Kamis, 12 Agustus 2010

Ketika Sang Kakak "Mencemburui" Adiknya !

Oleh : Imla Wifra Ilham

Setiap anak mempunyai harga diri yang pada prinsipnya - dan seharusnya - wajib dihormati, bahkan oleh orang dewasa sekalipun. Anak-anak itu hanyalah makhluk kecil yang tidak mampu melawan. Kalaupun - seandainya - harga diri mereka terinjak, mereka tidak memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu. Anak-anak yang di"hidupi" dengan merendahkan diri mereka, kelak akan tumbuh (berpotensi) dengan kepribadian yang tidak sempurna. Pendapat anak-anak usia dini sekalipun, haruslah dihargai, meski hal itu terasa sangat menggelikan di mata orang dewasa. Sering kali kita menjumpai, seorang anak kecil yang telah menjadi "kakak" memiliki "adik kecil", membuka-buka bungkusan kiriman dari orang yang datang menjenguk adiknya. Padahal semua itu adalah hadiah untuk keperluan adiknya yang masih bayi. Bisa saja kemudian, si kakak akan menyimpan barang-barang hadiah untuk adik bayinya, untuk dirinya sendiri. Ada celana, sepatu lucu, bantal dan seperangkat alat makan, semua disimpannya. "Ini kepunyaanku, tidak boleh diambil", kata sang kakak. Ibu yang baik, pasti tidak menghardik sang kakak dan mengatakan .... "ini untuk adik bayimu, bukan untuk kamu!".

Kedatangan adik bayi, bagi sang kakak biasanya dianggap sebagai kompetitor. Sesuatu yang naluriah dan alamiah. Kasih sayang akan mereka rasakan terbagi. Dan ini lumrah, karena memang sang kakak yang masih anak-anak, tidak begitu memahami keharusan orang tua untuk berbagi kasih sayang. Dan kecemburuan akan terlihat nyata. Untung-untung, sang kakak tidak mencederai adik bayinya secara fisikal. Untuk itu, butuh kelemahlembutan orang tua memahami gundah gulana sang kakak. Begitu banyak cara agar sang kakak bisa empati. Salah satunya adalah dengan memperlihatkan foto-foto masa bayinya.

Beruntung, jika ibu masih menyimpan foto-foto masa kecil sang kakak. Foto ketika sedang digendong ibu, sedang tidur dalam pelukan ayah atau ketika sedang menangis sekalipun. Dengan melihat suasana foto-foto tersebut, ibu akan jauh lebih mudah memberikan pemahaman kepada si kakak tentang bagaimana besarnya kasih sayang ayah ibu padanya. Memperoleh keistimewaan dan perhatian sepenuh hati dari semua keluarga. Melihat fotonya sedang menangis, lebih mudah bagi ibu untuk memberikan pemahaman tentang bayi kecil yang pekerjaan tetapnya adalah menangis. Jika kakak menerima pemahaman ini, akan menumbuhkembangkan empatinya ketika adik bayinya menangis.

:: kupersembahkan artikel ini untuk anak sulungku IFA (7 tahun) yang ketika ia berumur 3 tahun "protes" dengan kehadiran adik bayinya Adek (Malika). Hari ini, mereka berdua seakan "menyatu" ketika melihat foto-foto masa kecil mereka yang "pernah" digendong dengan mesra oleh ayah ibu mereka, pernah menangis dan seterusnya. Mereka berdua yang hanya berjarak umur dua tahun ini, terkadang sering bergurau sambil berkata, "Ifa dan Adek ternyata sama-sama cengeng waktu kecil".

:: Foto Ifa dan Adek ! (Ibunda sayang pada kalian berdua, tak berbilang dan tak berbagi)

Tidak ada komentar: