Kamis, 28 Juni 2012

Kisah Sebatang Pensil

Ditulis ulang : Imla W. Ilham
(c) renungan pagi Yeyen Kiram



Seseorang memberiku pensil, dan hanya berpesan.
Gunakanlah semampumu ?
Lama, merenung memikirkan sebatang kayu,
Berisi kapur pekat bewarna gelap ditengah-tengahnya
Apa saja pesan yang bisa dibaca?
Bukankah pensil hanya akan aman jika berada ditangan terbaik yang memilikinya ?
Pensil ini juga baik jika digunakan dalam keadaan runcing.
Berarti harus dipertajam selalu, dan itu menyakitkan bagi diri pensil sendiri.
Pensil mampu memperbaiki kesalahan kita, melalui dirinya.
Lalu, manakah bahagian terpenting dari pensil, 

Selain pada bahagian terdalam dari diri batangnya ?
Apakah kita juga demikian, 
Dimana bahagian terpenting dari kita sungguhnya
Ada pada jati terdalam di ruang hati.

Baiklah, kita memang harus tetap menulis, 

Agar bisa tinggalkan jejak yang jelas.
Bukankah, 

Dari waktu ke waktu kita selalu alami pengalaman demi pengalaman yang menyakitkan, 
Melalui pelbagai kesulitan dan persoalan. 
Dan pengalamanlah yang diperlukan untuk mampu jadi pribadi yang kokoh serta matang.
Salam.

Tidak ada komentar: