"Catatan" IMLA W. ILHAM: Katupek Koghak : Kuliner Khas Air Bangis

Jumat, 01 Juni 2012

Katupek Koghak : Kuliner Khas Air Bangis

Inilah Kuliner Khas Air Bangis.

"Katupek Koghak" (Ketupat Kerak).

Di pulau Andalas ini, sulit menemukan makanan seumpama ini. Dengan bahan SIPULUIK, direbus dengan santan, kemudian di goreng. Kerak-nya itu braay, berderak-deruk. Dimakan dengan sambal, favorit biasanya : "gulai hiu" atau "udang" PERGETOK jengkol bin jering. Teringat masa kecil, makan ketupat ini di pinggir sungai, sambil mencangkung. Rasanya, ayah uleeee !!

Tersebabkan ini pula (salah satunya), rindu beta pada negeri tepi laut dimana Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Tambusai dan Tuanku Rao dulunya pernah berperang melawan kolonial Belanda - tetap terjaga hingga sekarang.

(catatan dari Facebook Muhammad Ilham Fadli)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IMLA W. ILHAM (Bunda IFA - ADEK)

Ibunda dari Aura Izzatul 'Afifa @ Ifa, Aura Malika Asy-Syifa @ Adek dan Aura Mikaila Sovia @ Kayla, lahir di Air Bangis September 1978. Nama suami Muhammad Ilham (PNS/Dosen Fak. Ilmu Budaya Adab IAIN Padang). Profesi sehari-hari adalah Kepala PAUD Citra Al Madina Padang ..... dan tentunya sangat menikmati menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga. Alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Padang Akhir Tahun 2000 ini, pernah mendapat pendidikan tambahan di PAUD Masjid Istiqlal Jakarta Tahun 2002 serta mengunjungi beberapa negara (Malaysia dan Singapura) untuk komparasi Pendidikan Anak Usia Dini. Pengagum Kak Seto, Rabiah Al-Adawiyah serta suami tercinta ini, sangat suka memasak (khususnya memasak masakan kesukaan suami : goreng balado ikan teri kering) dan menanam bunga di seputaran rumah. Fantasi terbesar hanyalah mampu mengabdikan diriku buat Agama dan Keluarga secara total, "menjadi teman terbaik dalam kondisi apapun" bagi suamiku. Buat "buah hatiku", saya menginginkan anak-anakku bisa jauh melebihi ayah dan bundanya dari semua aspek yang positif.

"Bunda adalah yang terhebat di dunia
sebab ia melahirkan kehidupan
dan memberi nyawa pada kata cinta."
Abdurahman Faiz (Nadya: Kisah dari Negeri yang Menggigil)

Ibu, dengan segala makna di dalamnya. Ia tidak sekadar menjadi istri dari seorang suami. Tetapi ibu merupakan cahaya bagi sebuah keluarga. Penerang jalan bagi anak-anaknya dan mitra kerja yang mendukung sang suami. Ibu, takkan pernah bisa diungkap dengan satu kata. Bahkan beribu kata juga tidak akan mampu mengungkap peran dan jasanya. Bahagia dan Banggalah jadi seorang Ibu !!