orang tua. Hidup saya penuh dengan kebahagiaan." 

"So .... Why not? Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kanker paru? Tuhan pasti mempunyai rencanaNya, yang belum saya ketahui, tetapi saya merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisa memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik." 

Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para survivor, mari kita berbaik sangka kepada Allah. Kita terima semua anugerah-Nya dengan bersyukur. Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita lakukan dengan sepenuh hati.  Dan .... jangan lupa, nyatakan perasaan kita kepada orang-orang yang kita sayangi. Bersyukurlah, kita masih diberi kesempatan untuk itu."

:: Membaca kalimat-kalimat di atas, saya kembali memahami bahwa syukur ni'mat itu, tidak harus mengikuti ukuran kebahagian yang dipahami secara umum. "Ketika satu pintu ditutup oleh Tuhan, tanpa kita sadari, pintu-pintu lain banyak yang terbuka". Selamat jalan ke haribaan Allah Azza Wajalla bu Endang. Semoga bahagia selalu. Amin. 

Sumber tulisan (tulisan miring) dan foto : tempointeraktif.com

Tidak ada komentar: