Jumat, 01 Juni 2012

Umak yang Berbedak Beras


Catatan Muhammad Ilham #9

Rindu dengan almarhumah umak.
bulan ini wanita lugu berbedak beras itu, harusnya ulang tahun.





















Mak, anakmu ini kadang-kadang seperti Malin Kundang.
Jarang menengok kuburanmu di kampung halaman.
Padahal saya tahu, sayangmu padaku tak berbilang.
Masih segar dalam ingatan
Ketika membedaki mukaku dengan bedak viva
(Agar saya dikagumi wanita, katamu)
Melumuri rambutku dengan kemiri
(Kemiri adalah minyak rambut nomer satu di dunia, katamu)
Memakaikan celanaku dengan hati-hati
(Agar saya tidak kesakitan karena baru bersunat di Mantari kampung)
Kamu peluk saya dan berkata : 

"semoga anak umak jadi orang. bila jadi orang, satu pinta umak, bawa umak ke Padang, 
walau satu hari, kita naik bendi).

Ingat aku Nagabonar :
Bujang ........ tak ada yang aku takuiti di dunia ini
Belanda ?
Uiiiiiih ....... pelor berseliweran, kubabat habis mereka hingga pungkang-lintang ke Lubuk Pakam dan Berastagi
Hanya satu yang kutakutkan Bujaaaannnng ?
Siapa, bang ?
" ....... Mak-ku"
(dan Bujang pun ketawa)
" .... kurobek mulut kau nanti Bujang, jangan kau cemoohkan mak-ku, 

bulan-purnama bulatpun ditanganku, 
tak bisa gantikan mak di mataku. mengerti kau ??)

Bujang ...... sudahkan kau beli sirih untuk mak ??






(dari Facebook suami : Muhammad Ilham Fadli FB)

Tidak ada komentar: